28 Feb 2017

Cara Membuat Agar-agar Pop Ice | Milkshake Favorit

Pada kenal Pop Ice kan? Muncul di tahun 2002 an, Pop Ice masih eksis dan makin eksis sampai sekarang. Karena Pop Ice Idolaku ini mengikuti perkembangan jaman dan teknologi. Dari mulai website official, Fanspage facebook, twitter sampai instagram pun ada. Udah gitu, admin sosmednya baik hati luar biasa. Dengan sabarnya menjawab pertanyaan kalian satu persatu.

Selain itu Milkshake favoritku ini selalu berinovasi. Iya, sampai sekarang udah ada 30 varian rasa lho. Dengan banyaknya varian rasa itu, selain di minum, Pop Ice juga bisa dijadikan campuran untuk membuat camilan seperti agar-agar, es buah, cendol, bahkan kue. Nggak percaya? Cek deh official websitenya Pop Ice Idolaku, dibagian fun, ada beberapa resep menarik yang patut dicoba.


Selain kemarin ngeshaker Pop Ice Taro dan Permen Karet. Aku juga membuat agar-agar enam rasa menggunakan enam rasa Pop Ice yang berbeda. Bahan yang harus disiapkan simpel kok. Pop Ice lyche, strawberry, melon, vanilla blue, grape dan mango. Agar-agar swallow 2, santan siap pakai 2, gula pasir secukupnya, air.


Ambil satu bungkus agar, masukan ke dalam panci, tambahkan 5 gelas air dingin matang, santan dan aduk sampai rata. Setelahnya dibagi ke dalam lima gelas. Ambil satu gelas, masukan ke dalam panci lagi, campur satu Pop Ice ke dalamnya. Nyalakan kompor, masak hingga mendidih. Masukan ke dalam cetakan. Dilakukan berulang hingga lima rasa.


Ini harusnya enam rasa lho. Kenapa cuma empat? Karena yang vanilla blue dan grape, aku gak sabaran mengeluarkan dari cetakannya, jadi yaa gak berbentuk. Akhirnya gak aku fotoin. Sementara yang mango itu terpisah, dia jumlahnya 3 Pop Ice Idolaku dicampur satu bungkus agar-agar dan santan plus sedikit gula.


Kamu pilih yang mana? Strawberry apa melon? Membuat agar-agar Pop Ice seru lho, soalnya aku jadi bisa masak bareng mama. Jarang-jarang bisa begini. Bahkan mama sampai kesel karena aku lupa masukin agar-agarnya untuk dicampur sama Pop Ice Mango. Iya, aku fokus masukin oreo ke agar Pop Ice lyche dan vanila blue jadi lupa.


Nih, kupotong-potong sedikit jadi empat rasa buat kamu! Tapi bohong, buat aku aja agar-agarnya. So gaes, milkshake favoritku ini memang gak ada duanya deh. Diminum langsung enak, dibuat campuran bahan makanan yang manis juga enak. Dan, membuat Pop Ice bisa bareng orang yang kamu sayang. Biar makin dekat deh.

Oh ya, agar-agar yang lyche sama grape cocok buat kamu yang lagi patah hati, atau yang pengen rasa buah segar di siang bolong. Soalnya ada manisnya dan ada asam-asamnya sedikit. Seger deh. Kalau buat santai mah cocoknya yang strawberry, melon, mango sama vanilla blue.

Psst, buat yang mau kepo soal event-event berhadiah atau pengen tahu tentang fakta unik dan quote yang bikin baper, cek di twitter dan fanspage Pop Ice Idolaku di bawah ini :

Twitter : @PopIceOfficial
Facebook : @PopIceOfficial
Website : popice.co.id
IG : @popiceofficial

Pop Ice - Kamu Memang Idolaku

Lima belas tahun telah berlalu sejak pertama kali aku melihatmu dilayar kaca dan menginginkanmu hingga merengek pada mama. Ya, saat itu usiaku baru menginjak 9 tahun. Kenapa waktu begitu cepat berlalu, ya. Rasanya baru kemarin aku dan mama mencari-cari kamu ke warung-warung terdekat dan akhirnya menemukanmu di pasar. Kamu yang manisnya mengalihkan duniaku.


Di sekolah menengah pertama, akupun menemukanmu di warung yang bersebrangan dengan gerbang sekolah. Varian rasamu semakin bertambah. Aku yang dulu hanya mencoba cokelat, strawberry dan melon bertambah menyukai vanilla blue. Vanilla blue yang selalu laris setiap harinya. Dan demi merasakan kesegaranmu, aku harus menunggu cukup lama karena antrian pesanan yang banyak. Karena sesuai taglinemu. Kamu minuman idolaku, Milkshake favoritku. Pas kerja di Garut tahun 2014 lalu, aku rela ngantri di antara anak SMP demi Pop Ice, milkshake dipakein es krim.

Hai Pop Ice, Pop Ice Idolaku, terima kasih karena telah hadir untuk turut memaniskan dan menyegarkan hariku. Di mana-mana kini aku bisa menemukanmu. Dengan harga yang terjangkau. Murah tapi nggak murahan. Iyes, seribu udah dapet Pop Ice satu pcs. Tapi kalau di blender, udah ditambah es krim, bubble, oreo sama toping lainnya sih harganya juga lain. Tapi masih tetap terjangkau dan makin enak. Dan demi kamu aku rela menunggu hingga tiba giliranku menikmati dirimu.

Kamu yang terus berinovasi dengan menghadirkan rasa-rasa baru selalu berhasil membuatku penasaran. Kini, kamu memiliki 30 varian rasa. Yang terbagi ke dalam chocolate & vanilla flavour, coffee flavour, yoghurt flavour, bubble gum flavour dan fruity pop. Wahai Pop Ice, milkshake instan favoritku.

Kemarin, aku mencari rasa kacang hijau dan avocado chocolate, tapi belum menemukannya. Ah, sungguh mati aku jadi penasaran dengan rasa keduanya. Tapi, kecewaku terbayar dengan menemukan rasa Taro. Ya, Pop Ice rasa Taro. Padahal aku nggak terlalu suka talas lho. Tapi penasaran kalau minuman rasa talas itu cem mana rasanya. 


Pop Ice rasa Taronya kubawa pulang beserta 11 rasa lainnya. Chocolate, Lyche, Strawberry, Soursop, Mango, Durian, Avocado, Permen Karet, Vanilla blue, Grape, Melon. Plus keju, cokelat, oreo dan meises. Di rumah aku menyiapkan es batu dan gelas untuk mengocok Pop Icenya.


Caranya, masukan pop ice, air dan es batu sesuai saran penyajian di belakang kemasan. Kurang baik apa coba Pop Ice. Pop Ice Idolaku banget deh, saran penyajiannya aja ada tiga. Di blender, dishaker dan di seduh air panas. Iya, pop ice bukan cuma menyegarkan tapi bisa menghangatkan tubuh di cuaca dingin yang nggak menentu seperti sekarang ini.


Tada, jadilah milkshake favoritku rasa Taro dan Permen Karet. Yang permen karet topingnya mulai tenggelam pas di foto.


Aku bersama Pop Ice Taro dan Permen Karet.


Ini aku bersama Pop Ice Taro yang kini termasuk ke dalam Milkshake favoritku. Rasa manisnya pas, terus lembut dilidah. Gak meninggalkan rasa aneh dilidah atau tenggorokan. Juara legitnya. Maaf, tinggal sedikit. Udah di minum. Aku khilaf, habis aromanya menggoda.


Ekspresiku melihat toping yang benar-benar tenggelam. Yang permen karet itu aromanya menggoda banget. Selalu suka deh.

Oh ya, Pop Ice juga mempercantik warung penjual Pop Ice di beberapa kota jadi Pop Ice Corner yang kece. Nyaman dan cozy suasananya. Enak banget tuh buat nongkrong bareng geng atau gebetan atau pacar kamu. Mau tahu lokasinya di mana aja? Kepoin aja web officialnya ya. Selain itu, Pop Ice juga sering mengadakan kuis-kuis berhadiah di fanspage dan twitternya. Udah gitu ya, adminnya sabar banget menjawab pertanyaan kamu satu persatu. The best deh, Pop Ice Idolaku. Kamu memang idolaku.

Twitter : @PopIceOfficial
Facebook : @PopIceOfficial
Website : popice.co.id
IG : popiceofficial

Generasi Milenial, Kamukah Itu?


Kya, LBI makin keren deh bikin tema tiap pekannya. Makin berat dipundakku #apasih. Yup, pekan ke delapan temanya tentang generasi milenial. Jadi, ada yang sudah tahu tentang generasi milenial. Kamukah generasi milenial itu?

Menurut hasil penelusuran di mbah gugel. Ada beberapa situs di page one yang menerangkan tentang generasi milenial yang lebih dikenal dengan Gen Y. Dari beberapa artikel yang kubaca, entahlah mana yang paling akurat. Soalnya, ada yang bilang generasi milenial aka gen Y ini, generasi yang lahir pada tahun 1980 an sampai awal 2000 an. Ada yang bilang 1980 sampai 1994, 1980 sampai 1997 ada juga yang 1981 sampai 1994. Bingung? Sama! Tapi ya, aku yang 1993 mah berarti masih masuk tuh ke gen Y. Jadi, apa aku benar-benar gen Y? Berdasarkan perasaan sih, aku cuma 50 dari 100 % gen Y. Bentar, aku mau jelasin dulu kenapa di rentang kelahiran tahun segitu disebut generasi Milenial aka gen Y.

Balik lagi ke artikel yang kubaca. Ungkapan gen Y sendiri muncul pertama kalinya di editorial koran besar Amerika Serikat pada Agustus 1993 #barulahirakumah. Generasi ini banyak menggunakan telekomunikasi instan seperti e-mail, sms bang sms siapa ini bang, instant messaging dan media sosial juga game online. Katanya eh katanya, gen Y ini ketergantungan teknologi. Iya gitu, coba kamu cek diri sendiri. Aku sih yes, tapi sedikit #ngeles. Gen Y pun termasuk populasi yang paling tinggi dibanding generasi sebelumnya seperti baby boomer dan x. Mencapai 70 juta jiwa. Gen Y, juga merupakan generasi yang suka coba-coba dan peduli terhadap teknologi terbaru. Iyalah, yang bikin facebook itu juga dari gen Y - Mark Zuckerberg.

Ciri-ciri gen Y lainnya adalah : 
Menomorsatukan pendidikan. 
Banyak yang mengejar gelar dan pendidikan tinggi. Menurut survey, kalau di tahun 1979, dapat gelar sarjana udah cukup. Nah kalau gen Y, dia terus kepingin belajar-belajar dan meraih pendidikan setinggi mungkin, S2, S3. Berarti aku emang setengah milenial. Niat mau sampai S1 aja kalau Tuhan mengijinkan.

Tak bisa jauh dari sosial media, dan melakukan personal branding.
Aku tak bisa  hidup tanpa handphone, hidup tanpa twitter dan dirimu dan dirimu  Gen Y aka generasi milenial gak bisa jauh-jauh dari sosial media. Segala kegiatan sehari-harinya di unggah ke sosial media dan harus sesempurna mungkin untuk mengundang like, komentar dan share. Semacam memperkenalkan diri, ini loh aku, ini loh kegiatanku, aku punya ini, punya itu banyak sekali. Gak pa-pa sih ya kalau positif macem tutorial a,b,c,d ... z. Terus bakal down kalau ada yang komentar negatif dan kebanjiran haters. Aku, aku sih udah gak rajin post di sosmed, kalau di blog baru deh iya #ngeleslagi. 

Suka belanja online, ada juga yang jadi digital entrepreneur. Terus lebih suka bayar pake kartu-kartuan daripada bawa uang cash.
Ngahaha, siapa sih yang gak suka sama kemudahan nyang satu ini. Tinggal klik-klik-klik, bayar. Barang datang ke rumah. Walau kadang ada onlen sop yang barangnya beda antara gambar sama realita. Kalau kartu-kartuan mah aku gak punya, punyanya uang receh, serebuan lima lembar #efekfeebelumcair. Aku baru mulai tuh usaha online, jualan bunga-bungaan kertas. Kamu gak mau beli gitu? Cek IG @handmade.gemaulani gih #promosi Lol.

Liburan adalah kebutuhan utama.
Hayo yang suka nulis status kurang piknik, butuh piknik atau yang jalan-jalan terus. Fix kamu generasi milenial kekinian. Dan aku bukan bagian dari ini #piknikbisadihitungpakejari.

Suka beli lagu di Itunes, Joox, Spotify, Netflix dan lainnya. Aku nggak, nggak mampu beli ngahaha. Dengerin radio aja deh #melipir.

Lebih memilih ponsel daripada TV. 
Nah ini sih 50:50 buat aku ya. Kadang butuh tv juga. Da streaming wae mah kuota wassalam. Tapi emang intensitas nyari berita lebih banyak di ponsel ketimbang tv sih kalau sekarang.

Tak segan memberikan review buruk terhadap suatu produk.
Generasi yang jujur apa adanya gitu, ya? Hwa, aku sendiri masih atut sih kalau ngasih review buruk secara gamblang. Paling ya, bahasanya diperhalus. Macem, saya kurang cocok dengan produk ini.

Tunggu sukses baru menikah.
Katanya, generasi milenial baru akan menikah setelah dia mapan. Nyatanya kalau dilihat berdasarkan tahun kelahiran sih, nggak begitu ya. Banyak kan-kan-kan yang nikah muda. Kalau aku sendiri belum nikah karena, emang belum mau nikah, belum siap, belum ada jodohnya pula #siapayangnanya.

Lebih terbuka soal pandangan politik.
Aku gak ikutan ya-ya-ya #ngeleslagidanlagi. Dan masih banyak lagi ciri lainnya. Bacalah sendiri di sumber terkait. Nanti kutulis di bawah.

Nah, gimana. Masukah kamu ke dalam generasi Y sebagai generasi milenial? Kalau aku ya tadi itu, cuma setengah. Karena aku idem sama blogpostnya mba Ririe kalau gak salah kemaren ngintip tapi belum komentar #maafinya. Generasi milenial bukan menurut tahun kelahiran atau dia generasi apa tapi milenial itu jadi gaya hidup. Jadi gak menutup kemungkinan dong kalau yang berada dalam rentang generasi x juga bisa disebut generasi milenial juga kalau kesehariannya seperti di atas.Oh ya, setelah generasi Y, ada generasi Z yang rentang kelahirannya singkat banget dan yang paling baru generasi alpha aka gen A. Gen A dikabarkan bakal jadi generasi yang pinter-pinter karena emak sama bapaknya generasi Y sama Z.

Jadi blogger harus berbuat apa untuk mengundang pembaca dari generasi milenial? Lha yang jadi blogger kebanyakan generasi milenial kok. Liat aja, pada melek teknologi, up to date, bikin blogpostnya yang enak dibaca dan informatif, ditunjang desain grafis, gambar-gambar hasil jepretan yang kece, terus vlog. Intinya sih memperbaiki kualitas diri dan blognya, bahas informasi yang up to date atau yang lagi viral, tapi jangan yang SARA atau merugikan orang lain ya. Viral sih viral tapi .... 

Kalau aku? Aku yang setengah milenial mah ya ngeblog, ngeblog suka-suka aja. Ada yang baca syukur, gak ada ya udah. Kan udah dikasih deskripsi tuh di header. Blog ini tempat curhat di tengah kehidupan yang membosankan dan penuh gelombang.

Kalau kamu, coba dilihat. Generasi milenialkah kamu? Kamukah itu? Iya kamu.

Sumber terkait :
hitsss.com
brilio.com
4muda.com
liputan6.com
27 Feb 2017

50 : 50 - Nulis Dan Ngeblog Pake Ponsel


Hallo, masih adakah yang melek? Aku mau ngasih tahu, mulai hari ini bakal ada label/kategori baru di blogku. Ya, siapa tahu ada silent reader yang setia mampir ke sini padahal blogpostnya absurd. Terima kasih ya buat kamu, iya kamu yang udah setia mampir dan baca walau habis satu kalimat langsung di close.

Jadi di 50:50 ini, bukan mau ngomongin kuis wants to be a millionare ya. Aku ulang lagi ya, di 50:50 ini aku bakal ngebahas, curhat, sekaligus berpendapat dari sudut pandang dan pengalaman sendiri tentang enak-gak enaknya suatu hal. Tentang untung sama ruginya. Kelebihan dan kekurangan.

Nah, untuk permulaan aku bakal bahas tentang nulis dan ngeblog pake hape. Sekalian mau pamer kemarin habis muncul di #dotsCHAT nya @dotsemarang. Pasti kamu pengen bilang, halah gitu doang pamer, norak deh! Iya, aku emang norak, jadi biarin aja yaa. Jujur, pas dikasih pertanyaan secara langsung apalagi menjelaskan tentang sesuatu. Aku teh suka gerogi, belibet kalau mau menjelaskan, terus typo. Lalalala. Typo-nya bikin pengen tarik selimut terus bobo seharian #malutauk. Jadi mohon maaf sebesar-besarnya karena jawaban yang kurang-kurang-kurang dan juga typo. Selain itu, kemaren deg-degan karena sinyal internet yang timbul tenggelam.


Nulis, apalagi ngeblog lewat ponsel itu punya kelemahan dan kelebihannya. Mau tahu apa aja? Aku bakal jelasin sesuai pertanyaannya ya.

Pertanyaan 1 :


Jawaban 1 :

Nah, jawaban pertama aja, aku mah udah typo #tutupmuka. Harusnya *saja bukan *sana. Maklum, jempol sama jarinya kegedean. Jadi, kenapa aku bilang ngeblog lewat ponsel itu asyik? Gak cuma ngeblog sih, nulis juga. Asyiknya karena bisa nulis plus ngeblog kapan saja dan di mana saja. Sambil ngantri tiket kereta lokal tuh, kan lumayan. Atau sambil gogoleran cantik di kasur, kemudian ketiduran.

***
Pertanyaan 2 plus jawaban :


Jadi, aku ngeblog lewat ponsel itu sejak awal tahun 2016. Pas ikutan LBI tahun lalu tuh. Terus ikutan #30HariMenulisSuratCinta. Terus sering bangetnya per-oktober 2016 sampai sekarang. Ini aja blogpost perdana label 50:50 dibuat pake ponsel.

***
Pertanyaan 3 plus jawaban :


Iyes, alasan utama karena laptop hampir rusak. Kenapa hampir, seperti curhatan di blogpost berjudul perihal chemistry, kipas laptop kesayangku kadang muter, kadang nggak. Mau ganti, belum punya do it. Kalau ada yang mau nyumbang do it, laptop, ponsel baru. Aku gak bakal nolak kok. Sini, kirim :D

***
Pertanyaan 4 plus jawabannya :


Hampir mirip jawaban pertanyaan nomor 1. Keuntungan ngeblog pake ponsel itu yaa ... bisa memanfaatkan waktu luang dan bisa dilakukan di mana saja. Nggak perlu meja atau tempat yang luas buat selonjoran mangku laptop. Sambil bobo-boboan biar gak pegel. Tapi gak boleh sering ya, karena merupakan aktivitas yang ngerusak mata.

***
Pertanyaan 5 plus jawabannya :



Nah kelemahannya itu, ya ... banyak typo bertebaran. Jangankan nulis blogpost. Ngetweet sama bikin caption aja suka typo karena layar ponsel aku cuma 4 inch. Terus kalau artikelnya panjang, prosesnya jadi lama ketimbang nulis di laptop. Iyalah, secepet-cepetnya ngetik di ponsel gak akan secepet ngetik di laptop atau komputer. Terkhusus ngetik sendiri di ms word, suka beda jumlah halamannya lho kalau dibuka di laptop, pun sebaliknya. Pas ngedit blogpostnya juga kudu sabar bin hati-hati. Salah-salah malah kehapus. Hayati lelah tauk udah nulis panjang-panjang, gegara gak sabar dan jempol kegedean ... mau klik publish malah delete.

***
Pertanyaan 6 plus jawabannya :


Kriterianya minimal OS Android versi kit kat, iya soalnya yang aku pake itu dan cukup nyaman, kalau versi jelly bean dan RAM 512 mb ... lemotnya bikin pengen guling-guling *pernah pake buat nulis. Jadi RAM minimal 1 GB yaak. Layar minimal 4 inch, masih kurang nyaman sih. Harus hemat daya juga kalau bisa ya. Terus yang pasti mah bikin kamu nyaman nulisnya.

***
Pertanyaan 7 :

Jawaban :


Karena blogpost aku mah yaa isinya curhatan. Yang ngedraft dulu mah paling ya itu kayak jawaban yang aku sebutin. Itu typonya memalukan. Ms word harusnya bukan ms world. Jadi kesannya miss dunia :D. Ini curhatan nih, jadi gak di draft dulu. Beberapa giveaway aku draft dulu buat ngitung jumlah kata abis itu di copy. Contohnya giveaway pokemon teh nuniek ft bang roll tahun lalu aku bikinnya pake ponsel. Mau baca? Nih linknya Nostalgia Soal Pokemon
Yang giveaway hujannya agung rangga pun pake ponsel dan di copy di 5 menit sebelum deadline. Mau baca juga?   Kau dan Hujan Memang Berbeda   Tapi Bipponya belum sampai ke tanganku #curhatkodeterselubung

***
Pertanyaan 8 plus jawabannya:


Aplikasi khusus buat ngeblog. Ada dong buanyak. Blogger sendiri udah pernah pake cuma punten suka blog not found sama aplikasi telah terhenti. Akhirnya menjatuhkan pilihan pada Blog It! Kenapa Blog It! ? Karena simpel dan nggak makan memori. Maklumin aja, ponsel aku mah apa atuh memori internalnya cuma 2GB.

***
Pertanyaan 9 :


Jawaban lanjutan :

Maafkan kalau tipsnya rada-rada. Tuh liat, typo lagi si ms word jadi miss world :D Ini tipsnya buat yang pake blogger.com ya. Soalnya gak tahu kalau blog it! Bisa buat selain blogger.com atau ngga. *belum nyoba. Untuk perataan kiri kanan, rata tengah buat gambar dan link hidup biasanya aku edit di mozilla firefox versi BETA. Kenapa mozilla? Karena menurutku yang tampilan mobilenya paling real, gak acak adul, dan bisa di zoom ya mozilla.

***
Pertanyaan 10 :


Jawaban :


Pilih dua-duanya dong. Karena ponsel sama laptop punya kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Disesuaikan aja sama sikon dan kebutuhan.

Jadi ya, kalau kamu gak punya laptop. Jangan dijadikan alasan buat gak bisa nulis dan ngeblog. Kamu punya smartphone kan? Iyalah, kalau gak punya itu akses sosmed semacam instagram sama path mana bisa pake ponsel jadul. Nulis dan ngeblognya di smartphone aja ya. Jangan males. Aku maksudnya yang pemalas. Tulis aja dulu cerpennya di smartphone terus kalau udah fix edit di laptop temen kek minjem sebentar atau ke warnet. Sejam cukup pan buat ngebenerin format sesuai persyaratan. Cukuplah asal gak sambil streaming drakor mah :D. Pokoknya nulis mah bisa pake apa aja. Pake kertas dulu juga bisa, nanti disalin.
21 Feb 2017

Membahas Tentang Wisata Halal

Sumber gambar : www.bandungbisnis.com

Tema pekan ketujuh ini sebenarnya menarik. Tapi, termasuk susah ya buat aku pribadi. Hiya, anaknya kan jarang wisata. Paling wisatanya di pulau kapuk aka bantal. Mana ini yang dibahas soal wisata halal pula. Tapi dicobain dulu aja lha ya. 

Menurut beberapa referensi website yang aku baca. Wisata halal itu bagian dari industri wisata yang ditujukan untuk wisatawan muslim. Jadi pelayanan wisatawannya merujuk pada aturan-aturan islam.

Contohnya hotel yang tidak menyediakan makanan ataupun minuman beralkohol. Terus pelayanan spa sama kolam renangnya terpisah antara laki-laki dan perempuan. Selain hotel, transportasi juga harus memberikan kemudahan bagi wisatawan muslim untuk melaksanakan ibadah selama perjalanan. Dari mulai pengumuman memasuki waktu sholat dan juga tempat melaksanakan sholatnya.

Indonesia sendiri berpotensi jadi pusat destinasi wisata halal dunia lho. Mengingat banyak destinasi wisata yang bisa dirancang untuk menjadi bagian dari wisata halal. Apalagi tahun lalu, wisata halal dari negeri ini berhasil meraih 12 penghargaan dari total 16 kategori di ajang World Halal Tourism Award 2016 di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab. Salah satunya penghargaan sebagai World's Most Luxurious Family Friendly Hotel yang diraih oleh The Trans Luxury Hotel Bandung.

Penghargaan destinasi wisata halal terbaik dunia, memang milik Sumatera Barat. Tapi Jawa Barat juga punya potensi wisata halal yang besar. Bahkan konsep wisata halal sudah mulai dikembangkan di beberapa tempat wisata andalan, seperti pantai Pangandaran, Pelabuhan Ratu, Ciater, Kawah Putih, dan masih banyak lagi.

Ibu kota Jawa Barat sendiri alias Bandung pun mempunyai potensi besar soal wisata halal. Bahkan berdasarkan penelitian, ada 21 destinasi pariwisata halal di Bandung. Posisi pertama di Bandung Utara, di mana terdapat pesantren Daarut Tauhid yang dinilai cocok sebagai area edukasi halal. Kemudian di Buahbatu ada ISBI. Posisi ketiganya di Gatot Subroto, tepatnya Trans Studio Mall sebagai area rekreasi halal.

Ada salah satu wisata halal yang menurutku unik lho di Bandung. Namanya Kampoeng Bakery yang dikenal dengan singkatan KamBek. Kampoeng Bakery hadir dengan aneka roti halal dan berkualitas dengan produk-produk unggulan seperti, Breadboy, Miss Donuts, Bolen KamBeK, Brownies KamBeK, Bolu KamBeK dan semua jenis “Roti Pakai Hati” yang menjadi ciri khas Kampoeng Bakery. Keseluruhan proses produksi di Kampoeng Bakery, mulai dari pemilihan bahan makanan dan pengolahannya dijamin halal. Outlet pertama Kampoeng Bakery dibuka untuk pertama kalinya pada (13/02/2016) yang bertempat di Kampoeng Bakery Pasteur, Istana Pasteur Regency CRA 51, Jalan Gunung Batu, Bandung.

KamBek ini punyany Elfood, brand baru dari Elgroup di bidang Food dan Beverage Muslim. Yuk atuh cobain wisata halal di Bandung. Akunya sendiri malah belum wisata di Bandung #dikeplakteplon.

Sumber terkait :
https://studipariwisata.com/referensi/pariwisata-halal/
https://m.tempo.co/read/news/2016/12/08/090826568/indonesia-sapu-bersih-12-penghargaan-wisata-halal-dunia
reyginawisataindonesia.blogspot.com
http://www.haniwidiatmoko.com/destinasi-wisata-halal-kota-bandung/
http://www.gomuslim.co.id/read/news/2016/08/19/1234/kampoeng-bakery-daya-tarik-baru-wisata-halal-bandung.html
14 Feb 2017

Stop Menyebar HOAX!!!


Kalau boleh jujur sejujur-jujurnya, aku gak suka nih sama tema LBI pekan keenam. Agak-agak gimana gitu ya, mau bahasnya. Soalnya lagi panas-panasnya nih soal si hoax. Bahasa inggris, bahasa bekennya dari berita bohong. Lagi pula aku mah apa atuh, emang gak pinter ngasih tips-tips dan beropini. Tapi mau gimana lagi. Aku tak mau lah kehilangan poin. Nanti posisi makin merosot #dudukdipojokkan.

Hoax alias berita bohong ini lagi gencar-gencarnya berseliweran. Baik melalui portal berita, fanspage, maupun akun pribadi. Nah yang kemaren aja tuh, soal cewek yang udah setia ngejalanin LDR-an lama terus malah ditinggal nikah. Mana itu cerita masuk tivi pula. Ternyata itu cuma tulisan yang terinspirasi dari kejadian disekitar. Tapi terlanjur di likes dan dishare ribuan kali. Mana pake gambar orang yang ditutupin emoticon pula. Yang punya gambar pan jadi ditanya-tanya tuh sama keluarganya. Akhirnya yang punya akun klarifikasi kalau fotonya cuma sekedar ilustrasi. Harusnya nih ya. Kalau sekedar ilustrasi gak usah ditutupin emoticon, tapi kasih keterangan aja. Gambar cuma ilustrasi.

Dari kasus di atas. Berita bohong alias hoax itu sebenarnya terjadi karena kamu yang gak bisa menjaga jari-jarimu untuk ngeshare sesuatu tanpa tanya-tanya dulu. Sama yang membuatnya juga gak membubuhi keterangan. Ini cuma terinspirasi dari lingkungan sekitar.

Hoax sebenarnya udah ada dari jaman dulu. Iya, kayak hoax mau kiamat, hoax artis x,y,z, meninggal padahal orangnya sehat wal afiat, hoax info lomba, sampai hoax lowongan pekerjaan pun ada #curhatinimah. Cuma ya, karena kemajuan teknologi, semua kalangan juga usia bisa ngakses internet di mana aja dan banyaknya sosial media. Jadilah hoax ini makin menjadi-jadi. Jadi penyakit yang susah buat disembuhkan. Karena di share dari satu akun ke akun lainnya. Coba cek sosial media kamu. Jangan-jangan selama ini kamu sudah turut mempopulerkan hoax dari situs atau akun tertentu.

Menurut aku pribadi, hoax itu nggak bisa disembuhkan eh dihentikan selama barisan sakit hati terhadap suatu hal, atau seseorang masih ada. Masih kepingin menjelek-jelekan dan saling menjatuhkan. Dan situs-situs yang ngejar traffic.

Tapi, aku punya beberapa tips nih biar kamu nggak ikut-ikutan menyebar hoax. Kalau pembuat hoax gak bisa dihentikan, setidaknya kamu sendiri yang bisa berhenti menyebarkan hoax.

1. Baca artikel secara keseluruhan, jangan cuma judulnya aja
Siapa nih yang kalau nemu artikel judulnya mengundang rasa penasaran sekaligus senang karena artikelnya soal si x yang gak kamu suka tertimpa musibah. Mulai sekarang, hindari cuma liat judul, terus kamu langsung komentar dan share itu berita. Jangan males baca isinya ya. Karena sekarang ini, portal beritapun gak semuanya bisa dipercaya.

2. Cari artikel pembanding
Ya, kamu gak boleh terpaku dan langsung percaya sama satu sumber informasi. Coba dicek lagi di situs lainnya. Kadang suka simpang siur antara satu situs sama situs lainnya. Misalnya soal kasus perampokan, di situs a, yang disekap 3 orang, situs b 2 orang, situs c, 4 orang. Kalau sudah begini, mending kamu nonton berita di stasiun tv yang terpercaya. Dengerin penjelasan pihak-pihak terkait atau aparat keamanan atau hukum, seperti polisi salah satunya.

3. Pakai logika, jangan baper terus
Jangan karena kamu terenyuh dengan cerita akun x, kamu jadi asal sebar aja. Siapa tahu itu cuma fiksi, cuma terinspirasi. Disaring dulu lha sebelum di sharing. Coba ditelisik dulu dengan logikamu jangan cuma mengandalkan perasaan, apalagi perasaan yang terluk begitu dalam. Tapi ku yakin sih, kalau menurutmu sendiri informasinya masih abu-abu, hati kecilmu sebenarnya bisa sepakat dengan logikamu untuk menghalau supaya kamu gak ikutan share. Ya kalau menurut logika dan hatimu itu terasa janggal. Cukuplah informasi itu berhenti di kamu.

4. Jangan mudah percaya sama berita dari pesan berantai di aplikasi chat
Nah, kamu kalau dikirimin pesan sama orang jangan gampang percaya. Jangan langsung share gitu aja. Tanya dulu sama orangnya. Dapet dari mana. Kalau dia jawab dari broadcast bbm, whatsapp dan lain sebagainya. Jangan disebar, apalagi kalau pesannya mengandung kebencian atau menyudutkan suatu pihak. Karena kamu gak tau kan itu pesan asal mulanya dari mana. Bisa jadi pesannya udah di edit dari yang aslinya. Ibarat kamu dengerin gosip dari mulut ke mulut. Berita yang terakhir sampai bisa berubah 180 derajat dari aslinya. Apalagi aplikasi edit foto dan lain-lain sekarang semakin mudah.

5. Jangan mengikuti fanspage, grup atau akun yang gemar membagikan hoax
Di facebook itu kan suka ada tuh, akun, grup sama fanspage yang sebar-sebar berita kecelakaan disertai foto korbannya yang, punten gak bagus buat dishare. Kebanyakan itu cuma hoax. Kecelakaannya tahun kapan, fotonya juga asal comot. Pun berita bencana kadang ada aja yang hoax. Mending kamu jauhin deh akun, grup sama fanspage kayak gitu. Karena kalau terlalu lama berada di lingkungan kayak gitu kemungkinannya ada dua. Antara kamu semakin yakin itu enggak benar atau kamu turut terseret ke dalamnya.

Aku sendiri, waktu timeline facebook lagi panas-panasnya sama berita-berita tentang .... You know what i mean lah ya. Banyak akun yang aku unfriend. Karena kesel, udah neken tombol unfollow tapi masih aja muncul-muncul di timeline. Termasuk salah satu fanspage portal berita yang dulu aku percayai tapi sekarang suka bikin judul yang kurang lebih bikin salah paham kalau gak dibaca isinya. Terus isinya jadi lebih banyak gosip selebriti.

Dibanding nyimak berita-berita yang belum jelas asal usul apalagi kebenarannya. Aku jadi lebih suka mantengin blognya orang. Baca soal resep masakan, tempat wisata, ngurus anak, rekomendasi film, tips menulis, tips edit foto dan video. Nah ketimbang kamu baca berita yang bikin hati panas, timeline panas dan pala nyutnyutan. Mendingan banyakin baca kitab suci, buku, sing a song atau nonton film, drakor, lakorn, dorama. Atau tidur aja sih sekalian kalau aku mah (ah dasar kamu pemalas).

Maafkan jika kalimat penutup berikutnya terkesan menggurui. Tapi, aku cuma mau bilang kalau memang 'terpaksa' benci, membencilah secukupnya, karena terlalu benci bisa jadi cinta lho. Pun sebaliknya. Karena terlalu benci juga enggak baik buat hati dan pikiran kamu yang sebenarnya terang-terangan menyangkal atau berkata jangan. Dari yang aku rasakan, benci ke orang itu cuma bikin akunya merasa lebih lelah, sementara orang yang ku bencinya biasa-biasa aja dan gak sadar kalau di benci sama orang lain. Lebih menyeramkan dan menyedihkannya lagi dari terlalu benci itu bisa jadi dendam. Di mana sisi jahat dalam diri ini sering berkata atau berbisik untuk melakukan hal-hal jahat bahkan mengerikan terhadap orang tersebut. Termasuk salah satunya bikin fitnah atau hoax.

Peduli dan terenyuh kepada sesuatu atau seseorang sangat diperbolehkan. Tapi ya itu, saring dulu sebelum sharing. Jangan sampai ada penyesalan di kemudian hari. Yuk terus belajar untuk membaca, saling memahami, saling menyayangi, mengasihi, menghargai. Terus belajar juga kalau ada masalah jangan cuma dengar dengan sebelah telinga, tapi kedua-keduanya. Dalam artian dengar dari kedua belah pihak. Jangan cuma melihat dengan sebelah mata, tapi kedua-keduanya. Supaya bisa melihat dari berbagai sisi. Kalau kata lirik lagunya Tangga mah : Cobalah lihat dari sisi aku agar kau pahami. Coba kau dengar jerit hati kecil ini. Cobalah tuk mengerti sedikit saja *kemudian kunyanyi

Jatuh Cinta Setiap Hari Bersama Pos Cinta

Teruntuk, @PosCinta dan seluruh pihak yang sudah terlibat.
    pos cinta

    Tak terasa, #PosCintaTribu7e hari ini berakhir. Ada perasaan sedih sekaligus gak rela. Tapi mau bagaimana lagi ... tahun ini @PosCinta hanya mengadakan menulis surat cinta selama tujuh hari.

    Tahun lalu, akhir januari 2016 ... untuk pertama kalinya aku mengetahui adanya @PosCinta dengan program #30HariMenulisSuratCinta. Program yang seru dan membuat hati plong. Bertabur hadiah, dan surat terpilih diposting di blog khusus. Mulanya aku tak tahu siapa itu bosse. Yang berada dibalik akun twitter @PosCinta. Dibalik program menulis surat cinta selama tiga puluh hari. 

    Akhirnya aku tahu, bosse itu adalah almarhum Om Mudin Em. Yang selalu menjaga #30HariMenulisSuratCinta menyenangkan. Kepergian bosse tahun lalu begitu mengejutkan dan menimbulkan duka mendalam bagi keluarga, sahabat dan orang-orang yang mengenalmu. Bosse pergi selamanya, kembali pada Sang Pencipta. Hallo Bosse, apa kabar di sana? Apa di sana menyenangkan? Tuhan, bosse orang yang baik. Berikanlah tempat terindah dan kebahagiaan yang tak pernah habis untuknya. Bosse, salam kenal dan mohon maaf dariku yang terlambat mengetahui tentangmu. Terima kasih karena tahun lalu aku merasakan di kring!kring! Surat oleh bosse.

    Lalu akupun bertanya-tanya. Apakah #30HariMenulisSuratCinta akan hadir lagi tahun ini? Setelah salah satu pendirinya tiada. Yang selama ini berada dibalik @PosCinta. Akhirnya pertanyaan itu terjawab. Di akhir januari kemarin, foto akun @PosCinta berubah dan kabar gembira datang. @PosCinta hadir lagi, hanya saja programnya 7 hari. Yang dinamakan #PosCintaTribu7e. Tak apa, yang pasti aku bahagia karena @PosCinta hadir lagi. Bosse juga bahagia kan?

    Ada bosse magang yang masih kutebak-tebak buah manggis. Masih penasaran siapakah bosse magang itu. Seperti halnya tahun lalu penasaran terhadap bosse. Dan ada dua kangpos baru. Aku dapet kangpos baru @dioxjep yang gak kalah baiknya sama kangposku tahun lalu @anakkopi. Kangpos yang walaupun kondisinya lagi drop tapi tetap mengantarkan surat-suratku , dan surat-surat para pencinta lainnya. Dua jempol buat kangposku @dioxjep.

    Terima kasih kepada bosse yang kini berada di sana. Di langit, bersama bintang-bintang. Terima kasih kepada @PosCinta yang selalu membuatku jatuh cinta setiap hari. Membuat perasaanku lebih lega. Terima kasih kepada semua kangpos, terutama @dioxjep yang kece. Terima kasih juga kepada bosse magang yang gak kalah seru. Yang beberapa kali kring!kring! Suratku. Terakhir, terima kasih kepada semua pihak yang terlibat di belakang layar. Semoga tahun depan dan tahun-tahun berikutnya @PosCinta hadir lagi. Dan lebih dari 7 hari.

    Dari aku yang jatuh cinta setiap hari karena @PosCinta

    13 Feb 2017

    Perempuan Bermata Minimalis

    Teruntuk, perempuan bermata minimalis yang sebentar lagi jadi seorang ibu.

    Hai etet? Apa kabar? Semoga kamu selalu baik-baik di sana ya. Terakhir kita bersua, beberapa hari lalu, kan? Saat aku membalas pesan darimu melalui line. Kamu mengkhawatirkanku soal manusia yang satu itu. Yang sering kuceritakan padamu bahwa aku menyesal. Tenang, aku sudah menghapusnya dari dalam sini, hati. Walaupun kenangannya masih teringat sedikit. Seperti hari ini. Hari di mana empat tahun lalu aku menerima hadiah darinya.

    Hai etet, terima kasih karena selalu ada saat aku membutuhkan seseorang yang bisa mendengarkan ceritaku, selain mama. Terima kasih karena tak pernah berubah sedikitpun walau kita jarang bertemu. Kamu, satu-satunya sahabat sejak SMA yang paling jago jaga rahasia. Yang paling dekat dan tak pernah menjauh.

    Hai etet yang akhir tahun lalu resmi melepas masa lajangnya dan tahun ini akan menjadi seorang ibu. Selamat menikmati kehidupan baru bersama orang yang kamu sayangi. Aku bahagia, karena etet yang sekarang lebih kuat dan berani dibandingkan etet beberapa tahun yang lalu. Yup, seperti pada surat yang kutuliskan tahun lalu untukmu, kamu harus berani menatap orang-orang disekelilingmu. Jangan biarkan mereka meremehkan kemampuanmu.

    Hai etet, kuharap aku bisa selalu menjadi salah satu sahabatmu sampai kapan pun itu. Kuharap begitu. Etet yang kalau ketawa atau senyum matanya tinggal segaris. Etet yang wajanya awet muda kayak baru mau masuk SMA. Etet yang baik hati dan selalu menyenangkan. Sampai bertemu lagi di lain kesempatan.


    Dari aku yang lagi-lagi mengaku sebagai sahabatmu.
    12 Feb 2017

    Kamu Di Mana

    Teruntuk kamu yang tak pulang sejak semalam.

    Hai Buci, kamu di mana? Tidakkah kamu mendengar panggilan kami? Tidakkah angin menyampaikannya padamu? Kuharap kali ini kamu mendengar bisikan hatiku dalam surat ini ... untukmu.

    Buci, sejak kemarin sore kamu tak pulang. Kamu melewatkan jam makan malam. Melewatkan tidur berbalut selimut seperti biasanya. Dan melewatkan waktu subuh untuk membangunkanku di depan pintu kamar.

    Buci, kami mencarimu sejak pagi tadi. Tak henti-hentinya memanggilmu. Menanyakanmu pada para tetangga. Menelusuri gudang, karena takut kamu terperangkap. Hasilnya, kami tak juga menemukanmu. Tak ada yang melihatmu.

    Buci, apa kamu tak lapar dan haus. Setelah melewatkan malam, pagi dan siang. Buci apa kamu tak merindukan rumah? Tak merindukan bermain dengan Saga? Buci, apa sesuatu yang buruk terjadi padamu? Kuharap tidak. Kuharap kamu baik-baik saja. 

    Angin, tolong sampaikan panggilan kami untuknya. Tuhan tolong tunjukan di mana keberadaannya dan kirimkan Buci untuk pulang. Buci, jika kamu baik-baik saja ... kuharap kamu segera pulang. Kami mengkhawatirkanmu. Merindukan suaramu yang serak, yang terkadang kutertawakan. 

    Buci yang pintar. Yang penurut ketika diberikan nasihat. Namun kadang mencari perhatian dengan cara menjatuhkan barang-barang dari atas meja. Buci yang senang masuk ke dalam kantung plastik. Buci yang tak henti-hentinya mengeong saat Bucu tiada. Buci yang lucu, buci yang diam saat dimandikan dan diberikan obat. Buci yang cemburu saat Saga dan Duti hadir. Buci yang kami sayangi.

    Buci, kucing abu-abu tua yang kini menghitam. Yang mempunyai ekor melingkar. Buci yang pandai menangkap burung dari atas pohon. Buci yang membuatku merasa memiliki teman. Kumohon, kami mohon pulanglah. Kami menyayangimu. Rumah sepi tanpa adanya dirimu. Saga, Otu, Entip, dan Nanai pun menantimu pulang.


    kamu di mana

    Dari aku yang mengkhawatirkanmu.
    11 Feb 2017

    Kumohon Tetaplah Di Sampingku

    Dear kamu yang setia menemaniku sepanjang waktu.

    Seperti biasanya, sejak dua tahun terakhir ... aku tak pernah bisa lepas darimu. Jangankan sehari, satu jam tanpamu rasanya hidupku hampa dan sunyi. Karena hanya bersama kamu, aku bisa mengetahui apa yang sedang terjadi di luar sana. 

    Jauh sebelum kamu hadir, aku memiliki dia. Dia yang kini jarang kusentuh. Dia yang mulai sakit-sakitan. Dari sejak saat itu, kamulah yang bisa kuandalkan. Walaupun kamu bukan yang pertama, tapi kamulah yang kini selalu bersamaku. Kuharap kamu masih sudi menemaniku.

    November lalu kamu sempat tenggelam, berhasil kuselamatkan namun terlambat. Kamu membuatku panik, aku sungguh takut kehilanganmu. Beruntung kamu hidup kembali setelah aku mencoba berbagai cara. Kamu tahu, rasanya semangatku pun hidup kembali. Terima kasih karena kamu masih sudi bertahan tanpa kekurangan apa pun.

    Aku memang sering berlaku jahat padamu, terkadang tak membiarkanmu beristirahat. Bahkan aku sering memaksamu untuk rutin membangunkanku setiap pagi. Kamu sudah bangun pagi, berbaik hati membangunkanku ... tapi aku malah tidur lagi. Kumohon maafkanlah aku.

    Akupun sudah sering membuatmu terjatuh tanpa sengaja. Aku tahu, benturannya pasti menyakitimu. Sekali lagi, maafkan aku. Aku tak pernah bermaksud melukaimu. 

    Hai kamu, yang sejak awal bulan ini sering merajuk, kumohon bertahanlah denganku lebih lama lagi. Hanya kamu, satu-satunya yang kumiliki saat ini. Tak ada yang lain. Hanya kamu. Kamu, kamu, dan kamu. Perlu kamu tahu, aku tak pernah bertemu yang setangguh kamu sebelumnya. Dua tahun, aku tak pernah melewati dua tahun dengan yang lain, yang persis sepertimu.

    Hai kamu, aku mencintaimu, menyayangimu, dan menyukaimu sejak pertama kali bertemu denganmu. Kamu yang tengah menemaniku merangkai kata saat ini. Ini surat untukmu yang tengah memancarkan cahaya, menampilkan fitur blog it dan membiarkanku menekan keyboard pada layarmu.

    Ah, sayangku, cintaku. Kamu bisa merasakan setiap huruf yang kurangkai untukmu bukan? Maka dari itu. Sekali lagi kumohon, tetaplah berada di sampingku. Menemaniku menghabiskan hari. Menemaniku merangkai kata. Bertahanlah lebih lama lagi bersamaku ... wahai ponselku.

    Dari yang jatuh cinta padamu sejak pertama bertemu.
    10 Feb 2017

    Ketika Kau Menyapa

    Teruntuk kamu yang kehadirannya tak pernah kuduga.

    Kamu dan aku pernah berada di lingkungan yang sama, selama dua tahun. Sesekali berpapasan tanpa pernah menyapa, karena tak saling mengenal. Semacam tahu nama, tahu jurusan apa, tahu kelasnya, tahu orangnya tapi belum pernah berjabat tangan. Aku tahu sedikit tentangmu pada kehidupan sebelumnya, entahlah dengan dirimu. Di facebook pun kamu dan aku sudah berteman entah sejak kapan.

    September tahun lalu, saat aku tengah patah hati, kamu menyapa melalui pesan facebook. Kukira percakapan antara kamu dan aku akan berhenti sore itu. Nyatanya semua berlanjut saat kamu meminta id lineku. Dan kamu dengan semua kalimat yang kamu ucapkan, datang bak plester dan obat merah. Membuatku tertawa, membuat perasaanku menghangat. Ah, perumpaan macam apa pula coba ini. Pokoknya kamu berhasil sedikit demi sedikit merekatkan hati yang patah itu.

    Kamu, seseorang yang ternyata lahir di tahun dan bulan yang sama denganku. Kupikir kamu membual, nyatanya memang begitu setelah kutelusuri dinding facebookmu. Kamu berulang tahun tiga hari sebelum aku berulang tahun. Dan kamu, memiliki golongan darah yang sama denganku. Ah, apa ini yang dinamakan kita bukan saudara yang tertukar? Ya, ya, ya jelas bukan. Kamu dan aku berasal dari suku yang berbeda. Persamaan selain hal-hal di atas adalah, kamu dan aku sama-sama terbiasa memasang ekspresi flat. Bedanya, ekspresi dan wajahmu lebih tegas.

    Kamu yang senang bernyanyi dan bermain gitar. Beberapa kali mengunggah hasil mengcover lagu melalui akun soundclound. Kamu tahu, selain wajahmu, selain kebahagiaan bercakap-cakap denganmu dalam diam, akupun menyukai suaramu. Apalagi saat kamu mewujudkan inginku, menyanyikan bagian reff dari sebuah lagu yang kusuka. Apa-apaan ini, begitu mudahnya aku menyukai seseorang.

    Kamu harus tahu, kamulah orang yang berhasil membuatku lupa akan seseorang yang sejak lama kusukai dalam diam dan aku berusaha menepis perasaanku padanya. Ya, hingga pada akhirnya aku menyesal. Dia sudah menjadi milik yang lain. Kamu berhasil menggeser bahkan menghapus dia dari dalam sini ... hatiku.

    Dua hari bercakap-cakap denganmu, membuatku bak orang yang kehilangan akal sehat. Aku sering senyam-senyum sendiri, mengingat apa saja yang telah kamu ucapkan. Aku bahkan memimpikanmu melakukan hal yang sama sekali mustahil.

    Seminggu kemudian, semuanya berbeda. Sangat berbeda. Setelahnya kamu pun menghilang. Tak mengapa, karena hello dan goodbye memang selalu berpasangan, bukan? Ketika seseorang menyapamu, kamu harus siap ketika dia pergi bahkan tanpa sempat mengucap selamat tinggal. Dan aku sudah terbiasa dengan hello dan goodbye.

    Hai, kamu ... maaf jika hingga detik ini, aku masih merindukanmu. Entahlah, rasanya memang terdengar aneh dan gila. Tapi kenyataannya, hati memang sulit untuk dikendalikan, pada siapa akan dijatuhkan.

    Hai kamu, maaf ... karena aku telah menyukaimu, jatuh cinta padamu secara diam-diam. Dan terkadang masih melihat aku instagrammu. Kamu, hanya dengan melihat ekspresi wajahmu itu, aku tersenyum. Aku berbahagia, karena aku tahu ... kamu baik-baik saja di sana.

    Aku sadar, konsekuensi dari jatuh cinta adalah aku harus siap patah hati. Tapi entah mengapa, aku tak merasakan patah hati itu ketika kamu pergi. Mungkin, karena masih ada logika yang mengendalikannya. Ya, aku tahu ... kamu dan aku menganut keyakinan yang berbeda.

    Hai, kamu terima kasih karena hadir di waktu yang tepat. Menyelamatkanku dari patah hati, dari kenangan masa lalu yang sering kali menimbulkan genangan. Semoga, suatu saat kamu membaca surat ini. 

    Dari aku yang terhibur olehmu,


    Gilang.



    9 Feb 2017

    Teruntuk Kalian Yang Jauh Di Mata

    Teruntuk kalian yang jauh di mata, tapi selalu menempati ruang di hatiku.

    Kita berawal dari orang asing. Datang dari sudut-sudut kota yang berbeda dengan tujuan yang sama. Mengenyam pendidikan di perguruan tinggi. Butuh waktu yang cukup lama untuk saling mengenal dan akhirnya merasa nyaman, juga melengkapi satu sama lain. Kalian tahu, aku begitu beruntung ... karena Tuhan mempertemukanku dengan kalian.

    Adanya kalian, membuat hari-hariku semakin berwarna. Kebahagiaanku tergenapi. Aku tak pernah lagi takut bermimpi, karena ada kalian yang mendukungku, mempercayaiku. Hingga pada akhirnya membuatku yakin bahwa aku bisa meraih mimpi-mimpi itu. Bersama kalian, aku juga terbebas dari kehidupan penuh bully. 

    Hari terus berganti, hingga saat perpisahan itu tiba. Ya, hari kelulusan di depan mata. Mau tak mau, suka tak suka, kebersamaan kita pun berakhir. Masing-masing dari kita mempunyai takdir yang berbeda. Bekerja di tempat yang berbeda, bertemu orang-orang baru, bahkan ada yang harus berpindah ke pulau sumatera demi tuntutan pekerjaan.

    Setahun, dua tahun, dua setengah tahun ... nyaris tak ada yang berbeda. Meskipun jarak memisahkan kita. Kita masih saling menyapa melalui pesan singkat. Mengucap selamat ulang tahun dari kejauhan. Kita berlima masih sempat bertemu dan berbincang secara langsung. Setidaknya setahun sekali. Dan setiap kali bertemu dengan kalian, aku selalu mendapatkan tambahan energi positif untuk menjalani kehidupan.

    Awal tahun 2016, salah satu dari kalian melepas masa lajangnya. Tak ada yang berubah, karena kita pun sudah mengenal laki-laki yang meminangnya sejak lama. Kemudian kabar bahagia kembali datang dari mereka. Mereka akan menjadi ibu dan ayah. Awal Juli 2016 kita kembali berkumpul dalam waktu yang cukup singkat namun kebahagiaannya masih melekat dalam ingatanku hingga detik ini.

    Akhir juli 2016, setelah pertemuan itu. Kabar mengejutkan datang dari satu-satunya lelaki dalam lingkaran pertemanan kita. Yang paling dewasa dan bijaksana layaknya seorang kakak. Dia yang semula mengabarkan akan bertunangan justru akan langsung menikah. Sejak saat itu, perlahan semuanya berubah. Aku kesulitan menghubungi kalian yang semakin sibuk dengan aktivitas masing-masing. Dan akupun berhenti untuk selalu menjadi yang pertama memulai percakapan dalam grup. Aku tak mau lagi menganggu kehidupan kalian.

    Awal januari 2017, satu lagi teman kita melepas masa lajangnya.  Aku sempat berusaha menghubungi kalian. Ya, kalian sedang sibuk saat itu. Akupun memutuskan untuk menghadiri pernikahannya sendirian. Meskipun di kota yang berbeda, meskipun aku masih lelah. Aku tetap ingin menghadiri pernikahannya. Karena bisa jadi itu adalah kali terakhir aku bisa bertemu dengannya. Karena aku tak yakin, pertemuan setahun sekali di tahun ini bisa terjadi. Selain itu, aku telah memutuskan untuk menarik diri seperti dulu. Ya, aku lebih senang menyepi, menyendiri. Lebih senang disapa terlebih dulu.

    Wahai kalian, dimanapun kalian berada saat ini dan juga nanti ... ketahuilah, bahwa aku selalu menyayangi kalian, merindukan kalian. Wahai kalian, kapanpun kalian membutuhkan teman bercerita, teman berbagi dan pertolongan. Aku masih tetap ada di sini. Aku akan selalu ada untuk kalian. Selama aku bisa, selama aku mampu ... akan kulakukan yang terbaik yang bisa kuberikan untuk kalian.

    Wahai kalian, terima kasih sudah pernah hadir dan selalu ada untukku dalam kehidupan di masa sebelumnya. Maaf jika pada kehidupan sebelumnya, aku sering menyusahkan, menganggu dan membuat kalian kesal. Kuharap kalian tak pernah menyesal karena mengenalku.

    Wahai kalian, jika takdir mempertemukan kita kembali ... kuharap kita tak benar-benar menjadi orang asing. Yang enggan menyapa satu sama lain dan berpura-pura tak pernah saling mengenal.

    Untuk jarak dan waktu yang tak lagi bersahabat dengan kita. Untuk rindu yang menumpuk dan menyesakkan dada. Untuk kalian yang kini jauh di mata maupun sosial media. Kalian adalah salah satu bagian terbaik dalam lembaran cerita hidupku. Kalian akan selalu di sini, menempati ruang di hatiku dan melekat dalam ingatanku.

    Salam sayang, dari aku yang terkadang ingin menghentikan waktu dan memutarnya kembali ke masa lalu,


    Gilang.
    8 Feb 2017

    Sepucuk Surat Untuk Mama

    Dear Mama,

    Terima kasih atas segala hal yang mama berikan untukku. Terima kasih atas suntikan semangat yang mama berikan dikala aku ingin menyerah. Terima kasih karena sudah membuatku percaya bahwa apa pun yang terjadi, aku bisa melewatinya ... kita bisa melewatinya. Mama tidak hanya seorang ibu, Bagiku mama lebih dari itu. Mama adalah guru, teman, dan sahabat terbaik yang kupunya. Mengajarkanku banyak hal, mendengarkan segala keluh-kesahku dan memberikan solusi terbaik. Mama selalu ada tanpa perlu diminta.

    Ma, terima kasih atas kasih sayang mama yang seperti udara ... melimpah ruah, dan tak pernah habis. Kasih sayang yang tak mungkin bisa kubalas. Ketika aku merasa menjadi orang yang gagal, mama selalu bilang, bahwa aku bukan orang gagal, hanya belum waktunya aku mendapatkan hal tersebut. Terima kasih juga karena pada akhirnya mama membebaskanku untuk memilih apa yang kuinginkan, Semoga apa yang kupilih saat ini ataupun nanti, itulah yang terbaik bagiku.

    Ma, selama dua puluh tiga tahun hidupku, aku sadar ... aku selalu menyusahkan mama, membuat mama khawatir. Bahkan mungkin membuat mama kecewa. Aku bahkan belum mampu membuatmu bangga dan membahagiakanmu. Maafkan aku, Ma ...

    Ma, ketika menuliskan surat cinta untukmu, aku selalu kehilangan kata-kata. Maaf jika pada akhirnya surat ini lebih mirip curahan hati daripada surat cinta. Ma, aku menyayangimu, mencintaimu dan mengagumi kegigihanmu. Aku ingin setegar mama, tapi aku tak bisa. Aku ingin sepertimu yang mampu menyembunyikan kesedihan, tapi aku tak mampu. Aku akan menangis jika terluka, aku akan menangis jika kecewa, aku menangis jika sedang mengingat apa yang sudah kulewati bersamamu, aku juga menangis jika kekesalanku memuncak. Di manapun aku berada, aku selalu berderai air mata jika mengalami hal-hal tersebut. Maafkan anakmu yang cengeng ini Ma.

    Ma, kelak ... surat ini akan kutunjukan langsung padamu. Surat yang kutulis sembari menghabiskan berlembar-lembar tissue, disertai mata dan hidung yang memerah.

    Yang selalu menyusahkanmu,


    Gilang.
    7 Feb 2017

    Empat Dari Duabelas

    Setelah hampir empat bulanan bertahan ngeblog via ponsel, akhirnya di pekan kelima LBI 2017 ini membuatku ngeblog lagi pake netbook. Iyalah, soalnya mau lihat tampilan blog peserta lain kalau via layar komputer gimana. Di ponsel kan beda. Total pesertanya 13 orang (termasuk aku) tapi blog yang sering aku kunjungin masih itu-itu aja. Sekarang pun yang masih dibahas mau yang itu-itu aja #apasih. Maklumin aja ya, anaknya pemalu. Mau namu ke blog yang lain masih malu-malu. Paling ya gitu, dibaca tanpa ninggalin jejak. 

    Beberapa blog peserta LBI yang aku kunjungi punya ciri khasnya masing-masing. Artikelnya pun kece-kece, kadang suka bikin aku minder terus pengen diem dipojokan. Terus mengulang pertanyaan 'kapan aku bisa kece kayak mereka?' kayak mantra sihir. Terus kagum juga, soalnya selain jadi blogger, mereka punya aktivitas lain yang nggak kalah sibuknya. Tapi masih bisa bagi waktu buat ngeblog. Lha aku yang pura-pura sibuk malah males-malesan #dikeplakteplonemak. Tuh kan malah tjurhat, udah ya, sekip ... sekip ...

    Mari aku mulai dari blog mba Elisa. Pasti udah banyak yang kenal deh sama lifestyle blogger Lamongan yang satu ini, salah satu member dari Blogger Perempuan dan Kumpulan Emak Blogger. Alamat blognya : elisa-blog.com.



    Tampilan blognya mba Elisa ini simpel, hitam putih. Dan headernya juga sama kayak aku. Cuma nama blog sama sedikit deskripsi. Sidebar untuk gadget tambahan ada di bagian bawah semua. Tapi masih ada yang tumpang tindih. Di ponsel aku nggak terlalu merhatiin sih, tapi kalau bukan karena tema pekan ini pun kayaknya nggak merhatiin tampilan, soalnya lebih fokus ke artikelnya mba Elisa yang informatif. Kadang-kadang suka ada kutipan-kutipannya gitu. Terus uniknya suka pake tanda tangan digital. Dibaca via ponsel pun nyaman, tapi pas kutipan, jadi memanjang ke bawah. Mungkin bisa disetting lagi tampilan mobilenya :)


    Beralih ke blognya mas Jerry Han : movielitas.com. Yup, sesuai nama blognya, bahasnya soal perfilman. Uniknya, hingga pekan keempat, diberi tema apa pun pasti disambungkan dengan sebuah film. Tampilan blognya simpel. Sidebar hanya berisi label dan arsip blog. Mau dibuka via komputer atau pun ponsel, nggak masalah. Enak bacanya. Mungkin bisa ditambahkan tentang empunya blog dan postingan terpopuler :)

    Yang ketiga, aku pilih blognya : afriantipratiwi.com. Seorang mahasiswi dari Purwokerto yang senang menulis cerpen dan puisi. Puisinya kece-kece lho. Terus di setiap artikelnya suka dicantumkan titimangsa plus sehabis ngapain nulisnya. Unik ya. Tampilan blognya sederhana dan rapi. Mungkin dibagian sidebar, letak follow blognya bisa ditukar sama follow lewat G+. Sama kalau dibuka via ponsel , kalau mau komentar harus view web version dulu, nggak bisa langsung :)

     


    Terakhir, aku pilih blognya mba Ririe Khayan. Juara LBI musim ke-4/2016. Alamat blognya : ririekhayan.com. Mba Ririe yang berdomisili di Yogyakarta (Aslinya Lamongan *sama kayak mba Elisa nih) ini working mom yang banyak prestasinya, sering juara. Buku antologinya pun lumayan banyak. Ciri khas dari artikelnya mba Ririe menurutku, kalau membahas sesuatu suka detail, tapi nggak bosenin. Tampilan blognya sederhana, simpel. Tapi kalau diakses via ponsel, semua artikel di halaman home nggak ada read morenya, jadi langsung ke baca semua. Terus, kalau mau lihat yang sudah komentar. Aku mesti centang dulu *minta tampilan situs desktop di browserku.


    Nah, cuma itu yang bisa aku sampaikan. Mohon maaf apabila banyak sekali kekurangan dan terdapat kata-kata yang kurang berkenan.

    Kali Kedua, Cerpen

    kali kedua
    sumber gambar : http://desioktariana.blogspot.co.id
    Ini bukan tentang lagu Raisa, bukan pula novel romantis yang lahir dari wattpad dengan jutaan pembaca karya Ainun Nufus. Ini tentang kamu dan aku yang menerobos derasnya hujan untuk kali kedua. Kesempatan kedua yang kusyukuri namun akhirnya kusesali.

    Malam itu, aku masih terpekur di depan layar notebook. Menyelesaikan tiga buah artikel sesuai permintaan redaksi. Ditemani gemercik yang syahdu, sepotong cheese cake dan secangkir kopi hitam tanpa gula. Aku tenggelam dalam lautan kata yang membanjiri isi kepala. Hingga tak menyadari kehadiranmu ... tepat dihadapanku.

    "Ka-ka-kamu?!" aku terpekik, sulit membedakan antara halusinasi dan kenyataan. Apa benar yang kulihat? Apa itu kamu? Seseorang yang kuharapkan berjalan berbalik arah, kepadaku?

    Aku mengucek kedua mataku kemudian menggeleng cepat. Kamu tetap di sana, tak bergerak, juga tak menyapa. Hanya tersenyum manis seperti dulu. Aku kembali menggeleng, kemudian menyapukan pandangan pada seluruh sudut ruangan kedai kopi. Tak ada pengunjung lain yang datang, hanya ada dua barista yang sibuk membereskan tata letak meja dan kursi.

    "Ini aku, kamu nggak salah liat! Aku bukan hantu!" Kualihkan kembali pandanganku, tepat ke arah dua manik matamu yang teduh.

    "Ke-kenapa kamu ada di sini?" Aku kembali tergagap, rasanya masih sulit mencerna apa yang terjadi.

    Kamu tersenyum, lebih tepatnya mengejek. Dan aku selalu menyukai hal itu. "Aku ke rumahmu, tapi kamu nggak pulang-pulang," kamu menghela napas, "aku juga udah kirim chat, terus nelpon kamu. Tapi nomormu nggak aktif!"

    Refleks aku meraih tas punggungku, mengeluarkan ponsel dari dalam sana. Ya, ponselku mati ... kehabisan daya. Sedetik kemudian aku mematung, mencerna apa yang baru saja terjadi. Kamu bilang apa? Kamu ke rumah, kamu chat aku? Berusaha menelponku? Kamu mengkhawatirkanku?

    "Kok malah ngelamun sih?" kamu mengetuk-ngetuk punggung tanganku. Membuatku tersadar dari isi kepala dan hati yang terus menerka-nerka.

    Kuusap peluh yang membasahi wajah, "maaf, aku masih kaget."

    "Kamu nggak pernah berubah, ya? Setidaknya dari terakhir kali kita ketemu!"

    Aku terdiam, kamu memang benar. Aku tak pernah berubah, begitupun perasaanku. Aku yang masih saja berharap tentangmu. Berharap bahwa perasaan sayangmu padaku masih sama seperti kali pertama kamu menyatakannya padaku. Enam tahun lalu, seminggu setelah aku dan kamu menerobos hujan bersama. Sekarang, kamu mulai berceloteh, tentang apa yang terjadi dengan kehidupanmu selama tiga tahun terakhir. Setelah kamu tak menghubungiku dan aku berhenti untuk menyapamu melalui sosial media. Rasa-rasanya seperti mengulang masa itu. Masa di mana aku menjadi pendengar yang baik, dan kamu pencerita yang hebat.

     ***

    Kakiku rasanya berhenti menapaki bumi, saat kurasakan jemari kita bersentuhan pada payung lipat miliku. Untuk beberapa saat aku dan kamu terdiam di depan kedai kopi yang gelap. Ya, setiap kali bertemu denganmu, rasanya waktu berjalan begitu cepat ... sangat cepat. Padahal, aku selalu ingin berlama-lama, berada di dekatmu. Akhirnya, dengan satu tarikan kamu merebut payung itu dariku. Membukanya dan memintaku untuk segera bernaung di bawahnya.

    "Ayo pulang, ini sudah malam! Nanti ibumu khawatir! Kita bisa ngobrol sambil jalan!"

    "Hah?" Aku membelalak, menatapmu.

    "Aku bakal nganter kamu pulang! Biar aman!"

    Layaknya mantra sihir, aku selalu menuruti kata-katamu. Ya, kata-kata yang selalu memenangkan, juga menenangkan. Andai bisa kuhentikan waktu, aku ingin berteriak dan melompat setinggi-tingginya. Aku terlalu bahagia untuk semua ini. Semua yang sama persis dengan urutan peristiwa enam tahun lalu. Kita berbincang, lupa waktu, dan kamu mengantarku pulang. Saat itu hujan pun tengah turun membasahi bumi.

    "Bolehkah aku berharap hal yang sama, Ga?" Aku terlanjur mengumamkan pertanyaan itu, beruntung kamu tak mendengarnya, beruntung hujan menyamarkannya.

    "Kamu bilang apa barusan?"

    "Umm, makasih udah nganterin aku pulang!"

    Hanya tersisa satu belokan lagi, aku dan kamu akan tiba di depan rumahku. Tapi, kamu tak menepati janjimu untuk berbincang sembari berjalan. Ah, tak apa ... lupakan saja, rasanya kembali sepayung berdua denganmu sudah cukup membuat hatiku membuncah dan rindu yang membuat dadaku sesak akhirnya musnah.

    "Boleh aku minta sesuatu dari kamu?"

    "Apa?"

    "Nanti, aku kasih tahu, kalau kita tinggal selangkah lagi di depan rumahmu!"

    Aku hanya mengangguk, kembali melangkah bersamamu. Dan tibalah aku dan kamu di sini, berhenti sebelum menyelesaikan langkah terakhir menuju teras rumahku. Kamu menatapku sembari tersenyum, di bawah payung dan penerangan yang temaram. Tangan kananmu sibuk mengeluarkan sesuatu dari dalam tasmu. Aku kembali menerka-nerka apa yang akan terjadi? Apa kamu akan melamarku? Apa kamu sudah putus dengan perempuan itu?

    "Aku minta tolong banget sama kamu, berhenti untuk mengunjungi sosial media tunanganku. Dia merasa terganggu. Dan aku nggak mau dia salah paham. Kamu bisa, kan?"

    "Dan ini, undangan pernikahan kami, minggu depan," kamu meraih tanganku, memaksaku untuk menerima amplop merah muda bertuliskan nama kalian yang dicetak menggunakan tinta emas itu. Aku membeku, rasanya ada yang menusuk hatiku dan menghantam dadaku.

    "Kamu harus bahagia dan bukan sama aku! Aku pulang, ya? Kamu istirahat, udah malem!" Kamu mendorongku hingga mendekati pintu. Setelahnya berbalik dan menghilang di telan kegelapan.

    Aku terduduk lemas, mengenggam amplop di tanganku. Ini kali kedua aku harus kehilangan dirimu. Dulu karena keputusanku dan sekarang atas keputusanmu. Kali kedua aku patah hati. Dan kali kedua harus berpura-pura bahwa aku baik-baik saja. Seperti salah satu kutipan dari buku bang Raditya Dika, 'patah hati putus cinta itu seperti disengat lebah, awalnya tidak berasa, lama-lama bengkaknya mulai terlihat.' Awalnya, saat memutuskan untuk tak menerimamu saat itu, aku merasa baik-baik saja, lama-kelamaan aku merasa kehilangan. Selamat untukmu, semoga kamu berbahagia selalu, Aga. Aku akan mengingat kalimat terakhirmu.

    "Aku harus bahagia, dan bukan sama kamu! Uli harus bahagia!"

    *Fiksi ... udah lama nggak nulis, rasanya aneh. Rasanya malah makin acak-adul. Iya kan-kan-kan?