Hadiah Spesial Untuk Nenek – Chacha

No Comments

Photo of author

By Gemaulani

Hadiah spesial untuk nenek ini merupakan lanjutan dari cerita panjang dan fiksi berjudul Chacha yang kutulis di masa SMK dan hingga saaat ini belum selesai. Bagian pertamanya   aku beri judul Kesedihan Awal Kebahagiaan . Semoga berkenan.

Akhirnya chacha
pun tiba di rumah neneknya.Di sana dia disambut dengan ramah, terlebih chacha
adalah satu-satunya cucu perempuan di keluarga besar ibu Fitria yang tak lain
adalah nenek chacha. Ibu Fitria tinggal sendiri di Bandung, suaminya telah
tiada sejak 4 tahun yang lalu. Sedangkan kelima anaknya tinggal di 5 tempat yang
berbeda,,selama ini Ibu Fitria hanya ditemani pembantu dan para pegawai
perkebunan tehnya.

“Chacha…!!!” ibu Fitria tercengang melihat cucunya yang sudah tumbuh besar.

“Iya,eyang! Ini Chacha! Masa lupa sih sama Chacha?!” Balas Chacha sembari tersenyum dan memeluk
neneknya itu.

Tidak berapa lama
kemudian tetesan air mata bahagia pun menetes membasahi pelupuk mata ibu Fitria. Suasana haru pun menyelimuti keluarga itu. Setelah melepas rindu bersama
cucunya itu,ibu fitria pun menyuruh Mbo Ipah untuk mengantar chacha ke kamarnya
untuk beristirahat.setelah chacha beranjak dari ruang tamu,ibu fitria pun
melepas rindu bersama putri bungsunya dan menantunya.
“Bu……!!! Maafkan
Via,bu!via tidak pernah memberi kabar pada ibu selama 3 tahun… via juga tidak
pernah menanyakan kabar ibu.. dan via….” Ibu Sylvia terisak sebelum meneruskan
perkataannya.
“Sudahlah,Vi!kamu
tidak usah merasa bersalah… ibu sudah memaafkan semua kesalahan kamu,lagi pula
selama ini ibu memantau keadaan kalian lewat pak Toto.ibu juga tahu kalau
kalian baru bisa memperbaiki hubungan kalian dengan chacha kan?” Ibu Fitria
menjelaskan kepada anaknya itu

Pak Peter pun
menyadari apa yang diinginkan istrinya,dia pun meminta izin untuk pergi
jalan-jalan keluar dan melihat perkebunan teh. Ibu Fitria meneruskan percakapan
bersama putrinya itu dan tanpa mereka sadari chacha mendengarkan percakapan
mereka lewat celah pintu.sebenarnya chacha tak sengaja menguping,dia hanya
ingin mengambil segelas air untuk minum.tapi dia mengurungkan niatnya ketika
ibu dan neneknya itu terlihat sedang bicara serius.

“Ma…,,bagaimana
dengan mbak Vanie…?” Tanya ibu Sylvia
“Entahlah,vi!dia
tak pernah mengabari ibu lagi,,mungkin dia marah pada ibu karena ibu tak mau
tinggal bersamanya di Surabaya.”
“Tapi,Bu….
Seharusnya mbak vanie mengerti kalau ibu tidak mau meninggalkan perkebunan teh
yang di bangun dengan susah payah oleh ayah!”
“Pemikiran mu
dengan vanie itu berbeda,,vanie lebih dewasa dari kamu,,tapi pemikiran kamu
lebih dewasa dari vanie!sudahlah vi,,pasti suatu saat nanti dia akan sadar
kenapa ibu tidak mau tinggal di Surabaya”
“Tapi,,mungkin
saja,mbak vanie merasa malu untuk datang kemari,bu!bagaimana kalau kita aja
yang ke rumah mbak vanie,bu?”
“Via…. Kamu ini
kok bisa berpikiran seperti itu?tidak mungkin vanie seperti itu,,asalkan dia
mau pasti dia akan datang kemari….!”

Hadiah Spesial Untuk Nenek adalah cerita lanjutan tentang Chacha di mana ia berkunjung ke rumah neneknya

Ibu fitria tertawa mendengar ucapan putri kesayangannya
itu, sementara ibu sylvia cemberut dan mengerutkan keningnya , dia bingung
kenapa wanita paruh baya yang tak lain mamanya itu malah menertawakannya.
Sementara chacha yang mendengarkan pembicaraan mereka pun kaget ketika ada
seseorang yang menarik gagang pintu dapur, chacha pun secepat mungkin berlari
dan bersembunyi di belakang guci yang besar yang diletakkan di dekat pintu dapur
itu. Ternyata yang muncul dari balik pintu dapur itu adalah ibu fitria yang
hendak membawa mangkuk besar di lemari kaca yang diletakkan di ruang makan . ibu
fitria pun kembali ke dapur dan chacha pun keluar dari balik guci dan pergi
menuju ke arah kamarnya. Ternyata dia berpura-pura turun dari arah tangga dan
beralari-lari kecil  menuju ke arah dapur.
Dia pun tiba di dapur dan bercakap-cakap bersama ibu dan neneknya itu.

“Cha,ada
apa?bukannya kamu mau tidur?” tanya ibu sylvia
“Emmm…
ini,ma!chacha haus pengen minum!: balas chacha sembari berusaha tersenyum
“Loh… kenapa
engga panggil bi santi atau mbok ipah saja sayaang??” sergah ibu sylvia
“ya ngga boleh
dong bu..nanti kebiasaan buruk jadinya!” potong ibu sylvia
“iya,nek! Di
rumah kan chacha harus mandiri.. begitupun disini,lagipula ngambil minum apa
susahnya sih?” jawab chacha dengan simpel.
Setelah mengambil
air minumnya chacha pun kembali menuju kamarnya. Dia merenung dan memikirkan
bagaimana caranya supaya tante vanie bisa datang ke bandung untuk menemui
neneknya. Akhirnya setelah beberapa lama chacha menemukan solusinya. Chacha pun
menelpon sepupunya yang bernama raka. Telpon pun tersambung dan percakapan dimulai.
“hallo.. ka…?”
chacha menyapa sepupunya itu
“iya,hallo siapa
ini?”
“ini chacha! Masa
ngga inget sih loe?”
“oohh.. chacha si
jail yg anaknya tante sylvi yah?” sembari terdengar tertawa kecil
“iya bener… apa
kabar loe,ka?”
“baik,cha!loe
sendiri gimana?”
“alhamdulillah
sih kalau chacha mah baik-baik aja, tapi…………….” Chacha tak meneruskan
perkataannya
“tapi.. apa cha?”
raka terdengar heran
“tapi kantong gue
yang ngga baik ka…!” chacha berusaha mengalihkan pembicaraan dan berusaha
menyimpan pembicaraan seriusnya itu. Raka terdengar
ngakak ditelpon dia merasa geli mendengar perkataan sepupunya itu.
“yeii.. kok malah
ketawa sih?” chacha terdengar kesal
“ya abiss loe
tetep aja lucu, jadi gemes gua! Lagian
udah 3 tahun ya kita kagak ketemu???”
“iya,makannya
selama tiga tahun kamu kemana aja sih sama kelurga kamu? Gak ada kabarnya
terus?”
“iya, sebenernya
tiap liburan gue pengen ke bandung, tapi gak tau tuh nyokap suka
ngelarang-larang gue gitu!jadinya  gue
gak jadi ke bandung mulu?”
“hah… kenapa dilarang?”
“gua gak tahu
cha.. suer deh.. yang pasti tuh nyokap tiap hari ultah nenek plus hari raya
idul fitri suka nangis sendiri sambil
ngeliat foto kakek and nenek gitu.. terus katanya gini :” buu,maafin vanie
yah.. vanie sudah memaksa dan memusuhi ibu.. vanie malu untuk datang lagi ke
bandung. Vanie malu sama ibu.. vanie takut ibu marah sama vanie. Gitu cha… ga
jadi bingung sendiri deh ..”
“oh gitu yah,
ka.. sebenernya ada hal penting yang mau gue omongin dari tadi,ka..”
“apa…?”
“asal loe tau aja
kak.. nenek lagi sakit dan Cuma keluarga loe doang yang belum jenguk dan asal
kamu tau nenek itu udah maafin mama kamu. Nenek gak pernah marah ataupun
benci  sama keluarga kamu.. malah nenek
kangen banget sama kalian, jadi tolong sampein
ama mama kamu, pliss dateng ke banduung, aku kasian ama nenek!” chacha
menerangkan pada raka dengan penuh kesungguhan agar tidak ketahuan bohong
“jujur,cha!gue
juga kangen banget sama nenek.. gue bakal sampein pesen loe sama nyokap gue”
“ya, udah ka…
udah dulu ya percakapan kita kali ini
and tolong ya besok-besok loe yang nelpon soalnya gue gak punya pulsa”
chacha tertawa meledek.
“sialan lu… gua
pikir apaan!”
“yaa,,, udah dulu
deh ya.. assalamualaikum..”
“yuu.
Waalaikumsalam!”
Mereka pun
mengakhiri percakapan di sore itu dan itu artinya chacha tinggal menunggu
reaksi keluarga tantenya itu. Makan malam pun tiba, berbagai jenis lauk pauk
pun dihidangkan diatas meja. Mungkin makan malam ini menjadi moment yang sangat
menyenangkan bagi ibu fitria karena suasana malam ini terasa sangat hangat dan
ramai. Selesai makan malam chacha beranjak menuju kamar tidurnya… tapi ketika
dia akan tidur tiba-tiba hp nya berbunyi. Ada telpon dari nomor raka sepupunya
itu dan dengan spontan chacha pun mengangkat telpon itu
“hallo,
assalamualaikum ka,.. ada apa loe telpon gue malem-malem?”
“hallo,
waalaikumsalam.. bisa bicara dengan chacha?” balas suara telpon diseberang yang
sedikit terisak.
Chacha tercengang
ketika mengenali suara itu yang tak lain adalah suara tante vanie.
“iya, saya sendiri…ini
tante vanie yah.. maaf ya,tan.. chacha kira raka?”
“iya, gak papa
kok cha,, tante Cuma mau mastiin perkataannya raka itu bener atau ngga,,, emang
nenek bener sakit ya?
“oh… soal itu ya
tan? Chacha beneran kok … nenek emang lagi sakit… nenek jadi suka uring-uringan
gitu.. katanya kenapa yah vanie ngga dateng2 buat jenguk ibu…”
“tapi cha,
apakah nenek udah maafin tante? Tante malu untuk datang menemui nenek, tante
takut nenek tidak memaafkan tante”
“tante, asal
tante tau aja dari dulu nenek itu udah memaafkan tante.. jadi tante gak perlu
takut dan malu” chacha mencoba meyakinkan
Keadaan pun
terdiam sesaat .. tapi tiba-tiba ada seseorang yang mengetuk pintu. Chacha pun
kaget dan segera mengakhiri percakapan dengan tantenya itu.
“chaaaa…..!” terdengar
suara seorang perempuan di balik pintu kamar chacha tapi chacha belum
menyahutnya.
“chaa… kamu belum
tidur ,kan? “ suara itu memanggil lagi.

Chacha pun
bergegas mendekati pintu kamarnya dan membukanya lalu terlihatlah seorang gadis
remaja dihadapannya…. Samar-samar chacha memperhatikan gadis remaja it.
“velii… sha?”
chacha kaget ketika ia teringat wjah itu
“yuupz.. ternyata
kamu masih inget sama aku yahh? Jawab gadis itu sembari melempar senyuman
manisnya.
“ kapan pulang
dari yogya?kesini sama siapa?kok bisa tahu aku disini?”
Velisha pun
tersenyum ketika chacha tak berhenti memberikan pertanyaan padanya… maklum saja
sudah 5 tahun mereka tidak bertemu. Velisha adalah teman sewaktu chacha tinggal
dan sekolah di bandung, tapi mereka sudah seperti saudara sendiri.
“baru tadi
sore,cha aku bareng sama mama dan papa aku… aku tahu kamu ada disini dari eyang
fitri.. velii kangen banget sama kamu , udah lama banget kita ngga ketemu,
ngasih kabar juga ngga kan?” jawab velisha sembari memeluk chacha
Chacha pun
memeluk erat sahabat kecilnya itu. Seraya meneteskan airmata menandakan betapa
bahagianya dia. Tapi berhubung sudah larut malam akhirnya velisha pun menginap
bersama chacha. Walaupun malam semakin larut tapi kedua gadis remaja itu masih
belum menutup kedua matanya . dan mereka malah asyik berbincang.
“veli, gmana
yogya? Asyik ngga?” chacha menggoda velisha.
“asyik doong..
aku seneng banget tinggal disana.. temen-temennya juga pada baik and gak kalah
serunya itu cowok-cowoknya ganteng-ganteng.. hihihi!” velisha menerangkan
dengan asyiknya.
“akhh elu ngaco
banget sih vel… pikirannya cowo mulu…dari SD ampe sekarang gak
berubah-berubah!”
“biarin aja..
itung-itung buat motivasi belajar aja.. hehehe… ooh iya aku udah punya cowok
loh cha… namanya fandy.. dia baik banget sama aku.. pengertian,perhatian,cakep
dan yang gak kalah penting itu.. tajir pastinya.. hahaha!” veli tertawa puas
Gubrak… chacha
jatuh dari atas ranjang mendengar perkataan veli barusan
“giila ni anak
udah genit .. matre lagi..” chacha berubah menjadi sewoot
“ihh si eneng
kok sewot gitu..hiihihi…by the way… loe udah punya cowok belum,cha? Akhirnya
veli mengeluarkan pertanyaan itu
“gue?” chacha
menunjuk ke dirinya sendiri sembari menatap wajah velisha
Velisha pun
mengangguk ketika chacha berbalik bertanya padanya
“udah ah gue
males cerita…. Lagian gue udah ngantuk banget nih… cape vel.. tadi siang baru
nyampe sini…!” chacha memberi alasan sambil pura-pura menguap
Velisha pun tidak
berkata apa-apa lagi.. karena veli sudah mengenali sifat chacha. . jika dia
mencari alasan.. berarti dia tidak mau menceritakan rahasianya. Akhirnya mereka
pun terlelap tidur.

Baca juga : Part 3 – Bertemu Idola Masa lalu 

Keesokan paginya Chacha terbangun
lebih dulu daripada veli karena mendengar ponselnya berbunyi.. ada satu pesan
masuk dari nomor raka, chacha lalu membukanya.. ternyata isi sms nya menyatakan
bahwa keluarga tante vanie hari ini akan datang dan mereka sudah memulai
perjalanan dari surabaya tadi malam. Chacha pun tersenyum penuh kemenangan
sembari membalas sms nya

“emmm.. pasti ini
bakalan jadi kado special buat nenek and bakalan jadi moment yang indah bisa
menyatukan mereka kembali” chacha bergumam dalam hati

Disaat bersamaan
veli yang sudah terbangun memperhatikan tingkah laku chacha dari tadi dan
merasa heran karena chacha senyam senyum sendiri alias s3 kaya orang giila .

“cha, kamu
baik-baik aja kan?” tanya veli penuh keheranan dan melemparkan sebuuah boneka
kearah chacha.

“ yeahh.. gue
baik-baik aja jeng vel..!” balas chacha sembari melempar kembali bonekanya

Ketika mereka
tengah asyik bercanda tiba-tiba terdengar suara panggilan yang memanggil nama
mereka berdua. Mereka pun bergegas menuju ke asal suara itu. Dan mereka tiba
diruang tengah disana ada ibu sylvia dan 
ibu tata(mama velisha).

“ada apa,sih
ma?” chacha merengek manja pada ibu sylvia
“iya,, nih mama
rese pake teriak-teriak segala!” tambah veli pada mamanya
“hello..
chacha.. kamu lupa atau amnesia sih?” ibu sylvia balik bertanya
“mama.. kenapa
sih? Kok sinis gitu?” chacha pun cemberut
“aduuh chacha
ini kan ulangtahun nenek!jangan-jangan kamu lupa lagi bawa kadonya!” sergah ibu
sylvia
“engga tuh …
chacha udah siapin kado special buat nenek!” “ apa..????”
veli,mamanya dan mama veli serempak bertanya
“ih kompakan yah
ini ibu-ibu,hahahaha!” chacha tertawa terbahak
“cha.. kamu mau
ngasih apa sih? Tanya ibu sylvia keheranan “ pokoknya
surprise deh ma!”
“awas ya kalo
kamu macem-macem…” ibu sylvia melotot ke arah chacha memberikan sebuah
peringatan
“eitss.. sabar
mama ku sayang.. yang chacha kasih Cuma satu macem kok jadi ngga macem-macem..”
“ya udah deh
ya,,, mama pusing..sekarang lebih baik kamu pergi mandi dan dandan yang rapi…
perayaan ultah nenek mulainya jam 8!” perintah ibu sylvia
“ok.. siip bu
bos!” chacha pun segera pergi mandi bersama veli
sylvia dan yang lainnya masih sibuk menyiapkan pesta untuk ibu fitria yang akan
dimulai pukul 08.00 pagi itu.

Akhirnya persiapan pun selesai. Semua tamu
undangan datang dan pesta pun dimulai. Setiap tamu yang datang memberikan ucapan selamat ulang tahun.

Acara pun semakin semarak setelah ibu
fitria meniup lilin dan sekarang saatnya acara membuka kado, seluruh hadiah
telah dibuka oleh ibu fitria tinggal chacha yang belum membberikan hadiahnya.

“cha, hadiah
kamu mana?” tanya ibu sylvia

Chacha hanya
tersenyum dan senyumannya itu membuat semua orang penasaran dengan hadiah yang
akan dia berikan, chacha pun melangkah menuju pintu keluar dan… ini dia
kadonya…!” teriak chacha sembari membuka pintu Semua orang
memperhatikan dengan seksama .

Ketika pintu terbuka terlihatlah
wajha-wajah  yang sudah tidak asing
lagi.. yang tak lain adalah ibu vanie, raka, robin, ryan dan pak jordy.
Seketika suasana pun menjadi hening dan penuh dengan keharuan ketika ibu vanie
berlari memeluk ibu fitria dengan erat. Isak tangis pun tak ter elakan lagi ,
sementara raka robin ryan dan pak jordy bergabung dengan keluarga besar
lainnya.

“ma, maafkan
vanie ma!” vanie banyak salah. Vanie malu sama mama..!” teriak ibu vanie
“sudahlah van,
mama sudah memaafkanmu.. mama tidak pernah marah sama kamu.”Balas ibu fitria
sembari mengelus-elus rambut putri ke empatnya itu dan mencium keningnya.
“vanie juga
minta maaf karena tidak bisa merawat ibu ketika ibu sakit! Maafin vanie ya bu?”
“loh.. kapan ibu
sakit? Orang ibu seger buger gini.. kok dibilang sakit?”
“jadi….????” Ibu
vanie belum meneruskan perkataannya karena chacha terlebih dahulu memotongnya
“emmm..
sebelumnya chacha minta maaf sama nenek,tante vanie dan smuanya… soalnya chacha
udah bohong bilang ke tante vanie kalau nenek sakit.” “ dasar anak
nakal! Persis sekali dengan mamanya!” teriak ibu sylvia dan ibu vanie
“ya,habisnya
tante vanie sama-sama egois sih.. jadi….”
“ya sudah cucu
nenek yang satu ini dan cucu perempuan nenek satu-satunya… nenek ucapkan
terimakasih banyak karena niat baik kamu menyatukan kami kembali berhasil..
nenek juga beterimakasih karena chacha sudah memberikan kado yang sangat
special sekali  buat nenek.”

Hari ulang tahun
ibu fitria pun berakhir dengan bahagia berkat chacha dan itulah kado special
yang diberikan oleh chacha untuk neneknya.
Tak terasa waktu
cepat sekali berlalu. Sudah hampir 1 ½ minggu chacha ada dibandung dan sisanya
tinggal 3 hari lagi. Di waktu yang singkat itu chacha mencoba memanfaatkannya
untuk mencari oleh-oleh khas bandung dan berjalan-jalan di keramaian kota
diantar oleh sopir ibu fitria.

Pssst masih banyak cerita lainnya lho di blog ini!

Leave a Comment