26 Sept 2013

Di tilang cinta lampu merah, Cerpen


Hari ini Daniel tergesa-gesa untuk berangkat bekerja, manager dari salah satu perusahaan ternama di Jakarta, tampangnya yang kece membuat dia dikenal oleh seluruh karyawan perusahaan terutama karyawan wanita. Namun dibalik tampangnya yang kece Daniel termasuk orang yang pelupa jika akan melakukan suatu hal.
            Contohnya pagi ini, mobil yang biasa Daniel pakai ke kantor tiba-tiba rusak ketika dikeluarkan dari garasi, akhirnya Daniel meminjam motor milik satpam rumahnya. Daniel segera menjalankan motornya untuk menuju ke kantor, namun ketika dia berhenti di lampu merah, Daniel malah diperintahkan untuk menepikan sepeda motornya ke pinggir jalan dekat trotoar lampu merah oleh seorang polisi wanita yang memakai helm.
             “Aduh, bu tolonglah bu saya udah telat ngantor nih”
            “Lagian salah saya apa?” protes Daniel.
            “Saudara tidak mengenakan helm” balas polwan itu secara tegas.
            Daniel segera meraba kepalanya “Hehehehe, maaf bu saya buru-buru tadi jadi lupa, tolonglah bu jangan ditilang ya” pinta Daniel.
            “Tidak bisa, anda sudah melanggar jadi anda harus ditilang” tegas polwan itu lagi.
            “Aduh bu, jalan damai aja deh,, ibu mau saya bayar berapa?” tawar Daniel.
            “Maksud saudara apa?”
            “Ya damai gitu bu, nggak usah diperpanjang”
            “Masa nggak ngerti sih, bu?” tambah Daniel kesal.
            “Anda pikir semua orang bisa dibayar oleh uang anda?”
            “Ah ibu, nggak usah jual mahal bu, saya tahu kok ibu sebenarnya mau, kan?” goda Daniel.
            “Jaga mulut anda!” tegas polwan itu dengan nada meninggi.
            “Aduh bu jangan jual mahal deh, damai aja deh biar cepet, lagian biar ibu bisa beli susu buat anak-anak ibu”.
            “Sekali lagi saya tegaskan tolong jaga mulut anda!”
            Daniel terdiam.
            “Tunjukkan SIM, STNK, dan KTP anda!”
            Daniel segera mengeluarkan SIM C serta KTP nya dari dalam dompet.
            “Bapak Daniel Ramadhansyah, pekerjaaan pegawai swasta, alamat rumah dijalan Kebayoran Lama no 50” polwan itu membacakan identitas Daniel serta mencatatnya dibuku pelanggaran.
            “STNKnya mana?”
            “Aduh bu, STNKnya disatpam saya, tadi saya lupa minta karena tergesa-gesa”
            “Berarti pelanggaran saudara jumlahnya 2, satu tidak memakai helm yang kedua tidak membawa STNK” polwan itu kembali mencatat pelanggaran yang dilakukan Daniel.
            Daniel mulai gelisah, pasalnya dia sudah terlambat selama 20 Menit dan meeting akan dimulai 15 menit lagi.
            “Sekarang saudara ikut saya ke kantor!”
            “Aduh bu, tolonglah bu, damai aja deh damai, ibu mau berapa? Saya sudah telat ke kantor dan saya ada meeting penting bu dikantor” tawar Daniel lagi dengan wajah memelas.
            “Saya sudah bilang tolong jaga mulut anda!” seru polwan itu yang mulai terpancing emosinya oleh Daniel.
            “Kalau ibu memang tidak suka disogok kenapa ibu dari tadi memakai helm?” protes Daniel.
            Polwan itu pun segera melepas helmnya, dan nampaklah sosoknya yang ayu, cantik, dan manis serta kulitnya yang bersih terawat dengan potongan rambut pendek yang rapi persis seperti polwan-polwan cantik yang ada ditelevisi-televisi.
            Daniel sangat takjub ketika melihat paras polwan yang sangat ayu itu. Dia terpaku dan membayangkan polwan itu menjadi kekasihnya bahkan istrinya. Daniel kini merasakan yang namanya jatuh cinta kepada seseorang, jatuh cinta pada pandangan pertama dan jatuh cinta gara-gara ditilang dilampu merah.
            “Bapak Daniel Ramadhansyah” panggil polwan itu.
            “Bapak Daniel Ramadhansyah!” panggil polwan itu lagi dengan nada yang lebih tinggi dan membuat Daniel tersadar dari lamunanya.
            “Briptu Diana Putri Lestari” Daniel membaca papan nama polwan itu.
            “Mari ikut saya ke kantor” pinta Diana.
            Daniel pun akhirnya mengikuti Diana menuju ke kantor polisi terdekat. Setibanya disana Diana melapor kepada atasannya tentang pelanggaran yang telah dilakukan oleh Daniel pagi ini.
            “Dimana orangnya?” Tanya komandan.
            “Siap ada didepan komandan” jawab briptu Diana tegas.
            “Tolong suruh menghadap saya” pinta komandannya.
            Briptu Diana pun segera menghampiri Daniel sementara Daniel menatap Briptu Diana dengan sorotan mata memuja.
            “Saudara Daniel Ramdhansyah, mari ikut saya untuk menghadap komandan”
            “Hah? Apa?” Tanya Daniel yang memang tidak mendengarkan perintah dari Briptu Diana.
            “Saudara Daniel Ramadhansyah mari ikut saya untuk menghadap komandan” tegas Briptu Diana.
            Daniel pun segera berdiri dan mengikuti briptu Diana untuk menghadap atasannya.
            “Saudara Daniel silahkan duduk” kata Komandan Danu.
            “Iya, terimakasih pak” balas Daniel yang kemudian duduk dikursi yang berhadapan dengan komandan Danu untuk dimintai keterangan.
            “Briptu Diana silahkan melaksanakan tugasnya kembali” perintah komandan Danu
            “Siap komandan” jawab briptu Diana sembari memberi hormat.
            “Lah mau kemana briptu Diananya? Briptu Diananya disini saja” pinta Daniel.
            “Saudara Daniel Ramdhansyah, saudara mau saya tambahkan kasus pelanggarannya?” tegas briptu Diana.
            Daniel diam membisu, dia sangat masih ingin memandang paras nan elok dari sosok briptu Diana.
            “Briptu Diana silahkan meninggalkan ruangan” perintah komandan Danu lagi.
            “Siap dilaksanakan komandan” Diana memberi hormat kembali, lalu segera keluar dari ruangan itu menuju ke pos  jaga didepan kantor.
***

Add Comments

Tinggalkan komentar ya, supaya aku bisa mengujungi situs milikmu. Diharapkan jangan menyimpan link hidup di kolom komentar karena otomatis akan dihapus. Terima kasih :)
EmoticonEmoticon