14 Feb 2017

Stop Menyebar HOAX!!!


Kalau boleh jujur sejujur-jujurnya, aku gak suka nih sama tema LBI pekan keenam. Agak-agak gimana gitu ya, mau bahasnya. Soalnya lagi panas-panasnya nih soal si hoax. Bahasa inggris, bahasa bekennya dari berita bohong. Lagi pula aku mah apa atuh, emang gak pinter ngasih tips-tips dan beropini. Tapi mau gimana lagi. Aku tak mau lah kehilangan poin. Nanti posisi makin merosot #dudukdipojokkan.

Hoax alias berita bohong ini lagi gencar-gencarnya berseliweran. Baik melalui portal berita, fanspage, maupun akun pribadi. Nah yang kemaren aja tuh, soal cewek yang udah setia ngejalanin LDR-an lama terus malah ditinggal nikah. Mana itu cerita masuk tivi pula. Ternyata itu cuma tulisan yang terinspirasi dari kejadian disekitar. Tapi terlanjur di likes dan dishare ribuan kali. Mana pake gambar orang yang ditutupin emoticon pula. Yang punya gambar pan jadi ditanya-tanya tuh sama keluarganya. Akhirnya yang punya akun klarifikasi kalau fotonya cuma sekedar ilustrasi. Harusnya nih ya. Kalau sekedar ilustrasi gak usah ditutupin emoticon, tapi kasih keterangan aja. Gambar cuma ilustrasi.

Dari kasus di atas. Berita bohong alias hoax itu sebenarnya terjadi karena kamu yang gak bisa menjaga jari-jarimu untuk ngeshare sesuatu tanpa tanya-tanya dulu. Sama yang membuatnya juga gak membubuhi keterangan. Ini cuma terinspirasi dari lingkungan sekitar.

Hoax sebenarnya udah ada dari jaman dulu. Iya, kayak hoax mau kiamat, hoax artis x,y,z, meninggal padahal orangnya sehat wal afiat, hoax info lomba, sampai hoax lowongan pekerjaan pun ada #curhatinimah. Cuma ya, karena kemajuan teknologi, semua kalangan juga usia bisa ngakses internet di mana aja dan banyaknya sosial media. Jadilah hoax ini makin menjadi-jadi. Jadi penyakit yang susah buat disembuhkan. Karena di share dari satu akun ke akun lainnya. Coba cek sosial media kamu. Jangan-jangan selama ini kamu sudah turut mempopulerkan hoax dari situs atau akun tertentu.

Menurut aku pribadi, hoax itu nggak bisa disembuhkan eh dihentikan selama barisan sakit hati terhadap suatu hal, atau seseorang masih ada. Masih kepingin menjelek-jelekan dan saling menjatuhkan. Dan situs-situs yang ngejar traffic.

Tapi, aku punya beberapa tips nih biar kamu nggak ikut-ikutan menyebar hoax. Kalau pembuat hoax gak bisa dihentikan, setidaknya kamu sendiri yang bisa berhenti menyebarkan hoax.

1. Baca artikel secara keseluruhan, jangan cuma judulnya aja
Siapa nih yang kalau nemu artikel judulnya mengundang rasa penasaran sekaligus senang karena artikelnya soal si x yang gak kamu suka tertimpa musibah. Mulai sekarang, hindari cuma liat judul, terus kamu langsung komentar dan share itu berita. Jangan males baca isinya ya. Karena sekarang ini, portal beritapun gak semuanya bisa dipercaya.

2. Cari artikel pembanding
Ya, kamu gak boleh terpaku dan langsung percaya sama satu sumber informasi. Coba dicek lagi di situs lainnya. Kadang suka simpang siur antara satu situs sama situs lainnya. Misalnya soal kasus perampokan, di situs a, yang disekap 3 orang, situs b 2 orang, situs c, 4 orang. Kalau sudah begini, mending kamu nonton berita di stasiun tv yang terpercaya. Dengerin penjelasan pihak-pihak terkait atau aparat keamanan atau hukum, seperti polisi salah satunya.

3. Pakai logika, jangan baper terus
Jangan karena kamu terenyuh dengan cerita akun x, kamu jadi asal sebar aja. Siapa tahu itu cuma fiksi, cuma terinspirasi. Disaring dulu lha sebelum di sharing. Coba ditelisik dulu dengan logikamu jangan cuma mengandalkan perasaan, apalagi perasaan yang terluk begitu dalam. Tapi ku yakin sih, kalau menurutmu sendiri informasinya masih abu-abu, hati kecilmu sebenarnya bisa sepakat dengan logikamu untuk menghalau supaya kamu gak ikutan share. Ya kalau menurut logika dan hatimu itu terasa janggal. Cukuplah informasi itu berhenti di kamu.

4. Jangan mudah percaya sama berita dari pesan berantai di aplikasi chat
Nah, kamu kalau dikirimin pesan sama orang jangan gampang percaya. Jangan langsung share gitu aja. Tanya dulu sama orangnya. Dapet dari mana. Kalau dia jawab dari broadcast bbm, whatsapp dan lain sebagainya. Jangan disebar, apalagi kalau pesannya mengandung kebencian atau menyudutkan suatu pihak. Karena kamu gak tau kan itu pesan asal mulanya dari mana. Bisa jadi pesannya udah di edit dari yang aslinya. Ibarat kamu dengerin gosip dari mulut ke mulut. Berita yang terakhir sampai bisa berubah 180 derajat dari aslinya. Apalagi aplikasi edit foto dan lain-lain sekarang semakin mudah.

5. Jangan mengikuti fanspage, grup atau akun yang gemar membagikan hoax
Di facebook itu kan suka ada tuh, akun, grup sama fanspage yang sebar-sebar berita kecelakaan disertai foto korbannya yang, punten gak bagus buat dishare. Kebanyakan itu cuma hoax. Kecelakaannya tahun kapan, fotonya juga asal comot. Pun berita bencana kadang ada aja yang hoax. Mending kamu jauhin deh akun, grup sama fanspage kayak gitu. Karena kalau terlalu lama berada di lingkungan kayak gitu kemungkinannya ada dua. Antara kamu semakin yakin itu enggak benar atau kamu turut terseret ke dalamnya.

Aku sendiri, waktu timeline facebook lagi panas-panasnya sama berita-berita tentang .... You know what i mean lah ya. Banyak akun yang aku unfriend. Karena kesel, udah neken tombol unfollow tapi masih aja muncul-muncul di timeline. Termasuk salah satu fanspage portal berita yang dulu aku percayai tapi sekarang suka bikin judul yang kurang lebih bikin salah paham kalau gak dibaca isinya. Terus isinya jadi lebih banyak gosip selebriti.

Dibanding nyimak berita-berita yang belum jelas asal usul apalagi kebenarannya. Aku jadi lebih suka mantengin blognya orang. Baca soal resep masakan, tempat wisata, ngurus anak, rekomendasi film, tips menulis, tips edit foto dan video. Nah ketimbang kamu baca berita yang bikin hati panas, timeline panas dan pala nyutnyutan. Mendingan banyakin baca kitab suci, buku, sing a song atau nonton film, drakor, lakorn, dorama. Atau tidur aja sih sekalian kalau aku mah (ah dasar kamu pemalas).

Maafkan jika kalimat penutup berikutnya terkesan menggurui. Tapi, aku cuma mau bilang kalau memang 'terpaksa' benci, membencilah secukupnya, karena terlalu benci bisa jadi cinta lho. Pun sebaliknya. Karena terlalu benci juga enggak baik buat hati dan pikiran kamu yang sebenarnya terang-terangan menyangkal atau berkata jangan. Dari yang aku rasakan, benci ke orang itu cuma bikin akunya merasa lebih lelah, sementara orang yang ku bencinya biasa-biasa aja dan gak sadar kalau di benci sama orang lain. Lebih menyeramkan dan menyedihkannya lagi dari terlalu benci itu bisa jadi dendam. Di mana sisi jahat dalam diri ini sering berkata atau berbisik untuk melakukan hal-hal jahat bahkan mengerikan terhadap orang tersebut. Termasuk salah satunya bikin fitnah atau hoax.

Peduli dan terenyuh kepada sesuatu atau seseorang sangat diperbolehkan. Tapi ya itu, saring dulu sebelum sharing. Jangan sampai ada penyesalan di kemudian hari. Yuk terus belajar untuk membaca, saling memahami, saling menyayangi, mengasihi, menghargai. Terus belajar juga kalau ada masalah jangan cuma dengar dengan sebelah telinga, tapi kedua-keduanya. Dalam artian dengar dari kedua belah pihak. Jangan cuma melihat dengan sebelah mata, tapi kedua-keduanya. Supaya bisa melihat dari berbagai sisi. Kalau kata lirik lagunya Tangga mah : Cobalah lihat dari sisi aku agar kau pahami. Coba kau dengar jerit hati kecil ini. Cobalah tuk mengerti sedikit saja *kemudian kunyanyi

3 comments

  1. Banyak ya fanspage isinya hoax saja...
    Hmmm... kalau saya jarang like FP kalo bukan brand ternama atau FP teman-teman blogger, salah satunya adalah untuk hindari hoax

    ReplyDelete
  2. aku pernah dimasukkan (entah oleh siapa) ke fanspage yg isinya perdebatan yang bisa mneguras emosi jiwa banget.

    ReplyDelete
  3. aku pernah dimasukkan (entah oleh siapa) ke fanspage yg isinya perdebatan yang bisa mneguras emosi jiwa banget.

    ReplyDelete

Tinggalkan komentar ya, supaya aku bisa mengujungi situs milikmu. Diharapkan jangan menyimpan link hidup di kolom komentar karena otomatis akan dihapus. Terima kasih :)
EmoticonEmoticon