17 Aug 2015
24 Jun 2015
Biarlah Tuhan Lebih Tahu Kok

Biarlah Tuhan Lebih Tahu Kok

Oleh : Ge Maulani


Cerpen ini tergabung dalam antologi It's Ok Wae dari event yang diselenggarakan oleh 2A Dream Publishing.



Udara malam itu terasa menusuk hingga ke pori-pori kulit terdalamnya. Hari ini dia lupa membawa jaket tebal kesayangannya. Sekuat tenaga dia berusaha untuk menahan kantuknya sejak keluar dari tempatnya bekerja. Rasa takut akan kejahatan yang mengintainya tak lagi dia pedulikan. Kehidupan memaksanya untuk menjadi pribadi kuat dan tegar. Dia mempercepat langkahnya menuju ke tempat kost yang terletak di ujung gang sempit itu. Dia menekan handel pintu kamarnya secara perlahan agar tidak membangunkan ibu kost dan para penghuni lainnya.

“Ehm …” ibu kost sudah berdiri di belakangnya.

 Dia berbalik dengan senyuman kaku di bibirnya, persis seperti maling tertangkap basah.

 “Eh ibu, belum tidur, Bu?”

“Gimana saya bisa tidur kalau setiap hari tetangga pada komplain sama saya!”

“Emang saya salah apa ya, Bu?” Dia menggaruk lehernya yang tak gatal.

“Aduh Tika, kamu masih tanya salah kamu apa?” rahang ibu kost terlihat mengeras.

“Soal pekerjaan saya lagi, Bu? Ibu kan tahu sendiri saya bekerja di kedai kopi dan sering kebagian shift siang sampai closing pukul sebelas malam.”

“Bisa aja kan itu cuma alasan kamu. Asal kamu tahu saja ya, saya tidak akan menerima anak kost kalau kerjanya gak halal!”

Tika tersenyum gemas. Sudah berulangkali dia menceritakan tentang pekerjaannya. Namun, tetap saja dia di tuduh macam-macam oleh ibu kost dan orang-orang di sekitar tempat kost itu yang memang senang mengunjing orang.

 “Kalau ibu nggak percaya, ibu bisa ke tempat kerja saya, liat saya kerja sampai selesai?”

“Ih, emangnya saya kurang kerjaan apa harus ngikutin kamu! Udah ah saya ngantuk … mau tidur!”

Tika berdiri mematung di depan kamar kostnya. Memandang ke arah ibu kost yang kini menghilang di pintu rumahnya yang berhadapan dengan kamar-kamar kost yang di sewakannya. Angin berhembus semakin kencang menambah sakit di seluruh tulangnya. Tanpa berpikir panjang lagi dia bergegas masuk ke dalam kamarnya dan menghempaskan tubuhnya di atas tempat tidur yang mulai mengeras itu.

Ingin rasanya dia berteriak dan mengumumkan kepada semua orang jika dia adalah wanita baik-baik dan mencari uang dengan cara yang halal. Andai saja dia bisa, dia akan mencari pekerjaan baru yang jauh lebih baik atau bahkan dia akan menyeret semua orang yang berprasangka buruk padanya turut serta ke tempat kerjanya. Namun, Tika tidak mempunyai banyak waktu untuk mengurusi masalah itu. Dia masih memiliki banyak urusan yang jauh lebih penting daripada mengurusi gosip yang beredar di sekitarnya.

***
Tika mengisi gelas air minumnya sampai penuh. Dia keluar dari dalam kamarnya untuk menikmati acara televisi di ruang keluarga khusus anak-anak kost di sana. Samar-samar dia mendengar beberapa penghuni kamar kost dan para tetangga ibu kost yang kembali menggunjingkannya. Membuatnya hidupnya kembali terusik dan jiwanya meradang. Namun, percuma saja dia membela diri jika mereka memang tak mempercayainya. Tika memilih untuk diam dan menikmati acara kartun kesukaannya.

“Tik, elo nggak ngerasa terganggu apa sama anak-anak kost lain dan para tetangga yang ngomongin lo?” Via, sahabatnya sejak Tika menginjakkan kaki di Jakarta.

“Gak usah elo tanya juga, gue udah bosen denger ocehan mereka Vi, kalau bisa gue sumpel deh tuh mulutnya satu-satu,” Tika berusaha tenang.

“Terus kenapa gak lo jelasin aja, Tik sama mereka”

“Jelasin apa? Gue udah jelasin berulang-ulang sama anak-anak sama ibu kost dan cuma elo yang percaya sama gue,” balas Tika sedikit putus asa.

“Terus elo mau biarin mereka nyebarin gosip yang nggak-nggak soal elo, gitu?”

“Udahlah Vi, aku sih is ok wae, biarin mereka mau ngomong apa sesuka hati mereka. Kali aja gue jadi trending topik di gang ini!”

“Karna kenyataan kerjaan gue itu halal dan gak ngerugiin siapapun. Gue nggak punya wkatu buat ngurusin mereka.” tambah Tika.

Via tersenyum “Hebat lo, Tik. Masih bisa tenang padahal lagi di gosipin tiap hari sama mereka."

“Baru tau lo, Vi? Gue udah dari dulu kali kebal sama yang namanya gosip. Tenang aja kali Tuhan tau kok soal kerjaan gue.”

“Kalau gue sih mana bisa masih kalem kayak lo gini!” balas Via.

Keduanya tersenyum. Tika memang tipe orang yang tidak mudah terbakar emosi. Dia selalu tenang dalam menghadapi semua kesulitannya. Kerasnya kehidupan membuat dia menjadi lebih dewasa dan tahan banting oleh perkataan-perkataan yang tidak mengenakan dari para tetangganya. Biarlah mereka berkata apapun tentang pekerjaannya, yang penting Tuhan tahu kalau apa yang di kerjakannya itu adalah pekerjaan halal. Gunjingan orang hanyalah segelintir masalah kecil dalam kehidupannya. Jika masalah kecil saja membuatnya emosi, apalagi masalah yang besar? Is ok wae-lah orang mau bilang apa.
1 Jun 2015
Akrab Bersama Si Kulit Bundar

Akrab Bersama Si Kulit Bundar

Oleh : Ge Maulani

Cerpen ini tergabung dalam antologi My Story Of Football pada event yang diselenggarakan oleh AE Publishing pada tahun 2014 lalu.




Bentuknya bulat dan berisi. Dia bisa menggelinding ke sana kemari jika di tendang oleh kaki manusia. Dia juga bisa melambung tinggi di angkasa. Kemudian kembali ke bumi dan masuk ke dalam tiang gawang … yang berarti tambahan satu angka untuk lawan bermain. Lagi-lagi si kulit bundar ini mencuri perhatian kami sekeluarga. Membuat kami berkumpul di ruang keluarga hanya untuk menontonnya. Menonton kesebelasan andalan kami berlaga, Persib Bandung. Klub sepak bola lokal yang di juluki si Maung Bandung ini selalu kami nantikan penampilannya. Berharap dia akan menang saat melawan Arema Malang.

“Ayo Firman, terus serang!” teriak kakakku.

“Ayo Sib, Ayo … masa kalah sama Arema!” Bapak tak mau kalah.

“Atep menggiring bola, terus menuju kotak penalti dan …”

“Sayang sekali sodara-sodara, membentur tiang gawang dari Arema” lanjut komentator bola.

Kami semua memegang kepala dengan kedua tangan masing-masing tanda kecewa dengan serangan yang gagal di eksekusi oleh Atep. Kami harus puas dengan skor satu kosong di babak pertama, unggul satu poin untuk Persib. Sambil menunggu jeda iklan dan penampilan Persib di babak kedua, Ibu dengan sigap menyiapkan camilan tambahan untuk kami semua.

Kick off babak kedua pertandingan antara Persib melawan Arema Malang akan segera dimulai. Kami sudah bersiap kembali di depan televisi berukuran 21 inchi itu. Dengan semangat 45 kami menunggu wasit meniupkan peliutnya. Selang lima belas menit kemudian kami harus menelan kekecewaan dengan skor dua satu.

“Ah, payah … pasti deh suka kayak gini. Di awal udah menang. Di babak kedua malah sama!” Aku menggerutu.

“Yee … emangnya maen bola gampang apa!” balas kakak sembari melemparkan bantal kursi ke arahku.

“Ya tinggal tendang aja kali kak, susah amat! Kayak kita waktu kecil kan sering main bola berdua!” protesku, tak mau kalah.

“Itu kan cuma main-main aja dek, ini kan beda lagi. Ini pertandingan dan di lapangan yang luas banget! Perlu teknik dan strategi untuk menyerang lawan.”

Sejak dulu aku memang suka menonton sepak bola, sama seperti keluargaku yang lainnya. Dari mulai nonton Persib, Timnas U-19, MU, Chelsea, dan Piala Dunia. Saat itu aku mengidolakan Eka Ramdani, Zaenal Arif, Christiano Ronaldo, Irfan Bachdim, Kenji, Sergio, dan Evan Dimas. Bahagia rasanya saat melihat mereka menggiring si kulit bundar itu di tengah lapangan.

Kami kembali fokus pada pertandingan di layar kaca itu. Dengan mata berbinar, menantikan si Maung Bandung mencetak gol berikutnya. Tiba-tiba saja wasit mengeluarkan kartu kuning untuk salah satu pemain Persib. Kami saling menatap. 

“Salahnya di mana coba? Kok tiba-tiba kartu kuning!”

“Iya ih kok kartu kuning!” aku tak kalah herannya dengan kakakku.

“Itu kali gara-gara ngejatuhin lawan” sambung mama.

Akhirnya kami kembali menelan kekecewaan atas tendangan penalti yang berhasil menembus dinding pertahanan Persib dan penjaga gawangnya. Kedudukan menjadi dua sama hingga akhir pertandingan.

Namun, yang terbaik dari menonton si kulit bundar dan tim sepak bola kesayangan kami itu adalah kebersamaan kami. Jika ada pertandingan bola, semua anggota keluarga pasti berkumpul dan akrab di depan televisi. Berbeda dengan hari-hari biasanya yang sibuk dengan kesibukkan masing-masing. Pertandingan sepak bola membuat kami memahami satu sama lain. Obrolan kami dapat di mengerti oleh semua orang. Berbeda ketika aku menceritakan bahasa pemrograman, bapak menceritakan komponen elektronik, mama mengajar murid-muridnya dan kakak menceritakan pembuatan kendaraan roda empat di tempat kerjanya.
24 May 2015
Antologi ke Tiga Puluh Satu

Antologi ke Tiga Puluh Satu

KADO TERINDAH #4

Genre : Kumcer
Penulis : Boneka Lilin et Boliners
Editor : Boneka Lilin
Desain Sampul : Mochamad Haririe
Penerbit : Harfeey
Tebal : 170 Hlm, A5
Harga : Rp41.000,- (harga khusus kontributor: Rp34.800,-)
Order : Judul_Jumlah_Alamat (WA/SMS 081904162092 atau BBM 7FA7F31F)

Sinopsis
25 cerita pendek, 25 penulis pilihan berdasar seleksi, 25 kado terindah. Selamat membuka dan merasakan keindahan di masing-masing kisahnya.
*
Sedikit klise, namun memang kado terindah tidak hanya tampil bersponsor rupiah melimpah. Ada banyak rupa yang mewarna banyak momen bahagia di balik cerita dalam buku ini, sebuah antologi khusus untuk menyambut 3 tahun eksistensi Penerbit Harfeey sebagai rekanan penulis dan pembaca buku. Buah karya dari penulis-penulis pilihan dalam negeri.

Kontributor :
Boneka Lilin, Diah Ayu Nuratillah, Hady Kristian, Zakiyah, Antonio Rizzo, Nuke Rouffyanti Abdillah, Yulianti, Ghea Soedirhamz, Patria Praty Dhina, Selyfdw, Anizza Hanni, Bella Megawati, Ge Maulani, Rahma Fitriana, Putri Widya, Nouvha LeviRiond, Riska Ayu, Tessa Amanda, S. Ellyka, Iqbal S. Putra, Arfyan Kusuma, Rizma Yunita, Enni Affandi, Andier Mutiara, Witri Prasetyo Aji, Fadwa Nita
Antologi Ke Tiga Puluh

Antologi Ke Tiga Puluh

OSPEK #2

Genre : Kumcer
Penulis : Boneka Lilin et Boliners
Editor : Boneka Lilin
Desain Sampul : Mochamad Haririe
Penerbit : Harfeey
Tebal : 155 Hlm, A5
Harga : Rp39.000,- (harga khusus kontributor: Rp33.200,-)
Order : Judul_Jumlah_Alamat (WA/SMS 081904162092 atau BBM 7FA7F31F)

Sinopsis :

Aku tidak tau apa korelasi antara siksaan fisik dan psikis dengan kesiapan memasuki tingkat pendidikan formal yang lebih tinggi, karena faktanya tidak pernah ada guru atau dosen yang memakiku dengan pengeras suara, terlebih ketika aku tidak melakukan kesalahan apa-apa.

Aku tidak mengerti di mana manfaat berdandan konyol yang diperintahkan tanpa toleransi, karena di dunia pendidikan dan bahkan di dunia kerja, tidak ada syarat harus berpenampilan layaknya orang gila.

Aku gagal paham, kenapa hanya di Pertiwi ini, mayoritas OSPEK dijadikan sebagai ajang balas dendam berkedok penempaan oleh orang-orang yang mengaku terdidik dan dimandati untuk mendidik, namun berperilaku seperti manusia tak berpendidikan.
Dan sialnya, untuk pertama kali dalam hidup, aku dipaksa menjilat pada orang-orang yang gila hormat.

Kontributor :
Boneka Lilin, Hima K, Ge Maulani, Putri Widya, Fadwa Nita, Ubaiyana Lessy, Nidhom VE, Yusuf Setya, Ririh Damayanti WG, Megandarisari, Aziz Mustafa, Nenny Makmun, Annur Riska Eka Putri AZ, Ghoffar Albab Maarif, Ika Karisma, Muhammad Khanafi, Kakranita, Vety Fajar Pangestu, Khanis Selasih, Inggrid Fincilia Hukubun, Alvara Khyzu
4 Nov 2014
14 Oct 2014
14 Sept 2014
17 Aug 2014
24 Jul 2014
Antologi ke 23 sudah terbit

Antologi ke 23 sudah terbit


Telah Terbit
Buku dari event Warna-Warni di Pesantren (ff)

Judul Buku: Warna-Warni di Pesantren
ISBN: 978-602-1334-12-6
Penerbit: Pena Indis
Editor: Nitha Ayesha
Desain cover dan Layout: Fandy Said
Ukuran: 13 x 18 cm
Tebal: 142 Halaman
Harga Buku: 37.000 (Di luar Ongkir)
Harga Kontributor: 33.000 (Di luar Ongkir)

Pre Order= 23 Juli s/d 12 Agustus 2014

Cara Pesan:
Ketik: Judul Buku_Nama Pemesan_Alamat Lengkap_No.Hp_jumlah pesanan
Kirim ke: inbox fb Pena Indis atau Pena Indis II atau ke 082113883062 (Fandy Said)

Toko Buku Online Pena Indis: www.indhisbook.com

Sinopsis:

Aku mulai membuka rakaat pertama salat tahajudku. Kulantunkan ayat demi ayat dalam kekhusyukan. Ayat-ayat Al-Quran yang menciptakan getaran di relung-relung hatiku. Sebuah getaran yang muncul bukan semata-mata karena menghafal kalam-Nya, tetapi karena kalam-kalam itu perlahan telah mewarnai hatiku dengan keagungan cinta-Nya, hingga aku jatuh pada kenikmatan yang tiada tara. Rupanya kenikmatan seperti inilah yang membuat para santri tak pernah jemu dengan aktivitas ibadahnya. Kenikmatan yang didapatkan ketika sebuah ibadah tak lagi dirasakan sebagai suatu beban, melainkan sebuah kebutuhan. Kenikmatan ibadah yang dibangun atas dasar cinta pada-Nya. Sebuah cinta yang hakiki yang mewarnai setiap malam, khususnya di sepertiga malam terakhir. Warna-warni yang membuat langit pesantren telah berwarna bahkan sebelum fajar muncul. Warna-warni meneduhkan yang menenteramkan hatiku.

Kontributor:

Rahmi NS, Embun Tsauqi, Muhrodin “AM”, Melani Ika Savitri, Rere Zivago, Lenni Ika Wahyudiasti, Nikmatus Sholiha, Ika Mawarni, Fadhilatul Hasnah, Andrian Eksa, Ratna Juwita, Gorih Huka, Farida Salsabila, Ratnani Latifah, Ridha al-Maula, Ge Maulani, Asri Hanifah Putri, Sri Suparmi, Ditha A. Said, Siti Ratnawati, Nur Laili Hidayati, Nurul Fauziah, Sri Ayu Aulia, dan Yanuari Purnawan.
17 Jul 2014
Buku Antologi Cerpen ke-22 Penerbit MMJN

Buku Antologi Cerpen ke-22 Penerbit MMJN


Buku seri 1 event flash fiction tema Kisah Kasih di Sekolah. Penerbit MMJN.
Berikut daftar nama Kontributor tiap buku:
seri 1
1.Pengagum Rahasia-Tiareska Rivanthi
2.Cinta Itu Sederhana-Ai Siti Mulyani
3.hello… Goodbye-Mirna Miranda
4.Terima Kasih Luka-Vicky Desan Dury
5.Akhir Catatan Cerita Cinta-Nurul Khotimah
6.Tak Jelas-Windi Ariesti A
7.Menunggumu-Zianka Mozza
8.Rahasia Itu-lenni Ika Wahyudiasti
9. Salah Cinta-Anjar Srirahmawati
10.Jalinan Cinta Dino- Ferry Willi Riawan
11.Aku Melihat Ada Senja di Matanya-Latifah Harahap
12.Dia-Cavega Terasu
13.Saling Cinta dalam Diam-Sri Ayu Aulia
14. Cinta dan Pacar Pertama-Ge Maulani
15. Cinta Sang Ketua Osis-Dianur fajria
16.Secarik Ampol Biru-Dinu Can
 

 Harga buku:
36.500/buku
harga belum termasuk ongkir

Cara Pemesanan sms ke no 085641662026
ketik PO KKDS seri (satu/dua/tiga)
Nama penerima :
Alamat lengkap :
Kodepos :
Jumlah :
No. HP :
nanti kalian akan mendapatkan konfirmasi jumlah uang yang harus ditarnsfer dan nomor rekeningnya.
16 Jul 2014
Antologi ke-21 dari event It's Ok Wae

Antologi ke-21 dari event It's Ok Wae

Telah Terbit!!!
Judul: It’s Ok Wae!
Cetakan Pertama, Agustus 2014

Penulis: Lenni Ika Wahyudiasti, Kans’ Zein Basry, Ruspeni Daesusi, Rere Zivago, Anis Marzela, Dyah Istiani, Endang Eriana, Nur Wahid, Nastain Achmad Attabani, El Syarif, Dhinar Nadhi Dewii, Kholifaturokhma, Mutiara Sakha, Hastira Soekardi, Andrian Eksa, Ardini N. Wijaya, Dessy Dwi Lestari, Imas Siti Liawati, Aziza Zuhroh Sya'bandiyah, Dessy Putri Wahyuningtyas, Hariani,S.Pd, Nurlaeli Umar, Ge Maulani, Anggi Putri, Novy Noorhayati Syahfida, Irfan S.P.

Penyusun: Anung D’Lizta
Tebal: vi+147 Hal, 13x19
Design Cover : Ali Sakit Wirasatriaji
ISBN : 978-602-1649-28-2
Harga setelah diskon 20% untuk penulis: Rp 50,000 (Harga normal: Rp 45,000,-)
Harga umum: Rp 50,000,- (belum ongkir)
Untuk Pemesanan: Inbok 2A Dream Publishing/SMS HP: 08567257051/
E-mail: anungdel1627@gmail.com/ WA: +65 82437024
Formt : IOW-Jumlah-Nama+Alamat Lengkap+No.HP.

Sinopsis:
Apa pun masa lalu itu, tak akan merubah keyakinanku. Apa yang telah terlewati dalam hidupku semua takdir, cobaan dari hidup dan aku harus kuat menghadapinya. Allah-lah tempat kembali, mengadu, meminta dan pasrah. Peluklah aku dengan hidayah-Mu ya Allah, hingga akhir napasku. “Aku nggak bisa menjadi perempuan yang merebut tunangan perempuan lain. Aku pernah merasakan luka saat tunanganku meninggalkanku dan berpaling pada yang lain. Karena itu, aku nggak mau jadi penyebab gadis lain merasakan kepedihan yang sama.” Kembali sepi menyapu; “Adakah rindu berpagut sukma, bila jemari telah lelah, harapan kuurai dalam paragraf doa, bukan sekadar sandiwara selepas rebah, bukan sebatas jalan yang berbisik lelah.” “It’s Ok Wae! Inilah kehidupan.”
5 Jul 2014
Buku Antologi Cerpen ke 20 - Penerbit Panji

Buku Antologi Cerpen ke 20 - Penerbit Panji

buku antologi fabel tumbuhan

yang mau PO bisa lihat di https://www.facebook.com/notes/penerbit-panji/pengumuman-ff-tumbuhan-dan-pembukaan-pre-order-buku/500554726743495
1) Dilema Pohon Bambu - Ika Candra

2) Caca si Cabai yang Selalu Sedih -Layli Putri Hasnah

3) Keajaiban Hutan Larangan - FaridaSundari

4) Kecil-kecil Cabe Rawit - GeMaulani

5) Kerajaan Kebona Pringapus – MalisaLadini

6) Pohon Randu yang Bahagia -Nurlaeli Umar

7) Pohon Apel dan Pohon Bambu - GhoffarAlbab Maarif

8) Sebatang Bambu - Ruspeni Daesusi

9) Tarian Tiwi Teratai – ArdanaYulisa

10) Salak Ingin Menjadi Anggur, Apeldan Pepaya - Yuliza Azella

11) Petuah Mangi si Pohon Mangga yangBijak - Jerit Atin

12) Siapa yang Paling Hebat? - Lenni Ika Wahyudiasti

13) Dua Rumput Liar - Nurul FitrianyAbbas

14) Kesedihan Pare - Imas Siti Liawati

15)Aisyah Subathi-Persahabatan Sejati
4 Jul 2014
Buku Antologi Cerpen ke 19

Buku Antologi Cerpen ke 19

Buku Antologi Cerpen ke 19


“Biasalah, Gun, masalah klasik. Aku gak siap dengan ujian minggu depan. Kamu tau kan aku punya penyakit latah, mana bisa aku melewati ujian praktik dari Bunda Lampir,” jawab Poci lesu.
Poci memang mempunyai penyakit latah. Saat semester pertama, pelajaran dari Bunda Lampir, yaitu teknik menakuti manusia. Manusia yang mereka takuti adalah mereka yang tidak salat, pemabuk, koruptor, pencuri, dan lain sebagainya. Hal ini sesuai dengan kurikulum yang telah ditetapkan oleh Menteri Pendidikan Hororesia.
Pertama kali Bunda Lampir mencontohkan kepada murid–muridnya, kebetulan ada segerombolan pamabuk lewat. Dengan menaiki sapu lidi ajaibnya, Bunda Lampir melayang–layang di udara sambil cekikikan. Kemudian ia berkata, “Hai anak muda, jangan sia-siakan tubuhmu dengan meminum minuman haram itu.”
Tak ayal para pemuda tersebut lari tunggang langgang dan meninggalkan botol minumannya. Murid–murid pun tampak memperhatikan aksi Bunda Lampir dengan saksama.
Bunda Lampir mengatakan bahwa praktik kali ini bukan hanya untuk menakuti mereka, tapi juga harus mampu untuk menyampaikan pesan–pesan bijak. Murid–murid mengangguk serentak tanda mengerti. Termasuk Poci, ini kali pertama baginya karena ia adalah murid baru di sekolah Hororesia.

Buku Antologi Cerpen dari event sekolah hantu "Semangat Untuk Poci" oleh 

Judul : Semangat Untuk Poci
Tebal : viii + 152 Hlm
Harga Asli : Rp.42.500
Harga Pre Order : Rp.38.250 (Dis. 10 %)
Harga Kontributor: Rp. 34.400
Penerbit : Raditeens Publisher
ISBN : Dalam Proses

Ongkir ke seluruh Indonesia :
Order 1-2 Ongkir Rp.15.000
Order 3-4 Ongkir Rp.20.000
Order 5-6 Ongkir Rp.25.000
Deadline Pre Order tanggal 10 Juli 2014

Cara Order : sms dengan format
nama_judul_jumlah_Alamat lengkap_no hp ke 087757691882
Dan sertakan foto bukti transfer ke inbox Raditeens Publisher
Buku Antologi Cerpen ke 18

Buku Antologi Cerpen ke 18

buku antologi cerpen ke 18


Ini merupakan buku antologi cerpen ke 18 dari event Anugerah Illahi "Anugerah Illahi" Bersama Mbak Nieyy