5 Kumpulan Dongeng Anak Sebelum Tidur dengan Cerita Menarik

5 Kumpulan Dongeng Anak Sebelum Tidur dengan Cerita Menarik

Dongeng Sebelum Tidur
 
Membacakan cerita atau dongeng merupakan salah satu kegiatan yang sangat baik dilakukan oleh orang tua kepada anaknya yang masih kecil. Membacakan anak dongeng sebelum tidur bermanfaat untuk meningkatkan kemampuan berbicara dan pemahaman kosakata. Membacakan dongeng sebelum tidur juga dapat melatih daya imajinasi, kreativitas, dan daya ingat anak. Selain itu, cerita pengantar tidur seringkali mengandung pesan moral yang dapat mendidik anak menjadi pribadi yang lebih baik.

Dongeng Sebelum Tidur


Dirangkum dari berbagai sumber, Indozone membagikan deretan dongeng sebelum tidur untuk anak yang memiliki cerita yang lucu, romantis, dan juga bermakna:

1. Singa dan Tikus


Di sebuah hutan lebat hiduplah seekor singa, raja hutan yang perkasa dan perkasa. Dia sangat takut pada semua makhluk di hutan.

Suatu hari singa sedang tidur. Secara kebetulan, dia terbangun karena  suara  tikus  bermain di dekatnya. Tikus, menyadari bahwa ia telah membangunkan singa, mencoba melarikan diri. Namun sayang, singa itu langsung menerkamnya. "Berani-beraninya kau mengganggu tidurku!" bentak singa.

"Ma...Ma...Maafkan aku, Tuan. Saya tidak bermaksud demikian. Saya tersesat dan tidak sengaja masuk ke dalam sini. Tolong maafkan aku, Tuan," harap tikus seraya ketakutan.

"Diam! Apa kau berfikir aku akan memaafkanmu begitu saja? Aku menjadikanmu sebagai makan malamku! Hahaha," ucap singa.

“Saya mohon, Tuan! Saya berjanji akan membantu Anda jika Anda melepaskan saya. Bagaimanapun, tubuh kecil saya tidak akan menyenangkan Anda,” jawab tikus.

"Bagaimana kamu bisa membantuku dengan tubuh kecilmu. Tapi tidak apa-apa, aku akan melepaskanmu karena aku tidak akan kenyang," kata singa.

Tikus bersyukur karena telah dilepaskan oleh Singa. Dia bergegas pergi dan berjanji tidak akan pernah kembali ke daerah itu. Beberapa hari kemudian, singa itu berjalan di hutan. Namun tiba-tiba kakinya tersandung tali dan tubuhnya tersangkut di jaring jebakan.

"Seseorang, tolong aku! Bebaskan aku dari tali jebakan ini!" teriak singa. Seluruh hutan, termasuk tikus, mendengar auman singa. Tikus segera berlari untuk membantu singa.

Setibanya di sana, tikus-tikus itu langsung menggigit jebakan dan satu per satu talinya mulai putus. Singa itu akhirnya dibebaskan dari jebakan. "Terima kasih telah membantuku, tersenyumlah. Kamu benar, tubuhmu kecil, tetapi kamu bisa menyelamatkanku," kata singa.

“Baiklah, Tuan. Sudah menjadi kewajiban saya untuk berterima kasih karena telah membebaskan saya,” jawab tikus. Setelah kejadian ini, singa dan tikus menjadi teman baik.  Raja hutan sekarang bersahabat dengan semua binatang di hutan.

Cerita pengantar tidur berjudul Singa dan Tikus mengandung pesan moral bahwa kita tidak boleh meremehkan dan memandang rendah orang lain. Karena bisa saja kita membutuhkan bantuan dari orang lain pada saat yang tidak terduga.

2. Kelinci dan Kura-Kura


Di sebuah hutan, hiduplah seekor kelinci sombong karena bisa berlari paling cepat dibandingkan hewan-hewan lainnya. Suatu hari, di hutan sedang diadakan pertandingan lari untuk para hewan. Tentu saja, kelinci mendaftarkan diri untuk mengikuti lomba tersebut.

Ternyata, kelinci akan lomba lari melawan seekor kura-kura yang berjalan sangat lambat. Kelinci pun menertawakan kura-kura, karena ia sangat yakin kura-kura akan kalah dan ia akan memenangkan perlombaan itu.

Pertandingan akhirnya dimulai. Kelinci berlari begitu cepat dan menghilang dari pandangan. Sedangkan kura-kura berjalan ke depan sambil menatap lurus ke jalan.

Kelinci yang berlari akhirnya mencapai garis finis. Dia melihat ke belakang, kura-kura itu masih mengikuti. "Kura-kura sangatlah lambat. Aku di depan, dia masih jauh di belakang. Lebih baik aku istirahat di bawah pohon itu sebentar," katanya.

Kelinci pun tidur dengan nyenyak. Tanpa disadari, beberapa menit kemudian, kura-kura tiba di depan kelinci. Kura-kura terus menyalipnya hingga mencapai garis finis. Ketika dia bangun, kelinci terkejut melihat kura-kura mencapai garis finis. Kura-kura pun menjadi pemenang lomba dengan mengalahkan kelinci yang tidur di bawah pohon.

Kelinci dan Kura-kura adalah cerita anak-anak yang mengajarkan kita untuk tidak berperilaku sombong. Karena kesombongan akan membawa kita pada hal-hal yang buruk dan menghancurkan diri kita sendiri.

3. Kancil dan Buaya


Suatu hari, seekor Kancil yang cerdik sedang berjalan menyusuri hutan untuk menghirup udara segar. Setelah berkeliling, ia pun merasa lapar dan perutnya keroncongan. Si kancil pun ingin menikmati mentimun yang letaknya berada di seberang sungai.

Saat hendak menyeberang sungai, tiba-tiba terdengar suara kecipak dari dalam sungai. Ternyata sungai itu penuh dengan buaya. Kancil berusaha menyeberangi sungai dengan aman, tidak dimakan buaya. Dia mendekati buaya. "Hei buaya, aku punya banyak daging segar, apakah kamu sudah makan?" Kancil pura-pura bertanya.

"Benarkah? Aku dan teman-temanku belum makan siang. Ikan-ikan itu pergi ke suatu tempat, jadi kami tidak punya cukup makanan,” kata buaya.

"Sekarang panggil teman-temanmu dan antri, biar aku hitung jumlahmu untuk membagi daging secara merata," kata Kancil polos.

Tepat setelah itu, buaya lain muncul secara bersamaan. Mereka berbaris  rapi di sungai. Kancil kemudian melompat ke punggung buaya sambil menghitung, "Satu, dua, tiga, empat, lima, enam, tujuh, delapan, sembilan." bahkan berkata, "Di mana daging segar untuk makan siang kita?"

Kancil langsung tertawa, “Bodoh, bukankah ada sepotong daging di tanganku? Sebenarnya aku hanya membutuhkan jembatan untuk menyebrangi sungai ini, dan kalianlah yang kujadikan jembatan." Si kancil lalu segera pergi mencari mentimun, meninggalkan kawanan buaya yang marah karena ditipu olehnya.

Cerita dongeng sebelum tidur ini mengajarkan kita agar terus meningkatkan pengetahuan, supaya kecerdikan dapat mengalahkan kekuatan.

4. Angsa Bertelur Emas


Di sebuah desa yang damai hiduplah seorang petani. Suatu hari, dia menemukan seekor angsa dan memutuskan untuk memeliharanya. Keesokan harinya, petani itu terkejut melihat angsa yang dibesarkannya menghasilkan telur berwarna emas. Untuk memastikan kemurnian emas, petani segera membawa telur ke penjual emas di pasar.

Sesampainya di pasar, saudagar emas mengetahui keaslian telur emas tersebut dan berniat membelinya dengan harga tinggi. Sejak saat itu, angsa ajaib tersebut terus menerus menelurkan telur emas. Petani pun hidup nyaman dan berkecukupan.

Namun, petani tak pernah puas. Ia ingin menjual telur emas lebih banyak agar ia cepat kaya raya. Hingga suatu hari ia menemukan sebuah ide. "Aku akan menyembelih angsa itu untuk mengeluarkan semua telur emas yang ada di perutnya," ucapnya.

Ia pun membelah perut angsa tersebut. Akan tetapi, bukan telur emas yang ditemukannya, melainkan daging dan darah. Petani ini sangat menyesal atas perbuatannya. Kini, angsa itu telah mati. Tidak ada lagi telur emas yang diperoleh petani untuk menopang kehidupannya.

Cerita dongeng sebelum tidur ini mengajarkan kita agar tidak menjadi orang yang serakah dan selalu bersyukur atas apa yang telah diperoleh.

5. Cinderella


Alkisah, hiduplah seorang anak perempuan yang cantik dan baik hatinya bernama Cinderella. Sejak tinggal bersama ibu tiri dan kedua kakak tirinya, Cinderella diperlakukan tidak baik dan diberikan tugas rumah yang sangat banyak. Sedangkan ibu tiri dan kedua kakak tirinya hanya bersantai, sambil menyuruh Cinderella membersihkan rumah.

Suatu hari, pangeran di negeri tempat mereka tinggal, menggelar sebuah pesta untuk mencari seorang istri. Semua wanita di negeri tersebut diundang, termasuk Cinderella dan kedua kakak tirinya. Sayangnya, Cinderella tidak dibolehkan ikut oleh ibu tirinya.

Hari yang dinanti pun tiba. Kedua kakak tiri Cinderella berdandan secantik-cantiknya dan mengenakan gaun yang sangat bagus. Tak lama, mereka semua pun berangkat ke istana, meninggalkan Cinderella yang hanya bisa menangis di kamarnya. "Aku ingin ke istana, tetapi aku tidak bisa pergi dengan baju kotor seperti ini," ucapnya lirih.

Tiba-tiba terdengar sebuah suara, "Cinderella, berhentilah menangis." Suara tersebut berasal dari seorang peri yang menatap Cinderella dan tersenyum ke arahnya.

"Cinderella, aku akan membuatkan gaun mewah dan sepatu kaca untukmu. Pergilah ke istana dan bawalah empat ekor tikus dan dua ekor kadal ini," ucap sang peri.

Ternyata tikus-tikus tadi berubah menjadi empat ekor kuda, dan kadal-kadal berubah menjadi dua kusir. Peri pun kembali menyulap sebuah labu kuning menjadi kereta kencana, yang menjadi kendaraan Cinderella menuju istana.

Sebelum pergi, sang peri berpesan, "Cinderella, pengaruh sihir ini akan lenyap setelah lonceng pukul dua belas malam berhenti. Karena itu, pulanglah sebelum lewat tengah malam."

Setibanya di istana, semua mata pengunjung tertuju pada Cinderella yang cantik dan anggun. Sang pangeran juga terkagum-kagum menghampiri Cinderella. Ia pun mengajak Cinderella berdansa. Karena bahagia berdansa dengan pangeran, Cinderella lupa pesan sang peri. Jam mulai menujukkan pukul 12 malam, dan lonceng pun berdentang.

"Maaf, Pangeran saya harus segera pulang,” kata Cinderella sambil berlari ke luar istana menuju kereta. Akibat lari terburu-buru, sepatu kaca Cinderella terlepas dari kakinya. Sepatu itulah yang ditemukan pangeran di halaman istananya. Pangeran yang telah jatuh cinta pada Cinderella, meminta para pengawal mencari Cinderella ke seluruh pelosok negeri.

Semua gadis diminta mencoba sepatu kaca tersebut untuk mencocokkannya dengan kaki mereka. Sampai akhirnya para pengawal tiba di rumah Cinderella. "Kami mencari gadis yang kakinya cocok dengan sepatu kaca ini,” kata para pengawal.

Kedua kakak tiri Cinderella pun mencoba sepatu tersebut, akan tetapi sepatu itu terlalu kecil di kaki mereka. Pengawal yang melihat Cinderella, memintanya menjulurkan kaki untuk mencoba sepatu tersebut. Ternyata, sepatu tersebut sangat pas di kaki Cinderella. Akhirnya Cinderella menikah dengan pangeran. Mereka pun tinggal di istana dan hidup bahagia.

Dongeng anak sebelum tidur ini mengandung pesan moral agar kita selalu bersabar saat menghadapi cobaan dan jangan berputus asa.

Alkisah ada seorang gadis cantik dan baik hati bernama Cinderella. Sejak tinggal bersama ibu tirinya dan dua bibi tirinya, Cinderella telah dilecehkan dan diberi banyak pekerjaan rumah. Sementara ibu tirinya dan dua saudara tirinya hanya bersantai, sambil menyuruh Cinderella untuk membersihkan rumah.

Suatu hari, pangeran di negara tempat mereka tinggal, mengadakan pesta untuk mencari pengantin wanita. Semua wanita di negara itu diundang, termasuk Cinderella dan dua anak tirinya. Sayangnya, Cinderella tidak diizinkan pergi ke ibu tirinya.

Hari yang ditunggu-tunggu telah tiba. Dua saudara tiri Cinderella berpakaian sebaik mungkin dan dalam gaun yang sangat indah. Tak lama, mereka semua tiba di istana, meninggalkan Cinderella menangis di kamarnya. "Aku ingin masuk istana, tapi aku tidak bisa keluar dengan pakaian kotor seperti ini," katanya lembut.

Tiba-tiba sebuah suara berkata: "Cinderella, berhentilah menangis." Suara itu datang dari sosok peri yang melihat Cinderella dan tersenyum padanya.

"Cinderella, aku akan membuatkanmu kostum dan sepasang sandal kaca. Pergi ke istana dan bawa empat tikus dan dua kadal ini," kata peri.

Tikus berubah menjadi empat kuda, kadal berubah menjadi dua kusir. Peri memasukkan labu itu lagi ke dalam kereta emas, yang menjadi kendaraan untuk Cinderella pergi menuju istana.

Sebelum pergi, peri berkata: "Cinderella, efek mantra ini akan hilang setelah bel jam 12 malam berbunyi. Jadi kembalilah sebelum tengah malam."

Sesampainya di istana, semua mata pengunjung tertuju pada Cinderella yang cantik dan anggun. Pangeran juga terkejut saat mendekati Cinderella. Dia juga mengajak Cinderella untuk menari. Karena saat menari bahagia dengan pangeran, Cinderella melupakan pesan dari peri. Jam mulai menunjukkan pukul 12 malam dan bel berbunyi.

"Maaf, Pangeran, saya harus pulang lebih awal," kata Cinderella sambil berlari keluar istana menuju mobil. Setelah berlari cepat, sepatu kaca Cinderella terlepas dari kakinya. Sepatu ini ditemukan oleh pangeran di halaman istananya.

Semua gadis diundang untuk mencoba sepatu kaca yang serasi dengan kaki mereka. Hingga akhirnya para penjaga tiba di rumah Cinderella. "Kami mencari seorang gadis yang kakinya cocok untuk sandal kaca ini," kata penjaga itu. Kedua putri tiri Cinderella juga mencoba sepatu itu, tetapi sepatu itu terlalu kecil untuk kaki mereka. Mereka melihat Cinderella, memintanya untuk berdiri di atas kakinya sendiri untuk mencoba sepatu. Rupanya, sepatu ini sangat pas dengan kaki Cinderella. Akhirnya Cinderella menikah dengan pangeran. Mereka juga tinggal di istana dan hidup bahagia.

Cerita pengantar tidur anak mengandung pesan moral agar kita selalu sabar menghadapi tantangan dan pantang menyerah.

Berikut adalah kumpulan dongeng untuk anak-anak dengan cerita  lucu, romantis dan bermakna. Selamat malam, semoga mimpi indah!
 
Waktu, Aku Rindu

Waktu, Aku Rindu

Kamu pasti sudah sering mendengarnya, waktu adalah uang. 
Aku setuju, karena waktu tidak bisa dibeli, apalagi waktu bersama orang-orang yang disayangi.
Aku juga setuju pada ungkapan "yang tidak akan kembali adalah waktu."
Iya, memang benar waktu tidak akan kembali.
Berbeda dengan kamu, mungkin saat ini pergi dari dekatku, tapi esok atau lusa bisa saja kembali.
Karena seperti sepenggal lirik lagu dari Langit Sore : memahami hatimu tak akan cukup usiaku.
Waktu Aku Rindu Tertawa
 
Lalu, apakah aku sudah menggunakan waktu sebaik-baiknya?
Belum, aku bahkan lebih banyak menyia-nyiakannya.
Hingga sewaktu-waktu ingin rasanya memutar ulang waktu, me-resetnya seperti setelan pabrik di ponsel.
Ya, bisa kembali ke waktu pertama kali aku membelinya.
Sayangnya aku tak bisa melakukannya.
Karena waktu tidak pernah bergerak mundur sekalipun jarum jam di rumah kamu putar ke belakang.

Waktu tetaplah waktu, terus berjalan walau terkadang ingin kuhentikan, ingin kubuat melambat.
Dia tetap saja bergulir, dari detik ke menit, menit ke jam, jam ke hari, hari ke minggu.
Minggu ke bulan, bulan ke tahun.
Seperti tahun ini yang sangat cepat berlalu.
Hanya tersisa dua bulan saja untuk berganti tahun.
 
Lalu apa saja yang sudah kulakukan?
Sudahkah semua berjalan seperti rencanaku?
Entahlah, aku merasa ada banyak waktu yang terbuang.
Ada menit demi menit yang kuisi hanya dengan tangisan, kemarahan, kepedihan.
Ada rasa frustrasi dan menghakimi diri sendiri yang masih saja bergulir dari waktu ke waktu.
Ada rasa sesal di dasar hati diam tak mau pergi kalau kata lirik lagu Iwan Fals
 
Kalau kata Element : waktu terus berlalu, tanpa kusadari yang ada hanya aku dan kenangan.
Tapi di sisi lain aku pun sadar, aku tengah belajar : waktu ke waktu perlahan kurakit egoku seperti penggalan lirik lagu Fourtwnty.
 
Ya, pada akhirnya walaupun banyak sekali waktu yang terbuang, terasa melahirkan banyak kesalahan dan terasa menyakitkan ...
Namun setidaknya, dari sanalah aku belajar. Belajar untuk mengelola emosi.
Belajar lebih mandiri, belajar menerima kesalahan dan kesulitan.
Belajar memahami situasi.
Belajar melepaskan.
Belajar menghadapi rasa takut.
Termasuk takut untuk pulang.

Aku cuma rindu, rindu pada waktu yang katanya bisa menyembuhkan luka.
Rindu pada hari-hari di mana tawaku tak hanya sebatas emoticon di pesan chat
Rindu pada saat-saat tak dihantui rasa takut.

 
 

Hello August

Hello August

Tidak terasa setengah tahun lebih di 2020 sudah terlewati.
Rasanya waktu begitu cepat berlalu.
Rasanya baru kemarin ada yang menyapa lalu tiba-tiba pergi.
Ya, seperti itulah yang terjadi pada diriku.
Semua orang berlalu-lalang sesuka hatinya.
Tanpa peduli apa yang mereka tinggalkan
Luka, luka yang kecil.

Luka yang tak berdarah namun sakitnya lebih parah.
Ah, inilah akibatnya jika aku menjadi manusia yang terlalu perasa.
Atau malah terlalu mudah mengagumi seseorang.
Jadi sebenarnya bukan salah mereka yang pergi.
Tapi aku yang terlalu berharap. Pada sesuatu yang semu.
Pada bayangan yang sudah jelas tidak akan membentuk apa pun.
 
Hello August Be Better Ya
 
Kau tahu, di penghujung bulan Juli kemarin aku menangis hebat. 
Tangis yang bisa dibilang seperti hujan di tengah kemarau panjang.
Aku kecewa, pada siapa.
Pada diriku sendiri yang tak mampu memenuhi harapan orang-orang di sekitarku.
Pada diriku yang mungkin progres dalam hidupnya sangat lambat.
Lebih lambat dibandingkan siput berjalan.
Hingga membuat orang-orang merasa gemas dan berusaha untuk selalu mengingatkanku.

Mengingatkanku pada hal yang justru membuatku kembali berpikir negatif.
Kembali membandingkan diri dengan orang lain, setidaknya yang sebaya denganku.
Menyalahkan diri sendiri, marah pada diriku sendiri.
Marah yang tak bisa kukeluarkan sepenuhnya.
Marah yang pada akhirnya berubah menjadi hujan air mata.
Hujannya lebat.
Hujannya berlangsung cukup lama.

Hujan yang menyadarkanku bahwa aku juga lelah.
Aku juga ingin sekali saja dalam hidupku bisa memenuhi harapan orang lain.
Aku juga ingin mendapatkan segala hal yang kumau tanpa mengecewakan orang lain.
Aku ingin semuanya berjalan seperti inginku.
Sayangnya tak bisa begitu.
 
Hello August, can you bring me to another place?
Bisakah bulan kelahiranku ini membawaku pada hal-hal menyenangkan?
Yang bisa mengobati semua luka kemarin.
Aku harap Agustus bisa melakukannya.
Aku berharap aku bisa menjadi versi diriku yang lebih baik.
Aku berharap semoga apa pun yang belum selesai bisa kuselesaikan secepatnya dan sebaik-baiknya.

Tak lupa ku berterima kasih pada bulan-bulan sebelumnya, juga pada DIA yang selalu punya skenario tak terduga untuk hidupku.


Selfie Untuk Kembalikan Semangat

Selfie Untuk Kembalikan Semangat

Berhari-hari aku diam, rasanya tak ingin beranjak dari tempat tidur. Bukan, bukan karena mengantuk. Aku tidur dengan cukup, lebih dari sekadar cukup malah. Namun tetap saja, yang kurasakan saat terbangun hanyalah rasa sakit dan lemas di sekujur tubuh.

Kelopak mata pun terasa enggan diajak kerja sama. Jangankan menulis atau membaca, main game dan streaming film yang biasanya menjadi favoritku saja aku kehilangan selera. 

Sungguh ini menyebalkan!

Aku ini maunya apa. Kenapa malas sekali. Kenapa jadi begini. Kamu tidak boleh terus-terusan begini. Ayo bangun, ayo lakukan apa pun yang kamu sukai dulu. Tinggalkan saja dulu perkara menulis, dan lainnya. Kamu mungkin butuh jeda. Selayaknya kata dengan spasi. 

Buat camilan, mewarnai, baca buku, atau foto selfie? Pilih saja salah satu. Ayo bergerak.

Isi hati dan kepalaku bergulat hebat selama hampir setengah jam. Hingga akhirnya, dengan satu kali helaan napas ... aku memilih untuk mengambil foto selfie sebanyak dan selama yang aku inginkan. Ya sekurang-kurangnya sampai ada pemberitahuan "memori penyimpanan hampir penuh."


Pemanasan


Selesai mandi aku mulai mengoleskan pelembab wajah, sunscreen, dan sedikit BB Cream. Ah ya, sambil mengecek barang kali para pelindung wajah dari efek negatif UVA/UVB ini sudah ada yang kadaluwarsa. Untungnya belum kadaluwarsa, masih bisa dipakai 1-2 bulan lagi. 

Selesai meratakan krim-krim tersebut pada wajah ditambah sedikit sapuan bedak dan lipstick, aku pun mulai memilih kerudung untuk dikenakan. Pilihan yang kembali jatuh pada warna abu-abu.

Selfie Untuk Bersenang-senang dan Kembalikan Semangat

Entah kenapa sejak beberapa tahun aku lebih suka warna abu-abu dibandingkan warna lainnya. Entah suka tanpa alasan, atau sebenarnya aku menyukai warna ini atas dasar apa yang belakangan kualami memang abu-abu. 

Seperti perasaan yang sulit dijelaskan, atau orang-orang yang tiba-tiba datang kemudian pergi sesuka hatinya. Eh apaan coba ini tuh. Udah sekip!

Persiapan


Indikator baterai ponsel aman, lampu belajar hidup, tripod mini ada, cermin kecil, dan barang yang bisa membuatku lebih berekspresi. Ya, semua ada. Semua siap. Ayo setting timernya dulu yang lima detik aja. 

1,

2,

3,

Mari coba cek terlebih dulu apakah posisinya sudah pas, tanganku mudah untuk mengetuk tombol kamera dan timernya cukup. Apakah cahayanya tidak terlalu silau. Lalu cermin, apakah ku bisa melihat ada aku di sana. Ya, ya, semua sudah siap. Ayo mulai.

Ekspresi Favoritku


Aku punya tiga ekspresi favorit, setidaknya sejak tahun 2010. Karena sebelum tahun itu, aku enggak pernah percaya diri di depan kamera. Ekspresinya ancur-ancuran. Foto raport pas kelas 1 SD malah ada drama kumenangis membayangkan betapa kejamnya dirimu atas diriku. Walau hasil fotonya enggak sehancur foto di e-KTP sih. Itu mah enggak ada tandingannya. Udah muka serius, kelihatan garang banget pula. Dahlah

Di masa-masa sekolah fotoku juga banyak failed-nya sih. Seringnya bukan lihat ke kamera eh malah tungkul. Senyum juga enggak berani kelihatan gigi entah mengapa. Dan jiwa suka fotoku menjadi-jadi pas masuk poltek. Di mana ada partner yang suka foto juga soalnya hahaha.

Ambil Selfie Untuk Kembalikan Semangat Yang Mengendur

Jadi ekspresi favoritku adalah senyum kelihatan gigi walau giginya gak bagus dan berkarang gigi, masang muka boloho enggak terlalu lihat ke kamera, dan  senyum sambil menutup mata. Ini bukan menutup mata dalam artian meninggal ya gengs, tolong.


Memegang Suatu Benda


Selain ekspresi favorit, aku juga lebih suka pegang sesuatu saat berfoto. Selain biar enggak hampa terasa hidupku tanpa dirimu. Alasan lainnya biar cahaya yang kena ke wajahku enggak terlalu terang. Terutama saat proses fotonya pakai bantuan lampu belajar. Iya, aku emang enggak modal. Silakan kamu hujat aku sesuka hatimu.

Benda yang kupegang biasanya random sih. Kadang kamera jadul punyanya mama hadiah dari bapak. Kadang juga buku, ilalang kering yang kuambil dari pinggir jalan, boneka, dan terakhir kunyoba sambil pegang brush. 

Hasilnya, hasilnya ya begitulah. Hasil perpaduan kamera belakang yang lebih banyak dipakaikan timer. Kamera depan ponselku kurang mumpuni soalnya. Yang pasti, setelah ambil foto selfie ini semangat dan mood-ku jauh lebih baik. Dan ternyata wajahku yang B aja ini kalau kata warga net, saat sedang senyum lumayan manis juga. Kemudian #dikeplakpanci sama orang-orang.

Selain itu, ku juga jadi sadar kalau bagian kulit wajah perlu lebih diperhatikan. Karena selama beberapa bulan terakhir aku jarang cuci muka pakai face wash, jarang pakai pelembab, sekip sunscreen, dan tidur enggak teratur. Belum lagi pola makan dan apa yang dimakan lebih banyak enggak sehatnya ketimbang sehat.

Hasilnya ya ditemplokin lagi komedo di sekitar pipi, hidung dan jidat eh kening.  Terus sadar juga pipi mulai mengembang kembali seperti roti yang diberikan baking powder.

Dahlah kuakhiri saja postingan enggak berfaedah kali ini. Tapi kegiatannya membuatku bahagia. Kalau inget kalimat "membuatku bahagia," berasa ingat stiker di salah satu web browser deh.
Akankah Aku Tenggelam

Akankah Aku Tenggelam

Aku tidak menyadari bahwasannya kekacauan ini telah berlangsung cukup lama.
Kekacauan yang kubuat akibat terlalu menjadi orang yang perasa.
Hingga aku melakukan kesalahan yang sama, yang pasti akan membuat orang lain muak.
Kesalahan yang pada akhirnya membawaku kembali pada suatu titik.
Titik di mana aku tak tahu harus berbuat apa untuk memperbaiki semuanya.
Titik yang membawa rasa percaya diriku jatuh begitu dalam.
Titik yang membuat tangisku tak kunjung reda.


Pada titik ini terkadang kurasakan kesunyian mencekam ...
Sunyi, sangat sunyi hingga aku enggan berbicara dengan diriku sendiri.
Namun tak lama kemudian, kesunyian itu bisa berubah menjadi kebisingan yang memekakan telinga.
Sakit! Aku tidak tahan!
Perlahan, saat semuanya tenang, aku seolah mendengar bisikan.
Ada yang memintaku untuk berjuang dan terus bertahan, ada pula yang memintaku untuk mengakhiri segalanya.
Segala kekacauan, kekecewaan, kepahitan dan seluruh rasa yang tak pernah kuinginkan.

Mana ... mana yang harus kupilih.
Aku tak bisa memutuskan, lebih tepatnya belum bisa memutuskan.
Hingga tak terasa guyuran hujan tangis dan penyesalan sudah menguasai setengah dari diriku.
Setengah dari diriku sudah tenggelam.
Aku berusaha menggapai apa pun yang mungkin bisa menyelamatkanku.
Dan sekarang, satu-satunya yang bisa kugapai hanyalah sebuah harapan.

Entahlah, aku tidak tahu berapa lama aku yakin akan "harapan," ini.
Akankah ia menyelamatkanku, atau justru membuatku tenggelam sepenuhnya dalam kubangan dari hujan air mata yang belum juga mereda.
Dibangunkan Jeritan di Pagi Hari

Dibangunkan Jeritan di Pagi Hari

Waktu sekolah dasar (SD), jarak antara sekolah ke rumah hanya sekitar 15 meter. Jadi dengan jalan kaki pun bisa ditempuh dalam waktu kurang dari lima menit. Kalaupun bangun kesiangan enggak jadi masalah, kan dekat. Malah setiap waktu istirahat aku akan pulang ke rumah buat nonton tayangan Teletubbies di Indosiar kala itu. Pokoknya sekolah dekat rumah itu enggak berat diongkos dan mau datang pagi atau pas-pasan jam masuk pun enggak masalah. Mulai berbeda ketika masuk SMP.

Ya, kalau waktu SD bisa tidur lagi setelah sholat subuh, lain cerita saat sudah SMP. Jam bangun, mandi dan berangkat sekolah jadi berbeda, harus ngongkos pula. Maka dari itu, mama memberikanku sebuah benda yang akan menjerit nyaring di pagi hari. Yang mana enggak berhenti menjerit selama bermenit-menit lamanya. Maaf ya ini bukan jeritan yang berasal dari makhluk tak kasat mata. Ini adalah jeritan yang berasal dari jam weker.

Jadi, semenjak masuk SMP mama memberikanku sebuah jam weker. Bukan yang bunyinya kriiing tapi tinit-tinit gitu lha. Bentuknya juga lucu-lucu, dan yang aku unggah di sini merupakan jam weker terakhir yang kupunya. Berbentuk rumah-rumahan. Soalnya sebelum yang ini ada 2-3 jam weker yang udah rusak. Yang ini masih kusimpan karena masih bisa dipake sih. Walahpun sekarang udah enggak kupake, karena jam tidur ancur-ancuran dan udah ada alarm hape.

Dulu, jam weker ini sangat membantu untuk membangunkanku di pagi hari, sebelum adzan subuh. Tinggal diputer aja itu jarum yang beda warnanya ke waktu yang diinginkan. Sama seperti halnya alarm hape, dia bisa terus membangunkan di jam yang sama, dengan catatan tombol on nya lupa diaktifkan sebelum tidur. Soalnya kalau on setiap waktu, dia bisa bunyi juga di jam bukan waktu bangun tidur, jam setengah 5 sore misalnya. Walau ya aku suka lupa sih, akhirnya suka kaget gitu kalau sore-sore bunyi jam weker. Apalagi kalau suasana lagi hening dan sendirian.

Ini sebenarnya merupakan blogpost yang lagi-lagi cuma nostaligia aja. Enggak tahu kenapa rasanya aku kangen masa kecilku, masa remajaku. Di mana tidur dan bangun tepat waktu. Kalau sekarang ya itu tadi berantakan. Dibangunkan alarm hape pun biasanya suka aku matikan dan tidur lagi.
Punya Header Blog Tanpa Beli - 2018

Punya Header Blog Tanpa Beli - 2018

Setelah kemarin aku kilas balik ke akhir tahun 2016, di mana akhirnya kubeli domain blog. Kali ini aku mau loncat ke akhir 2018. Ya, di penghujung tahun 2018 Blogger Perempuan menggelar tantangan menulis blog selama 30 hari, dan aku memutuskan untuk ikut. Ya gimana semua tantangan menulis 30 hari di tahun itu aku gagal semua. Jadi kubertekad yang ini harus berhasil. Dalam tantangan ini, setiap harinya para peserta harus menulis dengan tema yang berbeda. Salah satu temanya tentang target ngeblog di tahun 2019. Tentunya dengan penuh semangat 45 aku menuliskan targetku yang hasil akhirnya belum sesuai harapan. Terutama untuk bagian menulis artikel minimal 3 kali dalam seminggu. Aku masih semaunya aja itu nulis blogpost. Sampai domain authority terjun bebas.

Namun, dibalik target-target yang enggak tercapai, juga kesedihan karena domian authority terjun bebas padahal naikinnya susah, ada juga dong target yang tercapai. Bisa dibilang ada yang kebetulan dan kejutan juga. Apa coba. Itu lho, aku kan menuliskan target blogging di tahun 2019 ingin blognya punya header yang lucu kayak punyanya blogger lain. Ya setidaknya lucu menurutku pribadi, kan beda orang selera lucu dan lainnya berbeda juga. Nah, aku yang enggak bisa ngegambar apalagi secara digital tentunya harus beli kan dari orang lain. Terkadang ada hal-hal yang memang harus dilakukan oleh ahlinya. Enggak bisa memaksakan diri untuk hal yang enggak bisa dikuasai. Soalnya pernah mencoba bikin sendiri tapi hasilnya amburadul.

punya header blog tanpa beli
Maka dari itu,

Akupun bertekad untuk menabung sedikit demi sedikit dari hasil ngeblog. Namun, tanpa diduga-duga ada sebuah e-mail penawaran kerja sama gitu. Yang timbal baliknya aku bisa memilih mau dibuatkan header blog, logo dan tiga pilihan lainnya.  Sungguh rezeki yang enggak diduga  kan gengs. Aku senang sekali sekaligus terharu, keinginan punya header blog beserta logonya bisa terwujud lebih cepat. Dari penawaran tersebut, aku tentu nya lebih memilih header blog dan logo. Jadi, setelah tugasku selesai, aku langsung deh mengutarakan maunya headerku begini melalui kata-kata, logonya begitu. Lha jadi judul lagu Numata dong Begini Begitu. #okesekip.

Seminggu apa dua minggu kemudian (lupa tepatnya, males cek email lama), header dan logonya udah jadi dong.  Mau nangis rasanya saking bahagianya aku kala itu. Keduanya dikirim lewat balasan email. Hasilnya ku suka karena sesuai dengan yang kuinginkan. Dari mulao warna sampai detail pernak-perniknya. Header yang masih terpasang hingga saat ini. Dibuatkan oleh tim Canva. Tahu kan situs dan aplikasi Canva. Tempat yang menyediakan bermacam-macam gambar sampul yang kece. Sampai membuat CV aja bisa lho. Makanya enggak salah deh kalau hasil header dan logo yang kuinginkan juga kece. Terima kasih banyak Tim Canva. Blogku tanpa headermu ya masih gitu-gitu aja, hanya sebaris nama blog.

logo gilang galing's blog

Eh ya jika ada yang memperhatikan, header sama logoku dominan ke warna merah, hitam dan putih. Sebab semakin ke sini, aku lebih suka ketiga warna tersebut ditambah abu-abu. Eh ya, inti dari curhatan kali ini adalah : akhirnya kupunya header blog tanpa mengeluarkan biaya. Awal Januari udah langsung kupasang. Logonya kujadikan foto profil blog setelah Google+ resmi ditiadakan. Jadi, mari berjuang untuk keinginan lainnya, semoga terwujud satu persatu dalam waktu yang tidak terlalu lama. Pokoknya semua kan terwujud jika sudah waktunya gengs, atas seijin Tuhan.