Jarak Tak Jadi Penghalang Untuk Datang Tepat Waktu

By Gemaulani

Sejak dulu, aku dikenal sebagai orang yang pemalu dan juga pendiam. Jangankan untuk pergi ke suatu tempat yang cukup jauh sendirian, membayangkannya saja aku tidak pernah. Karena sejak kecil sudah terbiasa pergi bersama mama, diantar bapak.
Namun, seiring berjalannya waktu dan memilih untuk melanjutkan pendidikan di kota yang berbeda. Sejak saat itulah, aku jadi biasa pergi sendiri menggunakan fasilitas transportasi umum yang tersedia di sekitar tempat tinggalku. Dari mulai angkutan kota, bus, elf, hingga kereta api yang akhirnya menjadi favoritku untuk menjangkau kota Bandung.


Kereta api lokal yang selama lima tahun terakhir ini sungguh membuatku susah untuk berpaling ke moda transportasi lain. Karena bagiku, saat ini kereta api telah memenuhi tiga aspek keselamatan, keamanan dan kenyamanan sebagai salah satu moda transportasi darat. Aku bahkan tidak merasa takut lagi untuk pulang dengan menggunakan kereta keberangkatan terakhir dari Stasiun Bandung maupun Stasiun Kiaracondong menuju Stasiun Cicalengka. Padahal, dulu itu mau pulang naik kereta yang berangkatnya jam tujuh malam saja aku sudah enggan.
Serius ya, dulu itu kereta api lokal belum terasa nyaman dan amannya. Mengingat di dalam kereta banyak pedagang asongan, pengamen, yang minta-minta, pencopet, lalu pendingin udaranya pun masih pakai kipas angin (banyaknya mati), penumpangnya banyak tapi gerbongnya sedikit, asap rokok di mana-mana. Rasanya susah sekali untuk bernapas. Belum lagi sering kehabisan tiket walaupun keretanya masih setengah jam lagi menuju keberangkatan. Jadwal keberangkatan dan tiba juga masih sering tidak tepat waktu. Aku juga masih ingat, pernah naik KRD Patas (sekarang sudah ditiadakan) yang menawarkan harga tiket lebih mahal dengan waktu tempuh lebih cepat, namun ujungnya mogok di tengah-tengah perjalanan. Sungguh pengalaman tak terlupakan.


Berbeda sekali dengan kereta api lokal saat ini yang pendingin udaranya pakai AC, gerbongnya lebih banyak, tidak ada pedagang asongan, pengamen dan lainnya di dalam kereta, bebas asap rokok, bersih, kursi-kursinya pun nyaman dan tersedia toilet yang bisa digunakan di setiap gerbongnya. Jadwal keberangkatan dan tibanya pun tepat waktu meskipun berhenti di setiap stasiun. Iya, dalam waktu 45 menit saja, aku sudah bisa tiba di Stasiun Bandung. Jadi, kalau mau menghadiri suatu acara atau ada janji bertemu dengan seseorang, aku bisa datang tepat waktu. Kerennya lagi, sekarang tiket kereta api lokal pun sudah bisa dibeli secara daring melalui aplikasi. Membantu untuk aku yang seringkali datang ke stasiun di menit-menit terakhir sebelum keberangkatan. Di mana terkadang loket pembelian tiket sudah tutup. Dan pemeriksaan tiket di pintu masuk stasiun sudah menggunakan sistem scan barcode.
Yang aku kagumi adalah, tidak hanya fasilitasnya saja yang berubah, tapi kebiasaan penumpangnya pun ikut berubah. Sekarang ini kalau aku perhatikan saat menunggu kereta datang, mereka berdiri di belakang garis batas. Dulu-dulu banyak banget yang melanggar sampai petugas keamanan harus sering meniup peluit sebagai peringatan. Sebelum naik mempersilakan yang akan turun terlebih dulu. Dan tidak terpaku bergerombol di satu pintu masuk. Saat pembelian tiketpun sudah hampir tak terlihat yang suka menyerobot antrian. Sungguh, tertib itu indah.


Selain kereta api lokal, tentunya ada banyak moda transportasi lain yang bisa membuat kita datang tepat waktu ke suatu tempat meskipun jaraknya cukup jauh, terutama di daerah ibu kota. Seperti KRL, LRT, MRT, dan pesawat terbang. Dan tentu saja semua itu tidak terlepas dari kinerja pemerintah Indonesia melalui Kementerian Perhubungan dalam waktu lima tahun terakhir ini. Selain pelayanan moda transportasi terdahulu menjadi lebih tertata, sekarang ini moda transportasi jadi semakin beragam dan canggih, didukung dengan perbaikan dan pembangunan infrastruktur transportasinya. Baik itu transportasi darat, laut, maupun udara dan juga penyiapan SDM transportasi yang handal serta berkualitas. Dan perkembangan moda transportasi di Indonesia ini tentunya berdampak pada perekonomian karena dapat menarik banyak wisatawan dan juga masyarakat untuk beralih ke transportasi publik sehingga mengurangi kemacetan.


Di tahun 2020 mendatang, aku tidak sabar menantikan dihidupkannya kembali jalur kereta dari Cibatu menuju Garut. Karena ku ingin mencoba naik kereta ke Garut. Seru kan banyak pemandangan alamnya. Tak sabar juga dengan kereta cepat yang masih dalam proses pengerjaan. Eh ya, selain soal kereta api, aku juga merasa nyaman kalau ingin pergi ke Soreang dengan kendaraan pribadi. Jarak tempuhnya jadi bisa lebih cepat setelah kehadiran Tol Soroja (Soreang-Pasirkoja). Dan ku senang sekali bisa memantau proyek terbarunya Kementerian Perhubungan melalui situs : dephub.go.id, instagram @kemenhub151 , twitter @kemenhub151 dan facebook @kemenhub151 dan youtube : Kementerian Perhubungan RI

Leave a Comment