11 Feb 2018

Kiyora Instant Milk Tea | Teh Susu Bubuk

Kalau kamu pernah baca blogpost teman ngeteh yang manis di rumah, aku sudah bilang kalau aku mulai mengurangi konsumsi kopi instan. Bukan karena udah nggak suka tapi demi jam tidur yang kembali normal. Walau sebenarnya nggak normal-normal amat. Karena baru bisa tidur paling cepat jam sebelas malam. Ya, kalau minum kopi, beberapa bulan ke belakang, jangankan kopi hitam, minum kopi biasa aja aku bisa tambah melek sampai subuh. Jadi kuputuskan untuk minum coklat, teh dan teh susu.


Nah, nah, kalau biasanya suka bikin teh susu sendiri. Dari teh celup ditambah susu kental manis dengan takaran menggunakan perasaan. Tahun lalu, aku berkesempatan mencoba Kiyora Instant Milk Tea dari Lifull Hadiah. Dan kuingin beli lagi di minimarket. Selain Milk Tea, ada juga Kiyora Instant Matcha Latte lho. Tapi aku nggak terpilih untuk mencobanya via Lifull. Nanti deh beli sendiri karena aku penasaran.


Kiyora Instant Milk Tea ini kemasannya kardus. Dengan dua sisi tampilan yang dibuat berbeda. Bisa dilihat secara horizontal maupun vertikal. Dan kusuka paduan warnanya. Setiap kemasan kardus ini berisi tiga kemasan kecil yang bisa muat sekalipun dimasukkan ke saku. 

Selain bisa disajikan hangat, disajikan dingin juga bisa. Tapi ya aku pilih yang hangat dong, yang dingin mah kan udah ada yang botolan muehehe. Tahu nggak, rasanya itu pas. Perpaduan antara teh dan susunya. Apalagi ini susunya dari ultrajaya, tehnya pun asli. Tanpa perasa buatan dan tanpa pengawet. Membahagiakan sekali sih buat aku mah.


Serbuknya berwarna keputih-putihan dan aromanya sebelum diseduh pun enak lho. Habis diseduh? Apalagi enak pake banget. Membuat aku ketagihan ya ampun. Tapi yang kurang dari Kiyora Instant Milk Tea ini tuh apa coba? Isi kemasan kartonnya kagok alias tanggung. Ya minimal lima gitu jangan tiga.


Jadi, untuk menikmati secangkir teh susu hangat yang nikmat dan tanpa ribet, Kiyora Instant Milk Tea ini jawabannya. Kamu suka teh susu juga nggak? Kalau suka, bisa cobain ini. Perkara nanti kamu suka juga atau nggak, itu hakmu, itu seleramu.
9 Feb 2018

Dari Benci Jadi suka

Halo blog yang draftnya udah banyak tapi nggak jadi-jadi dipublikasikan. Aku kembali lagi lho buat kamu. Kembali memulai bercerita tentang hal yang nggak penting-penting amat. Kali ini mau cerita soal dari benci jadi suka. Eits kamu yang di sana jangan geer dulu ya, maaf, bukan mau menceritakan kamu. Serius! Nanti kamu mah aku ceritakan di lain waktu. Dan sekali lagi, jangan geer dulu. Karena nanti pun aku menceritakan soal kamunya bukan kebaikannya doang, tapi juga sifatmu yang membuatku kzl, eh Kesal. Tenang, nama disamarkan kok. Kalau kamu merasa ya itu belum tentu kamu. Objek "kamu" kan  bisa siapa aja #okesekip.


Tapi, kalau kamu masih ngotot baca ini sampai habis, nggak pa-pa, silahkan. Itu hak kamu. Karena aku tahu, apa pun yang udah diunggah ke dunia maya, siapa pun berhak baca dan berhak berkomentar, tapi pastikan kalau mau komentar jahat, dikirim melalui pesan pribadi saja ya, nggak usah dikolom komentar.

Kamu pasti sering atau setidaknya pernah mendengar kalimat yang kira-kira bunyinya begini :

"jangan terlalu benci, nanti jadi cinta," pun sebaliknya.

Tapi kali ini aku milih yang versi:
"jangan terlalu benci, nanti jadi suka,"

Dan kalau suka,
"jangan terlalu banyak makannya, nanti sakit!"

Jadi, udah tahu dong dari kalimat terakhir aku mau bahas apa? Ya, aku mau bahas makanan. Beberapa makanan yang dulunya aku anti banget, bahkan ada yang baru dengar namanya, melihat wujudnya atau mencium baunya aja aku udah lambaikan tangan ke kamera. Kamera mana kamera?

1. Tomat
Ngomong-ngomong, tomat itu buah apa sayur ya? Coba yang tahu bisikin aku di kolom komentar, kalau mau. Jadi nih, nggak tahu kenapa setiap melihat tomat, aku bawaannya benci aja. Boro-boro memakannya secara langsung, yang nongkrong dimasakan emak aja, langsung kusingkir-singkirkan.


Nah, mungkin gara-gara terlalu benci ini, aku secara nggak sengaja diperkenalkan dengan cara yang menarik perhatian. Jadi, waktu aku kelas 3 SD, nenek kesayangan (ibunya emak) meninggal. Dan kalau ada yang meninggal di daerah tempat tinggalku diadakan tahlilan. Yang ikut tahlilan disediakan makanan yang dimasak oleh anggota keluarga dan saudara.

Hari itu, nggak ingat tahlilan hari ke berapa, adik iparnya nenek membuat tampilan tomat menjadi cantik. Jadi bentuk bunga dan itu membuatku tertarik untuk mencoba. Dan rasanya ternyata cukup enak. Dari situlah aku jadi suka tomat. Di jus apalagi.

2. Karedok Leunca 
Leunca bahasa Indonesianya apa ya? Pokoknya bulet kecil, warna hijau dan kalau udah jadi hitam rasa pahitnya luar biasa kalau buat aku. Dan di Sunda ada yang namanya karedok leunca. Emak sering bikin dan aku awalnya nggak tertarik sama sekali. Bahkan lebih ke disgusting. Karedok leunca ini sampai ada lagunya lho. Yang nyanyi Rika Rafika. Judulnya ya itu, Karedok Leunca.

Sumber : resepdanmasakan.com
 Tapi nih, sekarang aku juga jadi suka sama karedok leunca. Enak lho ternyata kalau dicampur nasi hangat dan kerupuk. 

3. Udang
Ini yang dulu paling aku benci sebenci-bencinya. Gimana nggak, di rumah nggak ada yang alergi Udang kecuali aku. Dan parahnya, jangankan nyoba, baru dengar namanya disebut aja, ini kulit seluruh tubuh terutama tengkuk, leher dan tangan langsung bereaksi. Merinding, dan mulai deh gatel-gatel.

Kalau melihat secara langsung dari jarak dekat, oh jadi nambah reaksinya, bentol-bentol alergi. Pokoknya apa pun yang berhubungan dengan Udang aku nggak sanggup. Padahal lumpia kering yang rasa udang katanya enak lho daripada lumpia kering rasa abon. Dan nyatanya emang enak.

Pernah nih, waktu menginap di rumah teman, waktu makan disediakan kerupuk gitu. Tampilannya nggak kayak kerupuk udang, jadi ya aku makan aja. Dan rasanya enak banget sampai aku ngambil lagi-lagi-lagi-lagi-lagi dan lagi. Jadi aku nggak curiga. Malemnya sebelum tidur kan kita ngerumpi sambil baca novel juga, mulailah tangan, leher dan kaki gatal-gatal. Dikiranya digigit nyamuk aja gitu #nggaksadarbentolnyabeda.


Paginya waktu mandi udah sembuh, nggak gatal. Eh pas sehabis sarapan (iya aku makan kerupuk itu lagi) di jalan menuju ke kampus, aku gatal-gatal lagi. Sementara aku nggak merasa digigit nyamuk. Ketiga temenku pun ikutan merasa aneh. Terus aku kepikiran sama itu kerupuk, aku tanyalah temenku. Terus dia juga baru sadar lupa ngasih tahu bahwa itu kerupuk udang.

Tapi sekarang, aku suka lho sama udang dalam berbagai olahan. Enak ya ampun, menyesal nggak dari dulu nyobain langsung udang segar (katanya kalau makan olahan udang yang benar-benar segar mah bisa sembuh alergi udangnya, tapi aku lebih percayanya lebih ke sugesti diri sendiri dan kondisi tubuh). Karena setelahnya aku bisa makan udang tanpa reaksi aneh. Kadang sih masih gatel tapi nggak separah dulu. Tapi untuk udang rebon sama ikan teri aku masih alergi gila.

4. Durian
Durian, Duren, Kadu kalau bahasa Sundanya mah. Tahu nggak di Garut ada kecamatan Kadungora? Terus apa hubungannya? Nggak ada cuma nanya aja, cuma ngasih tahu aja. Jadi, hampir sama kayak ke udang, aku juga benci sama durian tanpa sebab. Boro-boro mencoba memakannya, deuh baru mencium baunya aja udah pusing dan mual-mual. 

Makanya kalau ada temen yang beli es krim durian, kusuka minta dia jauh-jauh makannya. Yang parah kalau ada yang jajan es krim durian segerombolan kemudian naik angkot yang aku tumpangi juga. Rasanya kutak sanggup lagi. Langsung tutup hidung pake apa pun yang ada. Pejamkan mata dan mencoba mengendalikan mual yang bergolak.

Nah, di tahun 2015, almarhumah nenek (ibunya abah) membawakan durian ke rumah. Jadi, di belakang rumah nenek itu ada pohon durian yang baru pertama kali berbuah. Pas mateng dibagikan ke anak dan cucunya. Waktu nenek bilang cobain atuh.

//Mau bilang sayang tapi bukan pacar nggak suka tapi takut menyakiti.
Bilang tidak ya, bilang tidak ya//

Perasaan orang lanjut usia kan kebanyakn sensitif. Eh aku juga sensitif kali dari dulu. Nggak bisa dikomentarin sehat? gendut, Astagfirulloh, heurin. Langsung pengin lempar orangnya pake hape. Tapi karena sayang ke hapenya ya BUKAN KE ORANGNYA!!! Jadi nggak jadi dilempar.

Jadinya ya aku ..

//Terpaksa aku mencintai dirimu mencoba durian itu
hanya untuk status palsu  menghargai.
Setengah hati kujalani cinta kucoba duriannya
Karena aku tak suka denganmu//

Awalnya rasanya agak aneh tapi lama-lama ternyata lumayan juga. Dan sekarang jadi suka.

Nah, nggak penting kan bhahaha. Ngomong-ngomong kamu pernah benci juga nggak sama sesuatu terus sekarang jadi suka?

Sumber gambar lainnya : pixabay