4 Oct 2019

APP WAR Thailand 2018

Kau tiba-tiba menyapaku hari itu dengan nada riang meskipun tim startupmu sama sepertiku. Gagal dalam kompetisi. Aku sungguh tak tertarik padamu, pada awalnya. Hingga kau kembali menyapaku di restoran India. Akhirnya kita makan bersama, saling bercerita, banyak hal termasuk permainan laser tag. Dan kurasa kumulai menyukai dirimu, namun langsung kautolak diriku dengan pernyataan bahwa kekasihmu datang menjemput. Niat untuk menambahkanmu sebagai teman melalui Line pun akhirnya kuurungkan.

Akupun menemui teman-temanku, dan Build menertawakanku. Sementara Tai mengomentariku bahwa tidak ada salahnya menemukan orang yang mempunyai minat yang sama tanpa hubungan romantis atau percintaan. Pernyataan yang membuatku sadar bahwa di dunia ini sebenarnya, setiap hari kita bisa bertemu dengan banyak orang yang mempunyai minat yang sama. Dan tentu saja, akan mengasyikan jika dijadikan sebuah aplikasi. Aplikasi Inviter dengan tagline non-romantic relationship.

App War 2018 Film Thailand
Tangkapan layar dari aplikasi VIU

Hahaha, jadi gengs. Dua paragraf di atas itu yang aku tangkap dari ekspresi dan percakapan Bomb dengan June. Kedua anak manusia yang berlawanan jenis ini punya mimpi atau keinginan yang sama. Menciptakan sebuah aplikasi yang bisa membawa mereka untuk memenangkan kompetisi Start Up di Thailand. Dan tentu saja dari tim yang berbeda dan profesi mereka juga beda. Bomb seorang programmer, June bagian marketing atau yang menjelaskan alur bisnis dari aplikasinya.
"Dalam mendirikan perusahaan rintisan itu, di mana ada keinginan, tidak selalu ada jalan."
Kurang lebih itulah salah satu kalimat yang aku kutip dari pendiri Start Up Library yang udah sukses, dan ceritanya jadi sambutan pembuka di kompetisi Start Up Tahun 2018. Enggak tahu translatenya yang kurang tepat, enggak tahu emang seperti itu sih aslinya. Secara kan perusahaan rintisan atau Start Up ini emang beresiko tinggi sejak awal. Dan alur filmnya mundur, maju.

Setelah sambutannya selesai, kita ditarik mundur pada kejadian setahun sebelumnya. Di mana yang di atas itu, awal Bomb bertemu dengan June. Sampai June jadi inspirasinya untuk membuat aplikasi Inviter. Yang logonya roket, warnanya didominasi biru. Di mana dengan aplikasi ini, orang-orang yang punya minat sama bisa berkumpul. Misalnya nih main Laser Tag bersama yang dilakukan oleh Bomb untuk membuktikan kalau aplikasi buatannya bekerja dengan baik. Setelah sebelumnya mereka mendapatkan tambahan modal gitu. Dia jadi punya kelompok main Laser Tag. Dan surprisenya dia ketemu lagi sama June yang suka main Laser Tag juga. Mereka satu tim dan memenangkan pertandingan. Klop banget mereka itu. Gemes aku lihatnya.

Awalnya, aplikasi Inviter yang dirilis di playstore, appstore dan sejenisnya ini sukses dan menjadi aplikasi trending nomor satu. Dan itu membulatkan tekad mereka untuk maju ke liga Start Up Seri-A dalam waktu setahun. Mereka juga berencana untuk mendapatkan suntikan modal dari pemilik aplikasi Library. Tapi tentu saja, enggak berjalan sesuai rencana, enggak mulus karena suatu hari munculah aplikasi sejenis bernama Amjoin dengan logo alien dan berwarna merah muda. Tepat di bawah aplikasi mereka. Dan mendapatkan sambutan hangat dari penggunanya karena User Interface (UI) nya lebih menarik dan mudah digunakan. Sebagai programmer yang kemampuannya bisa dibilang tingkat dewa, mulanya Bomb masih bisa sombong dan enggak peduli karena Amjoin banyak kekutu (bug) nya. Jadi sekalipun banyak yang pasang, enggak lama bakal dibuang. Eh ya tetep aja, kan banyak yang unduh ya berpengaruh juga sama aplikasi Inviter.

Persis ketika Bomb dan June mulai merasa nyaman satu sama lain. Saat itulah mereka sadar, kalau masing-masing dari mereka berada di tim yang berlawanan dengan aplikasi sejenis. Build yang emang kelakukannya nyeleh memberi ide untuk memasukan penyusup ke tim Amjoin, pun sebaliknya. Dua teman di timnya June memberi saran yang sama. Memasukkan penyusup ke tim Inviter.

Tai yang seorang founder Inviter bagian desain kena getah dari ide gila Build. Pun Mild, gadis magang yang mau tak mau harus melamar jadi marketing di Inviter. Di sini kita bisa melihat betapa gigihnya kedua tim. Baik Inviter maupun Amjoin. Dan gila sih aku salut banget sama yang memerankan June. Ambisinya, semangatnya. Serasa semuanya nyata, bukan lagi main film. Karakternya kuat banget.

pemain app war yang menarik perhatian
Karakter Favoritku sih June, tapi wajah yang menarik perhatianku ya empat orang ini ehehe. Laki-laki kalau gayanya kaya Nat Kitcharit manis juga ih hahaha

Cuma ya, gara-gara saling mengirimkan penyusup ini, semua rencana masing-masing tim jadi buyar. Bahkan jadi rebutan mendapatkan pendanaan. Karena mirip dan kedua aplikasi punya kekurangan juga kelebihan masing-masing. Jadilah mereka ditantang berkompetisi secara khusus di liga start up 2018 dengan hadiah 100 juta baht.

Meskipun Bomb dan June berjanji untuk saling memisahkan antara urusan pribadi dan pekerjaan. Tapi tetap aja, pada akhirnya enggak semudah itu ferguso. Semua berakhir dengan air mata dan penyesalan. Terutama dari sisi tokoh Bomb, June, Tai dan Mild. Persahabatan Bomb, Build dan Tai bahkan terancam bubar.

Dari situ scenenya balik lagi ke saat kompetisi dimulai. Bomb curi-curi pandang ke June. Entah kenapa kumerasa itu menyakitkan. Dan saat presentasi, tim Inviter ternyata mengejutkan. Aplikasi mereka sedikit berubah haluan. June pun sama kagetnya dengan calon pemberi dana. Tapi lebih kaget lagi presentasinya tim Amjoin sih. Ku speechless. Perasaanku campur aduk lihat June sama Bomb ini.

Lompat deh ke setahun kemudian. Liga start up 2019. Penasaran siapa yang menang dalam persaingan tahun lalu antara Inviter dan Amjoin juga akhir kisah dari sepasang anak manusia yang berkompetisi ini gengs ? Nonton sendiri deh. Ada kok di VIU. Film yang rilis di Thailand tahun 2018 ini.

Film ini cukup seru karena menegangkan diawal permulaan hingga pertengahan dan mencapai klimaksnya saat para penyusup dari masing-masing tim ketahuan. Dan kita dibukakan mata juga pikiran lebar-lebar kalau menggunakan cara licik itu bukannya untung malah buntung. Belajar juga sih untuk menghargai hasil kerja orang lain supaya mereka enggak merasa kecewa. Kayak hasil kerja Tai yang lebih dihargai oleh June. Padahal desain yang sama pernah dia tawarkan ke Bomb dan ditolak mentah-mentah. Terus Mild yang merasa lebih nyaman kerja bersama Inviter daripada Amjoin sampai dia punya perasaan enggak mau meneruskan misinya jadi penyusup tapi keadaan memaksanya untuk terus berlanjut. Walaupun enggak dijelaskan lebih dalam kenapa Mild merasa seperti itu.

Cuma ya, menjelang klimaksnya itu ada yang sedikit ganggu buat aku. Kok ya kesannya dua orang temannya June di Amjoin jahat dan frustrasi banget gitu sampai menghalalkan segala cara. Udah gitu, saat seusai liga langsung loncat ke setahun berikutnya rasanya terlalu cepat. Apalagi endingnya yang terasa maksa. Mungkin durasi juga kali ya. Tapi tetap aja aku kurang nerima, kurang puas. Banyak scene yang sebenarnya bisa digali lebih dalam dan akan membuat App War ini lebih kece.

Dari film ini aku jadi kepikiran dengan aplikasi-aplikasi yang mirip-mirip di playstore. Enggak mudah ya bertengger di atas itu dengan saingan yang banyak. Dan udah cape-cape mempermudah hidup manusia lain di berbagai belahan bumi masih aja dicaci maki, di hina dina dengan kata-kata yang bikin istighfar kalau ada gangguan, atau muncul bug. Padahal mana ada sih aplikasi yang sempurna, orang yang buatnya aja manusia. Di mana manusia itu tiada yang sempurna sekalipun udah dinilai terlihat sempurna oleh sebagian manusia lainnya.

Next, kumau membicarakan film Thailand lainnya. Eh ngomong-ngomong, mau tanya dong pendapat kamu yang kadang-kadang terdampar di blogpost aku yang bahas film Thailand lebih suka satu-satu gini atau aku membicarakan beberapa film sekaligus? Komentarmu sungguh kunantikan dengan sepenuh hati :)

8 comments

  1. aku mau cari filmnya jg de. moga2 di iflix udh ada :D. mendingan review filmnya 1-1 mba. jd lbh fokus bacanya. aku pribadi lbh suka baca review yg gitu :)

    ReplyDelete
  2. Lebih baik 1 blogpost untuk 1 film. Jadi ga terpecah pecah gitu :)

    ReplyDelete
  3. Mending direview satu persatu emang. Lebih panjang, jadinya lebih enak dibaca.

    Saya tuh taunya film Thailand horror aja, ternyata dramanya juga ok yaa.

    ReplyDelete
  4. ini kali pertama aku "terdampar" di blog kamu heheh e
    salam kenal yaaa..
    btw aku suka film thailand loh yang komedi drama gitu hahah seru lucu dan intin cerita tiap filmnya ttp dapat .
    pertama nnonton film thailand itu filmnya Pee mak, kemudian film ATM dan trus yang mario maurer peranin

    ReplyDelete
  5. aku lebih suka satu satu..jadi lebih fokus sih.. jadi ngga bikin bingung.. kan orang biasanya cari review film berdasarkan judul filmnya.. apalagi film luar negeri.. kadang memang butuh yang spesifik supaya lebih menjiwai hehe seneng deh kalo ada yang review film thailand.. jarang jarang soalnya hehe

    ReplyDelete
  6. Aku jarang nntn film Thailand wkwkwkkw. Kalau nntn jadinya inget film2 horornya hahahaha. Seyemmmm euy. Tp ini cinta2an ya. Seru jg kyknya ditonton.

    ReplyDelete
  7. Belom pernah nonton film Thailand akuh...ada juga yaa dramanya apa2 Korea gt

    ReplyDelete
  8. Aku lagi bingung juga niih...sejak nonton Aomike couple, aku stuck di pasangan ini.
    Jadi akibatnya, ga berani nonton pasangan Thailand lain.
    Hiiks~
    Aku langsung skeptis begitu tau kehidupan pribadi mereka yang...yaah, ternyata tidak seperti kaidah hidup orang biasa.

    ReplyDelete

Tinggalkan komentar ya, supaya aku bisa mengujungi situs milikmu. Diharapkan jangan menyimpan link hidup di kolom komentar karena otomatis akan dihapus. Terima kasih :)
EmoticonEmoticon