50 : 50 Ukuran Sepatu Besar

No Comments

Photo of author

By Gemaulani

Tahu nggak, kenapa aku lebih tertarik beli sepatu daripada baju? Walaupun udah cukup lama juga sih nggak beli sepatu #ngelawak. Oh ya, balik ke pertanyaan tadi, kenapa aku lebih tertarik beli sepatu daripada baju? Karena, sejak kelas sebelas, ukuran sepatu udah nggak berubah lagi, nambah dikit sih, dikit banget.

Dan tahukah kamu, setiap ada yang iseng nanya nomor sepatu dan aku jawab 40. Itu orang suka pada nggak percaya. Tapi ada seseorang yang bikin aku senyam senyum tahun lalu #keegeran pada awalnya. Pas kubilang ukurannya 40, dia bilang : “kok kita sama lagi, jangan-jangan kita jodoh saudara yang tertukar!” Nyesel tahu udah geer. Untung cuma di chat, coba kalau video call atau langsung. Pasti malu banget.

40, sebenarnya nggak pas 40 sih, kadang 39 juga udah nyaman. Tapi balik lagi, tergantung merek sepatunya. Beda merek beda ukuran biasanya. Tapi biasanya 39 udah cocok.

Dengan ukuran segini, ada enak dan nggak enaknya juga sih. Kadang, suka ngiri kalau ada yang seusia tapi ukuran sepatunya 36. Karena apa? Karena diukuran segitu, banyak banget model sepatu yang imut, unyu-unyu, gemesin.

Nah, biar makin lengkap, kurangkum enak dan nggak enaknya punya ukuran sepatu besar versi blognya gilang galing :

1. Mudah dikenali

Karena jarangnya aku ketemu orang yang ukuran sepatunya 39 dan 40 di suatu tempat atau acara. Jadi pas lepas sepatu gitu gampang menemukannya. Pernah sih, pas osjur sandal dipake salah satu temen karena kebetulan ukuran kakinya sama. Sampai aku clingukan nyari sandal. 

“Sandalku mana?” Dalem hati sih bilang gitunya.

“Kamu ngapain?”

Balik kanan, melihat kakak komdis yang garang dan tampangnya siap menelan aku bulat-bulat, “Sandal saya tidak ada kak!” Ya kali aku harus nyeker men.

“Kenapa bisa tidak ada?”

Dalem hati : “meneketehe, tadi pas bobo setelah sholat Tajahud berjamaah ada di depan dipan kok suer!!!” Kenyataannya aku cuma geleng-geleng doang.

“Cepat cari!!!”

Buru-burulah aku memperhatikan satu persatu sandal yang dipake masing-masing peserta yang udah berjejer rapi di depan dipan masing-masing. Dan, sandal aku ketemunya gampang sih. Walaupun warnanya sama merah, tapi modelnya beda sendiri agak licin gitu terus bagian sampingnya kukasih nama. Dan yang make temen sekelas dong. Yang suka dikira kembaran aku.

Dan dia pun bingung kenapa bisa make sandal aku. Maklum lha ya dibangunin dadakan. Jiwanya belum ngumpul. Akhirnya dia make sandal yang teronggok di belakang dan warnanya bukan merah. Hmm sepertinya ada yang nggak bawa sandal merah terus takut ketahuan. Yang jelas itu bukan sandal temenku itu. Secara dia bawanya swallow merah.

2. Jarang yang minjem, tapi susah minjem sepatu juga
Nah, enaknya ukuran sepatu dan sandal 39-40 itu, jarang yang minjem. Soalnya kebesaran. Tapi, kabar buruknya, susah minjem juga. Seimbang kan.

3. Model sepatu terbatas, nggak sebanyak ukuran di bawahnya.
Dunia persepatuan kadang kejam buat yang ukuran kakinya 39-40, karena suka terbatas model dan warnanya. Nggak sebanyak 36-38. Karena di ukuran 36-38, seperti yang kujelaskan di salah satu paragraf di atas, banyak model sepatu yang imut, gemesin, unyu-unyu yang pengin kumiliki tapi nggak bisa. Mungkin inilah yang namanya cinta tak bisa memiliki.

4. Makan tempat kalau packing

Ini sih udah pasti ya, kalau ukurannya segitu ya makan tempat kalau packing. Kadang nggak aku masukin ke dalam tas sekalian, tapi aku jinjing pake kresek ataupun tote bag tergantung mood.

5. Nggak bisa nyoba sepatunya cinderella

Ini apa coba ada poin ini. Ya jelas nggak bisa nyoba sepatunya cinderella. Kaki cinderella kan imut-imut. Kaki aku panjang dan lebar.

6. Bisa pake sandal dan sepatu laki-laki

Nah, aku tuh emang sering kepincut sama sandal atau sepatu untuk laki-laki. Bahkan pernah beli sepatu kets yang harusnya untuk laki-laki. Kalau udah begitu aku udah pasti pilih nomor 39. Karena 40 bakal longgar. Yakin deh. Selain itu, kubisa memakai sandal atau sepatu punya kakak. Walaupun sedikit longgar tapi kan nggak longgar-longgar amat.

Leave a Comment