7 Mar 2012

Bertemu Idola Masa Lalu (Chacha)

Bertemu idola masa lalu ini merupakan rangkaian cerita mengenai Chacha bagian ketiga. Jadi, pastikan membaca bagian sebelumnya pada hadiah spesial untuk nenek supaya lebih seru.

          Hari ini hari terakhir chacha berada di bandung karena esok dia harus kembali lagi ke jakarta dan menyiapkan segala sesuatu untuk ospeknya nanti. Jalan-jalan kali ini chacha tidak ditemani veli ataupun saudara yang lainnya karena mereka semua telah kembali ke daerah tempat tinggalnya masing-masing. Chacha pun berkeliling-keliling keluar masuk distro untuk memilih pakaian-pakaian sebagai oleh-oleh untuk teman-temannya. Setelah membeli beberapa pakaian sebagai oleh-oleh untuk teman-temannya.
          Setelah puas berbelanja pakaian kini chacha menuju ke toko-toko penjual oleh-oleh khas bandung untuk membeli oleh-oleh. Selesai dari sana chacha menyuruh sopirnya untuk pulang dan menyimpan semua barang-barang belanjaannya ke rumah.. sementara dia pergi ke kebun strawberry.
          Ketika chacha sedang memetik strawberry tiba-tiba ponselnya berbunyi, ada telpon dari chicko . cowok yang dikenalnya sejak kecelakaan kecil waktu itu. Chacha pun mengangkatnya.
          “ hallo, assalamualaikum, bisa bicara dengan chacha?”
          “ hallo, waalaikumsalam.. iya dengan saya sendiri…”
          “ apa kabar,cha? Liburan kemana aja nih?”
          “ baik kak.. kakak gimana? Aku liburan ke rumah nenek di bandung!”
          “ wah.. asyik doong?” sindir chicko
          “ iya doong kak, nih aku lagi metik buah starwberry yang seger-seger”
          Percakapan pun terus berlanjut disertai gelak tawa karena mereka saling bercanda lewat handphone. Saking asiknya chacha tidak memperhatikan jalan , alhasil chacha pun bertabrakan dengan seorang cowok dan semua strawberry yang di petiknya jatuh berhamburan.
          “ aduuh, maaf – maaf aku ngga sengaja.. nanti strawberrynya aku ganti deh sama yang baru.” Cakap cowok yang ada didepannya.
          “emm.. ngga usah lagian aku yang ngga merhatiin jalan.” Balas chacha sembari mengumpulkan strawberry yang terjatuh tanpa melihat ke arah cowok itu.

bertemu idola masa lalu


          Selesai memunguti strawberrynya yang terjatuh itu chacha pun segera mengakhiri percakapan dengan chicko. Sementara cowok di hadapannya masih belum beranjak pergi dan tetap memperhatikan chacha. Lalu chacha pun berdiri dan berbalik.. dia terhenyak dan kaget melihat cowok dihadapannya. Kira-kira selama 5 menit mereka bengong dan saling memandang. Didalam hati chacha berkata : “ apa bener yang gue liat?apa bener dia ronald???”
          “ ronald ?” chacha menyebut nama ronald sembari menunjuk kearah cowok itu
          “ clarine?” cowok itu balik bertanya
          “ iya… kamu beneran ronald aprilio wijaya?”
          “ iya.. jadi kamu beneran clarine! Aku ngga nyangka bisa ketemu kamu lagi disini? Sekarang kamu tinggal di mana?”
          Chacha melamun ketika ronald bertanya padanya. Dan dia bergumam dalam hati :” ya ampuun beneran ronald.. idola gue waktu SD! Gue ngga mimpi ternyata beneran ronald.. mimpi apa gue semalem bisa ketemu ama doi lagi!” sementara ronald memperhatikan chacha yang terdiam dan senyam senyum sendiri.

Baca Juga : Kesedihan Awal Kebahagiaan - Cerita Panjang


          “ chaaa…!” ronald memanggilnya
          Chacha masih belum menyahut panggilan ronald
          “chacha? Are you ok?” ronald bertanya lagi sembari menepuk pundak chacha
          Akhirnya chacha membuyarkan lamunan chacha
          “ chacha? Kamu baik-baik aja,kan?”
          “ iya.. iya aku baik.. kapan kamu ke bandung?bukannya….
          Ronald terlebih dahulu memotong pembicaraan chacha
          “ kemaren.. aku tinggal di malang sekarang ! sekali-kali main doong kerumah aku!” balas ronald sembari tersenyum manis dan semakin membuat dia kelihatan keren
          Mereka pun asyik berbincang-bincang sembari memetik buah strawberry. Hati chacha sangat senang… tapi tiba-tiba ada cewek blasteran menghampiri mereka.
          “ ronald..!” cewek itu memanggil ronal dengan manja
          “ iya, ada apa ,rel?” balas ronald
          Didalam hati chacha kesal..: “ siapa sih nih cewek!rese banget!”
          Tak lama kemudian ronald memperkenalkan cewek itu pada chacha
          “ eh, clarine kenalin ini aurelya.. panggil aja aurel!”
          “ooh.. aku clarine” chacha memperkenalkan diri sembari menyodorkan tangannya
          Aurelya hanya tersenyum sedikit sinis
          “ kamu temennya ronald?” tanya aurel
          “ iya.. temen lama tepatnya… kamu?” chacha balik bertanya
          “ aku…….”
          Sebelum aurel meneruskan perkataannya tiba-tiba ronald memotongnya dan menjawab pertanyaan chacha
          “ dia pacar aku,clarine!” tegas ronald
          Chacha sana kaget mendengar perkataan ronald… betapa kecewanya chacha.. didalam hatinya dia marah-marah sendiri. Tak lama kemudian ronald berpamitan pergi bersama aurel. Betapa sangat cemburunya chacha melihat cowok idola semasa SD nya dulu pergi bersama pacarnya. Dan dia sendiri segera membayar strawberrynya dan segera pulang ke villa neneknya.
          Malam pun tiba tapi bayangan ronald masih ada didalam pikiran chacha . tapi malam semakin larut dan chacha pun terlelap tidur dengan sendirinya. Keesokan paginya chacha bersama mama dan papanya  pamit pulang kejakarta. Pagi itu penuh keharuan karena sebenarnya chacha tak ingin meninggalkan neneknya sendirian lagi.tapi,apa boleh buat. Perjalanan menuju rumah mereka di tempuh dalam waktu 5 jam. Mereka pun tiba dirumah dan beristirahat agar kondisi tubuh fit untuk beraktifitas keesokan harinya.

Jangan lupa baca cerita lainnya di blog ini ya.

5 Mar 2012

Hadiah Spesial Untuk Nenek - Chacha

Hadiah spesial untuk nenek ini merupakan lanjutan dari cerita panjang dan fiksi berjudul Chacha yang kutulis di masa SMK dan hingga saaat ini belum selesai. Bagian pertamanya   aku beri judul Kesedihan Awal Kebahagiaan . Semoga berkenan.

Akhirnya chacha pun tiba di rumah neneknya.Di sana dia disambut dengan ramah, terlebih chacha adalah satu-satunya cucu perempuan di keluarga besar ibu Fitria yang tak lain adalah nenek chacha. Ibu Fitria tinggal sendiri di Bandung, suaminya telah tiada sejak 4 tahun yang lalu. Sedangkan kelima anaknya tinggal di 5 tempat yang berbeda,,selama ini Ibu Fitria hanya ditemani pembantu dan para pegawai perkebunan tehnya.

“Chacha…!!!” ibu Fitria tercengang melihat cucunya yang sudah tumbuh besar.
“Iya,eyang! Ini Chacha! Masa lupa sih sama Chacha?!” Balas Chacha sembari tersenyum dan memeluk neneknya itu.

Tidak berapa lama kemudian tetesan air mata bahagia pun menetes membasahi pelupuk mata ibu Fitria. Suasana haru pun menyelimuti keluarga itu. Setelah melepas rindu bersama cucunya itu,ibu fitria pun menyuruh Mbo Ipah untuk mengantar chacha ke kamarnya untuk beristirahat.setelah chacha beranjak dari ruang tamu,ibu fitria pun melepas rindu bersama putri bungsunya dan menantunya.
“Bu……!!! Maafkan Via,bu!via tidak pernah memberi kabar pada ibu selama 3 tahun… via juga tidak pernah menanyakan kabar ibu.. dan via….” Ibu Sylvia terisak sebelum meneruskan perkataannya.
“Sudahlah,Vi!kamu tidak usah merasa bersalah… ibu sudah memaafkan semua kesalahan kamu,lagi pula selama ini ibu memantau keadaan kalian lewat pak Toto.ibu juga tahu kalau kalian baru bisa memperbaiki hubungan kalian dengan chacha kan?” Ibu Fitria menjelaskan kepada anaknya itu

Pak Peter pun menyadari apa yang diinginkan istrinya,dia pun meminta izin untuk pergi jalan-jalan keluar dan melihat perkebunan teh. Ibu Fitria meneruskan percakapan bersama putrinya itu dan tanpa mereka sadari chacha mendengarkan percakapan mereka lewat celah pintu.sebenarnya chacha tak sengaja menguping,dia hanya ingin mengambil segelas air untuk minum.tapi dia mengurungkan niatnya ketika ibu dan neneknya itu terlihat sedang bicara serius.

“Ma…,,bagaimana dengan mbak Vanie…?” Tanya ibu Sylvia
“Entahlah,vi!dia tak pernah mengabari ibu lagi,,mungkin dia marah pada ibu karena ibu tak mau tinggal bersamanya di Surabaya.”
“Tapi,Bu…. Seharusnya mbak vanie mengerti kalau ibu tidak mau meninggalkan perkebunan teh yang di bangun dengan susah payah oleh ayah!”
“Pemikiran mu dengan vanie itu berbeda,,vanie lebih dewasa dari kamu,,tapi pemikiran kamu lebih dewasa dari vanie!sudahlah vi,,pasti suatu saat nanti dia akan sadar kenapa ibu tidak mau tinggal di Surabaya”
“Tapi,,mungkin saja,mbak vanie merasa malu untuk datang kemari,bu!bagaimana kalau kita aja yang ke rumah mbak vanie,bu?”
“Via…. Kamu ini kok bisa berpikiran seperti itu?tidak mungkin vanie seperti itu,,asalkan dia mau pasti dia akan datang kemari….!”

Hadiah Spesial Untuk Nenek adalah cerita lanjutan tentang Chacha di mana ia berkunjung ke rumah neneknya

Ibu fitria tertawa mendengar ucapan putri kesayangannya itu, sementara ibu sylvia cemberut dan mengerutkan keningnya , dia bingung kenapa wanita paruh baya yang tak lain mamanya itu malah menertawakannya. Sementara chacha yang mendengarkan pembicaraan mereka pun kaget ketika ada seseorang yang menarik gagang pintu dapur, chacha pun secepat mungkin berlari dan bersembunyi di belakang guci yang besar yang diletakkan di dekat pintu dapur itu. Ternyata yang muncul dari balik pintu dapur itu adalah ibu fitria yang hendak membawa mangkuk besar di lemari kaca yang diletakkan di ruang makan . ibu fitria pun kembali ke dapur dan chacha pun keluar dari balik guci dan pergi menuju ke arah kamarnya. Ternyata dia berpura-pura turun dari arah tangga dan beralari-lari kecil  menuju ke arah dapur. Dia pun tiba di dapur dan bercakap-cakap bersama ibu dan neneknya itu.


“Cha,ada apa?bukannya kamu mau tidur?” tanya ibu sylvia
“Emmm… ini,ma!chacha haus pengen minum!: balas chacha sembari berusaha tersenyum
“Loh… kenapa engga panggil bi santi atau mbok ipah saja sayaang??” sergah ibu sylvia
“ya ngga boleh dong bu..nanti kebiasaan buruk jadinya!” potong ibu sylvia
“iya,nek! Di rumah kan chacha harus mandiri.. begitupun disini,lagipula ngambil minum apa susahnya sih?” jawab chacha dengan simpel.
Setelah mengambil air minumnya chacha pun kembali menuju kamarnya. Dia merenung dan memikirkan bagaimana caranya supaya tante vanie bisa datang ke bandung untuk menemui neneknya. Akhirnya setelah beberapa lama chacha menemukan solusinya. Chacha pun menelpon sepupunya yang bernama raka. Telpon pun tersambung dan percakapan dimulai.
“hallo.. ka…?” chacha menyapa sepupunya itu
“iya,hallo siapa ini?”
“ini chacha! Masa ngga inget sih loe?”
“oohh.. chacha si jail yg anaknya tante sylvi yah?” sembari terdengar tertawa kecil
“iya bener… apa kabar loe,ka?”
“baik,cha!loe sendiri gimana?”
“alhamdulillah sih kalau chacha mah baik-baik aja, tapi…………….” Chacha tak meneruskan perkataannya
“tapi.. apa cha?” raka terdengar heran
“tapi kantong gue yang ngga baik ka…!” chacha berusaha mengalihkan pembicaraan dan berusaha menyimpan pembicaraan seriusnya itu. Raka terdengar ngakak ditelpon dia merasa geli mendengar perkataan sepupunya itu.
“yeii.. kok malah ketawa sih?” chacha terdengar kesal
“ya abiss loe tetep aja lucu, jadi gemes gua! Lagian udah 3 tahun ya kita kagak ketemu???”
“iya,makannya selama tiga tahun kamu kemana aja sih sama kelurga kamu? Gak ada kabarnya terus?”
“iya, sebenernya tiap liburan gue pengen ke bandung, tapi gak tau tuh nyokap suka ngelarang-larang gue gitu!jadinya  gue gak jadi ke bandung mulu?”
“hah… kenapa dilarang?”
“gua gak tahu cha.. suer deh.. yang pasti tuh nyokap tiap hari ultah nenek plus hari raya idul fitri suka nangis sendiri sambil ngeliat foto kakek and nenek gitu.. terus katanya gini :” buu,maafin vanie yah.. vanie sudah memaksa dan memusuhi ibu.. vanie malu untuk datang lagi ke bandung. Vanie malu sama ibu.. vanie takut ibu marah sama vanie. Gitu cha… ga jadi bingung sendiri deh ..”
“oh gitu yah, ka.. sebenernya ada hal penting yang mau gue omongin dari tadi,ka..”
“apa…?”
“asal loe tau aja kak.. nenek lagi sakit dan Cuma keluarga loe doang yang belum jenguk dan asal kamu tau nenek itu udah maafin mama kamu. Nenek gak pernah marah ataupun benci  sama keluarga kamu.. malah nenek kangen banget sama kalian, jadi tolong sampein ama mama kamu, pliss dateng ke banduung, aku kasian ama nenek!” chacha menerangkan pada raka dengan penuh kesungguhan agar tidak ketahuan bohong
“jujur,cha!gue juga kangen banget sama nenek.. gue bakal sampein pesen loe sama nyokap gue”
“ya, udah ka… udah dulu ya percakapan kita kali ini and tolong ya besok-besok loe yang nelpon soalnya gue gak punya pulsa” chacha tertawa meledek.
“sialan lu… gua pikir apaan!”
“yaa,,, udah dulu deh ya.. assalamualaikum..”
“yuu. Waalaikumsalam!”
Mereka pun mengakhiri percakapan di sore itu dan itu artinya chacha tinggal menunggu reaksi keluarga tantenya itu. Makan malam pun tiba, berbagai jenis lauk pauk pun dihidangkan diatas meja. Mungkin makan malam ini menjadi moment yang sangat menyenangkan bagi ibu fitria karena suasana malam ini terasa sangat hangat dan ramai. Selesai makan malam chacha beranjak menuju kamar tidurnya… tapi ketika dia akan tidur tiba-tiba hp nya berbunyi. Ada telpon dari nomor raka sepupunya itu dan dengan spontan chacha pun mengangkat telpon itu
“hallo, assalamualaikum ka,.. ada apa loe telpon gue malem-malem?”
“hallo, waalaikumsalam.. bisa bicara dengan chacha?” balas suara telpon diseberang yang sedikit terisak.
Chacha tercengang ketika mengenali suara itu yang tak lain adalah suara tante vanie.
“iya, saya sendiri…ini tante vanie yah.. maaf ya,tan.. chacha kira raka?”
“iya, gak papa kok cha,, tante Cuma mau mastiin perkataannya raka itu bener atau ngga,,, emang nenek bener sakit ya?
“oh… soal itu ya tan? Chacha beneran kok … nenek emang lagi sakit… nenek jadi suka uring-uringan gitu.. katanya kenapa yah vanie ngga dateng2 buat jenguk ibu…”
“tapi cha, apakah nenek udah maafin tante? Tante malu untuk datang menemui nenek, tante takut nenek tidak memaafkan tante”
“tante, asal tante tau aja dari dulu nenek itu udah memaafkan tante.. jadi tante gak perlu takut dan malu” chacha mencoba meyakinkan
Keadaan pun terdiam sesaat .. tapi tiba-tiba ada seseorang yang mengetuk pintu. Chacha pun kaget dan segera mengakhiri percakapan dengan tantenya itu.
“chaaaa…..!” terdengar suara seorang perempuan di balik pintu kamar chacha tapi chacha belum menyahutnya.
“chaa… kamu belum tidur ,kan? “ suara itu memanggil lagi.

Chacha pun bergegas mendekati pintu kamarnya dan membukanya lalu terlihatlah seorang gadis remaja dihadapannya…. Samar-samar chacha memperhatikan gadis remaja it.
“velii… sha?” chacha kaget ketika ia teringat wjah itu
“yuupz.. ternyata kamu masih inget sama aku yahh? Jawab gadis itu sembari melempar senyuman manisnya.
“ kapan pulang dari yogya?kesini sama siapa?kok bisa tahu aku disini?”
Velisha pun tersenyum ketika chacha tak berhenti memberikan pertanyaan padanya… maklum saja sudah 5 tahun mereka tidak bertemu. Velisha adalah teman sewaktu chacha tinggal dan sekolah di bandung, tapi mereka sudah seperti saudara sendiri.
“baru tadi sore,cha aku bareng sama mama dan papa aku… aku tahu kamu ada disini dari eyang fitri.. velii kangen banget sama kamu , udah lama banget kita ngga ketemu, ngasih kabar juga ngga kan?” jawab velisha sembari memeluk chacha
Chacha pun memeluk erat sahabat kecilnya itu. Seraya meneteskan airmata menandakan betapa bahagianya dia. Tapi berhubung sudah larut malam akhirnya velisha pun menginap bersama chacha. Walaupun malam semakin larut tapi kedua gadis remaja itu masih belum menutup kedua matanya . dan mereka malah asyik berbincang.
“veli, gmana yogya? Asyik ngga?” chacha menggoda velisha.
“asyik doong.. aku seneng banget tinggal disana.. temen-temennya juga pada baik and gak kalah serunya itu cowok-cowoknya ganteng-ganteng.. hihihi!” velisha menerangkan dengan asyiknya.
“akhh elu ngaco banget sih vel… pikirannya cowo mulu…dari SD ampe sekarang gak berubah-berubah!”
“biarin aja.. itung-itung buat motivasi belajar aja.. hehehe… ooh iya aku udah punya cowok loh cha… namanya fandy.. dia baik banget sama aku.. pengertian,perhatian,cakep dan yang gak kalah penting itu.. tajir pastinya.. hahaha!” veli tertawa puas
Gubrak… chacha jatuh dari atas ranjang mendengar perkataan veli barusan
“giila ni anak udah genit .. matre lagi..” chacha berubah menjadi sewoot
“ihh si eneng kok sewot gitu..hiihihi…by the way… loe udah punya cowok belum,cha? Akhirnya veli mengeluarkan pertanyaan itu
“gue?” chacha menunjuk ke dirinya sendiri sembari menatap wajah velisha
Velisha pun mengangguk ketika chacha berbalik bertanya padanya
“udah ah gue males cerita…. Lagian gue udah ngantuk banget nih… cape vel.. tadi siang baru nyampe sini…!” chacha memberi alasan sambil pura-pura menguap
Velisha pun tidak berkata apa-apa lagi.. karena veli sudah mengenali sifat chacha. . jika dia mencari alasan.. berarti dia tidak mau menceritakan rahasianya. Akhirnya mereka pun terlelap tidur.

Baca juga : Part 3 - Bertemu Idola Masa lalu 

Keesokan paginya Chacha terbangun lebih dulu daripada veli karena mendengar ponselnya berbunyi.. ada satu pesan masuk dari nomor raka, chacha lalu membukanya.. ternyata isi sms nya menyatakan bahwa keluarga tante vanie hari ini akan datang dan mereka sudah memulai perjalanan dari surabaya tadi malam. Chacha pun tersenyum penuh kemenangan sembari membalas sms nya

“emmm.. pasti ini bakalan jadi kado special buat nenek and bakalan jadi moment yang indah bisa menyatukan mereka kembali” chacha bergumam dalam hati

Disaat bersamaan veli yang sudah terbangun memperhatikan tingkah laku chacha dari tadi dan merasa heran karena chacha senyam senyum sendiri alias s3 kaya orang giila .

“cha, kamu baik-baik aja kan?” tanya veli penuh keheranan dan melemparkan sebuuah boneka kearah chacha.

“ yeahh.. gue baik-baik aja jeng vel..!” balas chacha sembari melempar kembali bonekanya

Ketika mereka tengah asyik bercanda tiba-tiba terdengar suara panggilan yang memanggil nama mereka berdua. Mereka pun bergegas menuju ke asal suara itu. Dan mereka tiba diruang tengah disana ada ibu sylvia dan  ibu tata(mama velisha).

“ada apa,sih ma?” chacha merengek manja pada ibu sylvia
“iya,, nih mama rese pake teriak-teriak segala!” tambah veli pada mamanya
“hello.. chacha.. kamu lupa atau amnesia sih?” ibu sylvia balik bertanya
“mama.. kenapa sih? Kok sinis gitu?” chacha pun cemberut
“aduuh chacha ini kan ulangtahun nenek!jangan-jangan kamu lupa lagi bawa kadonya!” sergah ibu sylvia
“engga tuh … chacha udah siapin kado special buat nenek!” “ apa..????” veli,mamanya dan mama veli serempak bertanya
“ih kompakan yah ini ibu-ibu,hahahaha!” chacha tertawa terbahak
“cha.. kamu mau ngasih apa sih? Tanya ibu sylvia keheranan “ pokoknya surprise deh ma!”
“awas ya kalo kamu macem-macem…” ibu sylvia melotot ke arah chacha memberikan sebuah peringatan
“eitss.. sabar mama ku sayang.. yang chacha kasih Cuma satu macem kok jadi ngga macem-macem..”
“ya udah deh ya,,, mama pusing..sekarang lebih baik kamu pergi mandi dan dandan yang rapi… perayaan ultah nenek mulainya jam 8!” perintah ibu sylvia
“ok.. siip bu bos!” chacha pun segera pergi mandi bersama veli sylvia dan yang lainnya masih sibuk menyiapkan pesta untuk ibu fitria yang akan dimulai pukul 08.00 pagi itu.

Akhirnya persiapan pun selesai. Semua tamu undangan datang dan pesta pun dimulai. Setiap tamu yang datang memberikan ucapan selamat ulang tahun.

Acara pun semakin semarak setelah ibu fitria meniup lilin dan sekarang saatnya acara membuka kado, seluruh hadiah telah dibuka oleh ibu fitria tinggal chacha yang belum membberikan hadiahnya.

“cha, hadiah kamu mana?” tanya ibu sylvia

Chacha hanya tersenyum dan senyumannya itu membuat semua orang penasaran dengan hadiah yang akan dia berikan, chacha pun melangkah menuju pintu keluar dan… ini dia kadonya…!” teriak chacha sembari membuka pintu Semua orang memperhatikan dengan seksama .

Ketika pintu terbuka terlihatlah wajha-wajah  yang sudah tidak asing lagi.. yang tak lain adalah ibu vanie, raka, robin, ryan dan pak jordy. Seketika suasana pun menjadi hening dan penuh dengan keharuan ketika ibu vanie berlari memeluk ibu fitria dengan erat. Isak tangis pun tak ter elakan lagi , sementara raka robin ryan dan pak jordy bergabung dengan keluarga besar lainnya.

“ma, maafkan vanie ma!” vanie banyak salah. Vanie malu sama mama..!” teriak ibu vanie
“sudahlah van, mama sudah memaafkanmu.. mama tidak pernah marah sama kamu.”Balas ibu fitria sembari mengelus-elus rambut putri ke empatnya itu dan mencium keningnya.
“vanie juga minta maaf karena tidak bisa merawat ibu ketika ibu sakit! Maafin vanie ya bu?”
“loh.. kapan ibu sakit? Orang ibu seger buger gini.. kok dibilang sakit?”
“jadi….????” Ibu vanie belum meneruskan perkataannya karena chacha terlebih dahulu memotongnya
“emmm.. sebelumnya chacha minta maaf sama nenek,tante vanie dan smuanya… soalnya chacha udah bohong bilang ke tante vanie kalau nenek sakit.” “ dasar anak nakal! Persis sekali dengan mamanya!” teriak ibu sylvia dan ibu vanie
“ya,habisnya tante vanie sama-sama egois sih.. jadi….”
“ya sudah cucu nenek yang satu ini dan cucu perempuan nenek satu-satunya… nenek ucapkan terimakasih banyak karena niat baik kamu menyatukan kami kembali berhasil.. nenek juga beterimakasih karena chacha sudah memberikan kado yang sangat special sekali  buat nenek.”

Hari ulang tahun ibu fitria pun berakhir dengan bahagia berkat chacha dan itulah kado special yang diberikan oleh chacha untuk neneknya. Tak terasa waktu cepat sekali berlalu. Sudah hampir 1 ½ minggu chacha ada dibandung dan sisanya tinggal 3 hari lagi. Di waktu yang singkat itu chacha mencoba memanfaatkannya untuk mencari oleh-oleh khas bandung dan berjalan-jalan di keramaian kota diantar oleh sopir ibu fitria.

Pssst masih banyak cerita lainnya lho di blog ini!