Untukmu yang Selama Ini Setia Menemani

No Comments

Photo of author

By Gemaulani

Kepada : Yang selama ini setia menemani

Hai, apa kabar? Ah pertanyaan bodoh apa ini … mengapa aku harus menanyakan hal yang kutahu pasti jawabannya. Bukankah saat ini kau sedang menatapku tajam, menyatakan bahwa kau mulai lelah menemaniku. Kumohon, bertahanlah untukku, tetaplah berada di sampingku … mendampingiku untuk menggapai semua inginku, mimpi-mimpiku.

Sudah berapa lama kita saling mengenal? Berapa lama kau bersamaku? Setelah ku hitung-hitung kita sudah bersama selama empat tahun. Beda satu tahun dengan dia, seseorang yang sulit kuhilangkan dari ingatan … sama seperti kau. Meskipun begitu, kaulah yang lebih kucintai. Karena kau selalu ada di sisiku, menemaniku, membantuku kapanpun aku menghampirimu. Ya, kau selalu ada. Dan kau tak akan pernah terganti.

Aku mencintaimu, bahkan ketika aku baru melihatmu dari selembar gambar. Entah mengapa rupamu begitu memikat, mampu membius seluruh syaraf di tubuhku. Begitu melihatmu, menyentuhmu dan mengenalmu lebih dalam … aku yakin, aku tak salah pilih. Semakin hari rasa cintaku kepadamu semakin bertambah. Bahkan aku tak sanggup berpisah terlalu lama darimu. Kau yang cerdas, cepat, kuat, dan ramah.

Aku tahu aku sering keterlaluan memperlakukanmu. Memaksamu untuk menemaniku mengerjakan tugas sepanjang hari, hingga larut malam bahkan pagi kembali menjelang. Terkadang kau harus melihatku tertidur pulas sementara kau terjaga sepanjang malam. Sungguh hal yang memalukan untukku dan menyebalkan untukmu. 

Kau sempat beberapa kali terjatuh akibat keteledoranku dan setelahnya kau selalu berusaha meyakinkanku bahwa kau baik-baik saja. Dari sanalah aku yakin kau pun mencintaiku, sekalipun aku sering membuatmu tersakiti. Terima kasih karena kau telah membalas cintaku. Cintaku padamu tak bertepuk sebelah tangan seperti cintaku padanya. Maaf karena aku sering menyakitimu. Tak merawatmu dengan baik.

Untuk kau yang sampai detik ini masih setia menemaniku menikmati malam-malam sunyi. Meskipun kini kau tak secepat dulu karena sering terkena demam. Maaf aku belum bisa membawamu ke dokter yang lebih ahli dan membelikan cooling-pad internal yang baru. Kumohon jangan marah, jangan sakit. Do’akan aku cepat mendapat pekerjaan baru agar memiliki uang untuk mengobati sakitmu, lukamu.
Tak peduli ada Intel core-i5, i7, i9 dan lainnya. Bagiku kau tetaplah juaranya, juara di hatiku. Aku selalu mencintaimu … Hp Pavillion G4 dengan processor core i3 dan RAM 2GB. Laptop yang setia menemaniku selama empat tahun lebih, hampir di setiap hariku. Karena rasa cinta yang begitu besar padamu, maka dari itu aku menulis surat cinta pertama ini untukmu. Kau sudah membacanya bukan, bahkan kau turut menuliskannya bersamaku. Semoga kau senang membacanya. 

Oh ya, ini ada fotomu waktu kau masih tampan. Sekarang juga masih kok. Ada goresan dikit gak pa-pa lha ya. Biar kelihatan laki-nya. Sini biar ku ketjup layarmu sekejap.

 


Yang Mencintaimu,


Gilang.

Leave a Comment