Teruntuk Kalian Yang Jauh Di Mata

Teruntuk Kalian Yang Jauh Di Mata

Teruntuk kalian yang jauh di mata, tapi selalu menempati ruang di hatiku.

Kita berawal dari orang asing. Datang dari sudut-sudut kota yang berbeda dengan tujuan yang sama. Mengenyam pendidikan di perguruan tinggi. Butuh waktu yang cukup lama untuk saling mengenal dan akhirnya merasa nyaman, juga melengkapi satu sama lain. Kalian tahu, aku begitu beruntung ... karena Tuhan mempertemukanku dengan kalian.

Adanya kalian, membuat hari-hariku semakin berwarna. Kebahagiaanku tergenapi. Aku tak pernah lagi takut bermimpi, karena ada kalian yang mendukungku, mempercayaiku. Hingga pada akhirnya membuatku yakin bahwa aku bisa meraih mimpi-mimpi itu. Bersama kalian, aku juga terbebas dari kehidupan penuh bully. 

Hari terus berganti, hingga saat perpisahan itu tiba. Ya, hari kelulusan di depan mata. Mau tak mau, suka tak suka, kebersamaan kita pun berakhir. Masing-masing dari kita mempunyai takdir yang berbeda. Bekerja di tempat yang berbeda, bertemu orang-orang baru, bahkan ada yang harus berpindah ke pulau sumatera demi tuntutan pekerjaan.

Setahun, dua tahun, dua setengah tahun ... nyaris tak ada yang berbeda. Meskipun jarak memisahkan kita. Kita masih saling menyapa melalui pesan singkat. Mengucap selamat ulang tahun dari kejauhan. Kita berlima masih sempat bertemu dan berbincang secara langsung. Setidaknya setahun sekali. Dan setiap kali bertemu dengan kalian, aku selalu mendapatkan tambahan energi positif untuk menjalani kehidupan.

Awal tahun 2016, salah satu dari kalian melepas masa lajangnya. Tak ada yang berubah, karena kita pun sudah mengenal laki-laki yang meminangnya sejak lama. Kemudian kabar bahagia kembali datang dari mereka. Mereka akan menjadi ibu dan ayah. Awal Juli 2016 kita kembali berkumpul dalam waktu yang cukup singkat namun kebahagiaannya masih melekat dalam ingatanku hingga detik ini.

Akhir juli 2016, setelah pertemuan itu. Kabar mengejutkan datang dari satu-satunya lelaki dalam lingkaran pertemanan kita. Yang paling dewasa dan bijaksana layaknya seorang kakak. Dia yang semula mengabarkan akan bertunangan justru akan langsung menikah. Sejak saat itu, perlahan semuanya berubah. Aku kesulitan menghubungi kalian yang semakin sibuk dengan aktivitas masing-masing. Dan akupun berhenti untuk selalu menjadi yang pertama memulai percakapan dalam grup. Aku tak mau lagi menganggu kehidupan kalian.

Awal januari 2017, satu lagi teman kita melepas masa lajangnya.  Aku sempat berusaha menghubungi kalian. Ya, kalian sedang sibuk saat itu. Akupun memutuskan untuk menghadiri pernikahannya sendirian. Meskipun di kota yang berbeda, meskipun aku masih lelah. Aku tetap ingin menghadiri pernikahannya. Karena bisa jadi itu adalah kali terakhir aku bisa bertemu dengannya. Karena aku tak yakin, pertemuan setahun sekali di tahun ini bisa terjadi. Selain itu, aku telah memutuskan untuk menarik diri seperti dulu. Ya, aku lebih senang menyepi, menyendiri. Lebih senang disapa terlebih dulu.

Wahai kalian, dimanapun kalian berada saat ini dan juga nanti ... ketahuilah, bahwa aku selalu menyayangi kalian, merindukan kalian. Wahai kalian, kapanpun kalian membutuhkan teman bercerita, teman berbagi dan pertolongan. Aku masih tetap ada di sini. Aku akan selalu ada untuk kalian. Selama aku bisa, selama aku mampu ... akan kulakukan yang terbaik yang bisa kuberikan untuk kalian.

Wahai kalian, terima kasih sudah pernah hadir dan selalu ada untukku dalam kehidupan di masa sebelumnya. Maaf jika pada kehidupan sebelumnya, aku sering menyusahkan, menganggu dan membuat kalian kesal. Kuharap kalian tak pernah menyesal karena mengenalku.

Wahai kalian, jika takdir mempertemukan kita kembali ... kuharap kita tak benar-benar menjadi orang asing. Yang enggan menyapa satu sama lain dan berpura-pura tak pernah saling mengenal.

Untuk jarak dan waktu yang tak lagi bersahabat dengan kita. Untuk rindu yang menumpuk dan menyesakkan dada. Untuk kalian yang kini jauh di mata maupun sosial media. Kalian adalah salah satu bagian terbaik dalam lembaran cerita hidupku. Kalian akan selalu di sini, menempati ruang di hatiku dan melekat dalam ingatanku.

Salam sayang, dari aku yang terkadang ingin menghentikan waktu dan memutarnya kembali ke masa lalu,


Gilang.
Ada Yang Bisa Saya Bantu?

Ada Yang Bisa Saya Bantu?

Udah nggak asing kan, sama judul blogspotku kali ini? Kurang lebih mirip kalimatnya customer service dan customer care ya, nggak? Selain itu biasanya yang jaga toko, satpam di pusat perbelanjaan yang mungkin menangkap raut kebingungan di wajahku. Iya, aku bingung nyariin kamu sama penunjuk arah menuju toilet. Ke kanan terus tapi nggak nemu-nemu, ngahaha #malubertanyasesatdijalan.

"Gi, tolong bantu mama nulis laporan ya?"
"Gi, tolong bantu mama ketik daftar kehadiran, ya?"
"Gi, tolong pegangin senternya!"
"Gi, coba starter motornya!"
"Gi, tolong simpenin nomor ini ke kontak!"
"Gi, tolong ...." ini-itu blablabla.

Dan yakin deh, kalau yang minta tolongnya orangtua, aku nggak berani nolak. Bisa-bisa jadi anak durhaka terus dikutuk jadi batu kek Malin Kundang #parnoan. Bukan karena itu sih, tapi lebih ke arah nggak tahu diri dan nggak sopan nolak ngebantu orangtua. Ya, aku bisa hidup, di sekolahin, di biayain ini-itu, dari siapa. Dari orangtua kan ... ya masa, dimintain tolong yang mudah-mudah nggak mau bantu. Zzzz. Kadang-kadang aku nawarin bantuan duluan kalau udah liat mama bawa kerjaannya dari sekolah yang cukup lumayan bikin kenyang.

Walau kadang-kadang itu membuat rencana yang sudah kubuat harus ditunda dulu. Ya, selama nggak merugikan, ditunda sebentar nggak apa-apa lha yaa.

Nggak cuma orangtua, biasanya ada orang lain yang minta bantuan. Minta dibuatkan email, akun media sosial, buka email yang lupa password, cek ongkir jasa pengiriman a,b,c,d,e ...., anter sana-sini, minta difotoin, minta hapenya yang nggak bisa masuk playstore dibenerin, minta saran, minta tolong jawabin game tebak gambar, minta dibuatin kuisioner, minta dibuatin ini-itu, dan lain-lainnya.

Baiklah, selama permintaan tolongnya nggak aneh-aneh dan bisa aku lakukan, aku mau-mau aja bantu. Tapi kalau nggak bisa, ya maaf-maaf aja ya. Karena aku cuma manusia biasa yang banyak dosanya, dengan kemampuan yang begini adanya. Aku biasanya jarang nolak kalau dimintain tolong, paling ada saat-saat di mana aku pending tuh nolonginnya sehari-dua hari kalau yang nggak urgent-urgent banget. Apalagi kalau mood ku lagi jelek. Kecuali dimintain tolong ngabisin doit buat belanja, pasti di iyain detik itu juga, ngahaha #apasih.

ada yang bisa saya bantu

Kadang suka heran aja sih kenapa ada yang percaya minta tolong sama aku. Kayak minta tolong buatin doodle (padahal baru belajar), undangan pernikahan buat disebar di medsos, sampai logo (padahal belajar photoshopnya masih ngos-ngosan). Tapi bersyukur juga sih, ada yang percaya gitu kalau aku bisa buat yang begituan walaupun sederhana pake banget. Bersyukur juga kalau emang kepake. Kalau nggak ya udin, kemampuan aku emang segitu adanya. Dan setidaknya aku hidup di dunia yang kejam ini, kadang kala ada gunanya buat orang lain. Kadang-kadang mereka juga menawarkan bayaran. Tapi buat temen mah geratis aja. Eh malah ada yang ngirim moring sedus. Ya Alhamdulillah. Penasaran sama moring nggak? Ceki-ceki Moring Hebring Mank Denk

Jadi, ada yang bisa saya bantu? Tapi jangan yang aneh-aneh yaa. Kayak dimintain tolong bikinin candi, ya elah, aku nggak punya jin. Dimintain tolong menyayangi seseorang, ah helah perasaan kagak bisa dipaksain #sapajugayangmaudisayangisamaaku #kepedean oke skip. Dimintain tolong buat cari pasangan, plis aku aja nggak punya #ealahjomblocurhat. Nah kalau dimintain tolong dengerin curhatan mah oke-oke aja. Asal jangan via telepon, nanti kutinggal tidur *krik-krik-krik-krik.

Dan percayalah, menolong orang lain, bantuin orang lain itu nggak rugi kok. Ya itu tadi, selama nggak terlalu menganggu kegiatan sendiri. Yang rugi itu, kalau kamu bisa bantu tapi pura-pura nggak bisa dengan mengeluarkan seribu alasan nya zaskia gotik. Membantu orang itu bisa dimulai dari yang sederhana, misalnya bantuin ibu-ibu yang bawa anak balita plus batita di kereta buat duduk pas kurisnya pada penuh. Bukan malah ngelirik sekilas kemudian lanjut nundutan sambil dengerin earphone. Iyes, kadang suka gemes sama cowok-cowok yang sehat wal afiat tapi nggak peka sama sekitarnya. Membiarkan enin-enin, aki-aki dan buibu yang bawa anak berdiri desak-desakan. Atau yang lebih sederhananya lagi, diminta tolong buang sampah pada tempatnya. Jadi jangan dibuang di mana aja, apalagi udah disediain tempat sampah.
Pertemuan Singkat Tapi Istimewa

Pertemuan Singkat Tapi Istimewa

Kebanyakan orang bilang, bahwa masa SMA merupakan masa paling indah. Aku setuju, namun bersama kalian, aku tidak memerlukan kata paling tapi ... terindah. Karena bersama kalian semuanya nampak lebih jelas, lebih nyata dan apa adanya. Karena bersama kalian aku belajar bagaimana bersikap dewasa. Mengerti satu sama lain, mengingatkan tanpa harus menyakiti. Tetap meluangkan waktu untuk bertemu setahun sekali, tanpa harus berkomunikasi setiap hari. Semoga selalu seperti ini ya gaes.

Ini update edisi apa ya, edisi melow? Edisi ngacapruk. Bisa, bisa dibilang begitu.

Sabtu, 09 Juli 2016

Diskusi pertemuan kali ini sih enggak terlalu ribet kayak taun kemarin. Karena kebetulan yang pada udah kerja liburnya barengan. Cuma agak galau soal tempat. Padahal galaunya cuma milih ketemu di mall yang mana.

Meskipun itu hari sabtu dan masih sisa-sisa libur lebaran jadi walhasil stasiun kereta masih padat merayap. Ya kali,  dateng jam tujuh tapi kebagian nunggu di depan gerbang stasiun yang di tutup. Kalau bukan karena pengen ketemu kalian, mungkin aku balik lagi aja.

Pegel dan berdesak-desakan yang lebih parah dari tahun kemarin. Begitu gerbang dibuka, yang di belakang main dorong-dorong aja sampai ada bapak tua yang susah payah nyari sendalnya yang ketinggalan sebelah. Sampai pak satpam pun marah-marah. Belum lagi yang tiba-tiba nyerobot antrian. Ketika diingatkan malah nyolot. Dan akhirnya kebagian tiket kereta KRD Bandung Raya yang jam 09.00 persis seperti yang kubayangkan sejak dari rumah.


Ternyata bukan cuma manusia yang hobi telat, tapi jadwal kereta pun begitu. Lha iya yang bikin jadwal kan manusia juga. Singkat cerita setelah naik angkot, aku tiba di istana plaza. Iyes, udah keliatan ada Endah sama ehm calonnya lagi duduk di dekat pintu mall.

Salaman terus nunggu yang lain. Dan si babeh, panggilan akrab kita buat mantan ketua kelas tapi belum jadi mantan photografernya kita alias Hakim malah bilang udah duduk manis di MC Donald sambil menikmati es krim. Ya udah, kita meluncur ke sana, maklum dedek juga haus bang.

Pesen ice coffee deh dedek mah bang. Sambil nunggu apri dan bumil (yunita) datang. Apri datang, terus bagi-bagi cokelat, oleh-oleh dari teman bulenya yang asal inggris. Duh gagal diet lagi deh, padahal emang enggak diet. #dilemparsendal

Apa yang terjadi kalau apri udah dateng? Ponsel yang kameranya paling bagus, jadi sasaran kita yeay. Klik-klik-klik sampai fotonya puluhan. Maafin kita ya babeh, nebar virus foto mulu. Oh ya, tumben lho babeh sama calonnya Endah mau ikutan foto.






Omong-omong soal calon pendamping hidup, ini apri sama babeh juga udah pada punya calonnya lho. Tinggal aku sendiri yang belum punya. Abang tanpa nama masih di mana? Masih semangat buat memperjuangkan adek kan bang? Hahaha Di manapun abang berada, semoga sehat selalu dan kita dipertemukan di saat yang tepat.













 Ini lagi ketawa karena apa ya, *lupa. Tapi berarti bener, Gilang kalau ketawanya over matanya agak merem.


Beberapa saat kemudian akhirnya bumil plus suaminya dateng. Hip-hip horay. Ini pasangan yang setelah menikah pun masih LDR. Salut deh. Yang lebaran tahun kemarin mah statusnya baru bertunangan. Lebaran tahun ini sudah sah menjadi suami istri, calon emak sama abahnya kakak embul. Bentar lagi jadi ateu.


pertemuan singkat



Klik-klik-klik, foto lagi dan lagi. Nih sampe mas Febry-nya Yunita ekspresinya kek gini.


Tahun kemarin jadi mamang photografernya kita.



Masih gemukan eikeu daripada bumil *duh

Karena bumil lagi menghindari makanan junk food, akhirnya kita pindah ke food court. Pesen makan yeay. Lucu aja liatin bumil minta dibeliin jus pisang dan disuruh nyari cakwe.

Kita kalau udah ketemu ngobrolnya pasti keasyikan. Ngobrolin dari a sampai z. Sampai enggak kerasa endah sama calonnya pamitan. Sebelum pulang aku sama yunita masih nerusin ngegodain sama kayak isi chat di bbm. Tjie mau nyari mas kawin sama kain buat nikahan. Keluar deh rengekan Endah yang khas.

Tersisalah kita berlima. Mau ke mana kita? Bingung. Akhirnya berlabuh di Gramedia. Bumil mau cari buku apa itu entahlah. Aku sih kukulilingan aja sambil usap-usap iler liatin novel yang seolah berkata, bawa aku pulang. Apalagi pas liat my own world sama jajaran pensil warna, makin ngiler dedek bang. Demi, susah banget nahan biar enggak bawa itu buku ke kasir dan berhasil. Sementara apri akhirnya beli majalah.

Tepat pukul tiga sore, kita berpisah. Pulang ke tempat masing-masing. Sampai ketemu di episode bumil lahiran. Sehat terus ya kakak embul di perut mommy nya. Sehat terus di Lubuk Linggau sana eceu Yunita. Semoga lekas satu kota sama Masnya.

Setelah ketawa-ketiwi sama kalian, sampai stasiun Bandung aku lemes plus gemes liat antrian tiket yang sampai keluar-keluar. Untung aja ada tiket KRD Patas Bandung Raya. Iyes Patas hadir lagi dan aku suka. Soalnya enggak desek-desekan kalau naik patas. Cuma tarifnya 2 kali lipat.


Bonus : foto Endah dan bumil yang ketemu di Purwakarta, jajan bakso sore-sore dan ngabibita eikeu.


Sekian.


Happy Birthday Kembaran

Happy Birthday Kembaran

Hai kembaran, dua minggu lalu kita baru saja bertemu dalam rangka pergi ke pesta pernikahannya Yunita. Hai kembaran, semoga kamu selalu baik-baik saja di manapun berada.

Saat di kelas dulu daftar nama kita berdekatan dan setiap kali mata kuliah bahasa Indonesia berlangsung dosennya selalu memanggil namaku tapi tatapannya tertuju padamu. Bukankah itu membuktikan kalau kita mirip. Sahabatku di SMK-pun kalau bertemu denganku dan aku menceritakan kalian dia selalu bilang : "Gie, itu yang mirip kamu teh namanya siapa?" Ya jawabannya kamu, Endah.

Tidak hanya mereka, bahkan ketika PKL-pun, kakak-kakak yang lain selalu bilang, "aku dan kamu itu mirip." Dari sanalah aku mengambil kesimpulan sendiri. Oke kita kembar, tapi beda ibu juga bapaknya. Kita kembar tapi lahirnya beda setengah tahun. Kamu yang paling muda di antara kita tapi aku yang paling kekanak-kanakan. Kamu kalem dan bijaksana, aku gerasak-gerusuk dan emosian. 

Hari ini usiamu tepat 22 tahun. Akhirnya kita samaan. Selamat ulang tahun kembaran, Happy Endah's day. Semoga hari-harimu selalu dipenuhi kebahagiaan seperti namamu. Semoga panjang umur, sehat, rezekinya semakin bertambah, sukses, harapannya bisa terwujud dan langgeng terus sama aa nya sampai nikah sampai seterusnya.Pokoknya segala sesuatu yang terbaik untukmu.

Hai kembaran, maaf aku tidak bisa memberikan apa-apa kecuali do'a. Semoga sampai kapan pun itu persahabatan antara kita berlima : Kamu, aku, Yunita,  Apri dan Babeh selalu awet. Dan kita bisa terus dipertemukan kembali walau hanya setahun sekali.


Kita mirip! Udah iyakan saja.

Yang mengaku kembaranmu,


Gilang.
Happy Birthday Ijah

Happy Birthday Ijah

Kepada : Pengantin baru yang hari ini ulang tahun

Hai pengantin baru, apa kabar? Pasti baik kan? Sudah kembalikah dari planet? atau masih di planet? Jangan-jangan sudah menyebrang pulang lagi nih? Semoga kamu sukses, sehat dan berbahagia di manapun berada.

Berapa lama kita saling mengenal? yang benar sih dua tahun ... ya saat masih berjuang sebagai D3 Fast track Teknik Informatika. Sekarang? sekarang masih kenal dong. Tapi jauh di mata dekat di sosial media tea. Dulu kita pernah jadi biang ribut di kelas, biang jail dan berbagi headset saat mata kuliah jaringan komputer. Kemarin masih sempet bahas soal Dilan dan Dilan 2 di BBM. Dulu juga pernah dipinjemin novelnya Ilana Tan.
Kepada Kalian yang Teristimewa

Kepada Kalian yang Teristimewa

Kepada : Kalian yang selalu membuatku tersenyum

Hai apa kabar? Lagi-lagi aku mengulang pertanyaan yang tak seharusnya dipertanyakan karena sudah kutahu jawabannya. Bukankah baru tiga hari lalu kita dipertemukan pada sebuah momen bahagia dari salah satu personil kita? Dan pikiranku masih tertahan pada pertemuan bersama kalian.

Bersama kalian, masalah yang sedang kuhadapi seolah lenyap tak berbekas, meskipun pada akhirnya kembali muncul ke permukaan ketika kebersamaan hari itu berakhir. Bagiku kalian selalu teristimewa, mampu mengubah hal yang tak lucu sekalipun menjadi sebuah tawa bahagia.
Happy Wedding Pejuang LDR

Happy Wedding Pejuang LDR

Kepada : Pejuang LDR yang hari ini menikah.

Hai kalian, duh bingung mau nulis apaan. Gimana udah ilang kan rasa deg-degannya? Selamat ya sudah resmi menjadi sepasang suami istri. Akhirnya setelah bertahun-tahun berjuang mempertahankan hubungan jarak jauh dari mulai Bandung-Jakarta, Solo-Jakarta, Lubuk Linggau-Jakarta. Mirip lho sama judul lagu Darso. Pulau Jawa dan Sumatra. Bukan cuma tentang mempertahankan sih, tapi juga takdir Tuhan kan kalau pada akhirnya kalian memang berjodoh.

Terima kasih sudah membuatku percaya bahwa sejauh apa pun jarak memisahkan, cinta tahu ke mana dia harus pulang. Senangnya bisa melihat kalian bersanding di pelaminan. Menikah di bulan Februari, lahir di bulan yang sama pula kalian ini. Semoga menjadi keluarga yang selau di Rahmati Allah SWT, langgeng sampai seterusnya. aamiin.

Aku tahu LDR kalian tak serta merta selesai setelah bersanding di pelaminan. Untuk sementara waktu masih harus dijalani. Ah, tapi seperti kalimat yang sering dikatakan Yunita : "Yakin suatu saat pasti satu kota."

Hmm, rasanya masih seperti mimpi mendapat undangan dari kalian. Setelah lebaran bertungan terlebih dahulu, aku pikir tak akan secepat ini. Ihiy tapi lebih cepat kan lebih baik ya? 

Selamat menempuh hidup baru ya partner ribut di kelas dulu, partner diskusi novelnya Dilan. Selamat menempuh hidup baru mas Febry. Maaf nggak bisa ngasih kado pernikahan buat kalian. Kadonya cuma do'a tulus dari lubuk hati terdalam.

Selamat mengarungi kehidupan baru bersama.


Yang mengagumi perjuangan kalian,


Gilang.