Awal Mula Suka Film Thailand

Awal Mula Suka Film Thailand

Aku bingung mau nulis apa, ya udah mari berceloteh tentang awal mula suka film Thailand versi aku. Aku yang dulunya suka nonton Meteor Garden lanjut ke drama Korea Full House dan Boys Before Flowers. Enggak cuma itu sih, aku suka film Warkop DKI sama Suzanna yang tayang di televisi. Sementara film Thailand yang pertama kali kutonton itu yang horor. Judulnya Nang Nak. Pernah ditayangin di televisi soalnya. sumber : tipluk.com Lalu barulah beberapa tahun kemudian, nonton sebuah film komedi romantis Thailand mengubah segalanya. Semua ini berawal saat masuk perguruan tinggi. Aku sekelas sama mba-mba asal Temanggung yang jago edit-edit pake Photoshop. Suatu hari, aku minta salinan film-film yang dirasa seru untuk mengisi kegalauan saat berada di tempat kost. Nah di sanalah, turut tersalin film Thailand berjudul Crazy Little Thing Called Love. Film soal cinta pertama, cinta pada pandangan pertama, dan cinta yang tak peduli soal rupa. Juga tentang perjuangan seorang gadis pemalu dan cupu hingga berubah drastis jadi populer dan disukai banyak orang demi mendapatkan cinta dari seniornya yang udah terkenal dan disenangi banyak cewek di sekolahnya. Nyesek banget sama film ini tuh. Menguras air mata. Ditonton berkali-kali pun ku tetap menangis di bagian-bagian yang emang sedih banget. Maklum aku anaknya baperan. Kisah cinta Nam (Baifern) dan Pi Shone (Mario Maurer) dalam film ini telah membuatku menyukai film Thailand. Ditambah waktu itu lanjut nonton bareng film Suckseed Thailand yang menceritakan soal anak band, persahabatan dan kisah cinta yang jadi rumit. Di mana ku langsung suka sama sosoknya Nattasha Nauljam. Lanjut lagi ke film ATM Rak Error yang kocaknya enggak ada tandingan.  Merasa seru dengan film-film komedi romantis tersebut, aku pun semakin rajin sendiri mencari film Thailand lainnya. Macam Hello Stranger, Bangkok Traffic Love Story, My Name is Love, Friendship, Best of Times, Seven Something, The Billionere, Yes or No 1 dan 2, First Kiss, Fabulous 30, Love at First Flood, My True Friend. Lalu, semakin ke sini ya aku semakin sering mencari film Thailand, apalagi ada di VIU, Iflix dan HOOQ yang baru tutup bulan lalu. Mau itu yang komedi romantis ataupun horor, aku tonton semua. Walau akhirnya enggak semuanya aku suka sih. Kembali lagi soal selera. Yang pasti, film-film keren versi agak barunya, buatku ada di Bad Genius, One Day, The Promise, App War, May Who, Brother of the Year sama Homestay. Pesan dari filmnya ku suka banget.  Selain filmnya, ku juga jadi kepo sama drama Thailand yang suka disebut sebagai lakorn. Mulanya gara-gara Hormones the Series sih, lanjut deh kepo ke yang lainnya kayak ATM Rak Error 2 Series, STAY, I hate U I love U, O-Negative, I See You, Project S the Series, Thirteen Terrors, dan masih banyak lagi yang lainnya. Beberapa udah aku ulas secara singkat juga sih di blog ini. Cari aja di kategori review film. Selain secara visualnya emang menarik dari segi pemainnya. Lalu ide cerita yang rasanya terasa segar dan menarik. Aku juga film dan drama Thailand itu karena ya rasanya lebih relate dengan kehidupan sehari-hari. Kayak seragam sekolah yang rapi. Ke sekolah banyaknya naik kendaraan umum. Dan masih banyak lagi yang lainnya. Eh ya, film dan drama Thailand pun kalau menyisipkan iklan terkesan enggak maksa. Enggak pakai narasi atau deskripsi produknya. Cuma disorot aja pas bagian pakai produk atau makan dan minum (kalau makanan atau minuman). Yang begini malah jadi penasaran buat lihat benda yang diiklankan lho. Jujur aja. Tapi tentu saja, enggak semua film dan drama Thailand yang kutonton itu kusukai. Aku sempat beberapa kali merasa hampa dan ngedumel sendiri karena tak sesuai ekspektasi. Dan harus nunggu agak lama juga sih untuk bisa nonton filmnya di VIU atau Iflix mengingat sekarang …

Read More

On Your Wedding Day 2018, Film Korea

On Your Wedding Day ini adalah film bergenre komedi romantis dari negeri ginseng Korea Selatan yang dirilis tahun 2018. Pemeran Utamanya Park Bo-Young dan Kim Young-Kwang. Durasinya 1 jam 50 menit, hampir 2 jam lha ya. Cukup panjang tapi enggak membosankan, meskipun siklusnya ketemu, pisah, ketemu lagi, akhirnya bisa bersama tapi terakhirnya malah aku jujur aja enggak rela sama ending kisah dua anak manusia ini. Film yang alurnya mundur-maju. Iya, jadi pake metode kilasbalik. Juni 2005, “Hwang Woo-Yeon dari kelas 1, celanamu sobek!” Malu enggak sih, udah ngemodus malah diingetin celananya sobek. Malu hari itu doang sih buat Woo-Yeon mah. Hari di mana seperti biasa Hwang Woo-Yeon sedang menjalani hukuman dipukul dengan rotan dalam posisi push-up di ruang guru. Hukuman yang udah jadi kebiasaan karena dia kerap balas dendam sama orang yang ngebully waktu dulu tingginya masih 160 an, sekarang kayak jerapah *eh. Tiba-tiba sesosok cewek cantik tapi rautnya judes bernama Hwan Seung-Hee memasuki ruangan. Murid baru ini langsung mencuri perhatiannya. Ibaratnya jatuh cinta pada pandangan pertama. Seung-Hee tentu aja enggak tertarik. Asli, Seung-Hee bodo amat meskipun banyak yang naksir dia, termasuk ketua geng tukang ngebully di sekolah bernama Taek-Ki. Di sinilah Woo-Yeon berhasil mengambil kesempatan untuk lebih dekat dengan Seung-Hee. Mereka manjat tembok sekolah buat jajan kue beras, makanan kesukaan Seung-Hee. Ya walaupun Woo-Yeon sempat salah paham dengan sebuah kata yang diucapkan oleh Seung-Hee. Pokoknya Woo-Yeon perlahan berubah karena janjinya ke Seung-Hee buat enggak berantem lagi dan Seung-Hee bikin dia sadar soal masa depan. Sayangnya di saat mereka udah terlihat nyaman satu sama lain, Seung-Hee terpaksa pindah lagi bersama ibunya karena pelarian mereka ketauan sama ayahnya yang tukang mabuk. Baca Juga : Film Kita Kita 2017 “Jika kau menyianyiakan 2-3 tahun, di umur 80-90 tahun kau akan susah. Bersenang-senanglah, tapi jangan lupa belajar.” Sedih deh, apalagi Woo-Yeon sempet ngebajak speaker sekolah buat menghibur Seung-Hee. Romantis ala anak ABG kan yhaaa, sebelumnya juga adegan mereka dikejar-kejar guru, terus Woo-Yeon megang tangan Seung-Hee biar bisa lari cepet juga romantis. Tapi mau bagaimanapun Seung-Hee jadi penyemangat Woo-Yeon buat kuliah di tempat yang sama, Universitas Hankook. Dia belajar mati-matian biar lulus masuk sana setelah melihat cewek yang disukainya terpampang di brosur iklan universitas.  “Cinta pertama itu seperti belajar berjalan. Kau harus jatuh dulu sebelum bisa berjalan dengan benar.” Iya sih akhirnya dia bisa kuliah di sana jurusan pendidikan jasmani, terus akhirnya ketemu Seung-Hee dan ngekost di tempat yang sama. Di sanalah ketemu 2 teman barunya yang sama gilanya. Dan kebahagiaannya enggak berlangsung lama karena Seung-Hee punya pacar, keren pula. Sayangnya playboy, semua cewek digodain, dan Woo-Yeon berusaha bikin Seung-Hee sadar. Sampai bela-belain masuk klub rugby. Endingnya enggak saling sapa. “Bagus kalau dia punya pacar, artinya sainganmu cuma satu, kau bisa menang! Kau punya kesempatan 50%” Geum-Nam Dari situ langsung loncat ke tahun 2012, di mana teman-teman Woo-Yeon udah terbilang pada sukses, sementara dia masih ujian buat jadi guru dan sambilan kerja di tempat fitness. Tapi dia udah punya pacar sih, cakep pula. Eh enggak sengaja melihat Seung-Hee yang lagi pemotretan sebagai model paruh waktu. Gemes sih, cintanya Woo-Yeon masih belum pudar dan akhirnya malah putus sama pacarnya. Tapi salut sama pacarnya yang langsung nanya ke dia dan melepas dia. Kejadian enggak terduga pun terjadi dan bikin dia harus ngulang ujian setahun lagi. Baca Juga : Friend Zone Thailand 2019 Mereka akhirnya bersama, iya, untuk beberapa waktu mereka sama-sama. Bahkan tinggal bareng. Mulanya sih bahagia, lama-lama Woo-Yeon mengeluhkan dirinya yang enggak ada kemajuan saat bersama Seung-Hee sementara Seung-Heenya makin sukses. Dan semua unek-unek itu dikeluarkan di hari kematian ayahnya Seung-Hee. Di mana dia ngobrol sama temennya. Seung-Hee denger. Dia marah dan sedih banget. Besoknya …

Read More

Lakorn Duck Idol Thailand 2016

Saat membuka VIU dan menemukan lakorn Thailand lagi, saat itulah kutertarik untuk menontonnya lalu sekarang ingin menceritakannya sedikit di sini. Sebenarnya sebelum ini ada banyak yang mau kuceritakan sih, karena lakorn (drama) Thailand itu banyak yang sesuai dengan kehidupan sehari-hari terutama kalangan remaja. Cuma ya itu aku suka malas untuk mengetikkannya di sini. Kalau nontonnya sih bisa sehari atau sampai tiga hari aku tamatkan langsung. Kemudian hari-hari berikutnya ku tumbang eh tidur sepanjang hari akibat begadang nonton lakorn. Lakorn yang kali ini cukup lawas sih, udah ada sejak 2016, judulnya Duck Idol atau dikenal juga dengan Ped Idol, di VIU #PedIdol. Pemeran utamanya Janine Weigel, yang pernah nonton film horor Thailand berjudul Senior pasti udah pada tahu deh. Dia juga seorang penyanyi dan menjadi penyanyi Thailand yang mengcover lagu Meraih Bintang – Via Vallen versi Thailand kala Asian Games 2018. Berjumlah total 8 episode dengan durasi sekitar 30 menit setiap episodenya jujur aja membuat aku kurang puas, pun sama endingnya, tapi lumayanlah enggak kecewa-kecewa amat. Dimulai dari percakapan Sangdad (Janine) dengan Pim, temannya yang ingin bergabung bersama tim cheerleaders sekolahnya untuk menjadi net idol. Singkatnya Pim ingin populer di internet, Sangdad sampai bela-belain bikin fanpage buat dia dan berusaha mengumpulkan banyak like di fanpage facebooknya karena enggak mau sahabatnya itu gabung dengan tim cheers yang kaptennya sombong dan sok kuasa. Baca Juga : Olahraga Bersama Project S the Series Namun akhirnya Sangdad harus rela Pim bergabung dan dengan setia menemaninya setiap kali latihan. Sampai tiba hari di mana Sangdad ditugaskan merekam mereka latihan namun tiba-tiba seorang junior bernama Baby datang untuk mendaftar sebagai anggota cheers. Alih-alih diterima, Baby malah mendapatkan perundungan, dan Sangdad yang diminta merekam pun enggak kuat menyaksikannya, dia membela Baby, di situlah pertemanannya dengan Pim mulai retak. Pim pura-pura membentak dia supaya para senior berhenti bertengkar dengan Sangdad tapi dianggap sungguhan oleh Sangdad. Sangdad yang sedih dan kecewa pun akhirnya lebih sering menyendiri. Dia jadi sering didatangi Bass (cowok yang ditaksirnya dan dianggap sebagai cowok maya yang sering menenangkan dan memberikan saran kepadanya lewat akun B Myself). Namun di sisi lain semakin jauh dari Pim dan kesal pada perlakuan orang-orang populer di sekolahnya, Sangdad pun akhirnya membuat sebuah fanpage bernama Duck Idol, di sanalah dia memposting hal-hal jelek mengenai orang-orang populer di sekolahnya dan justru menjadikan seorang cowok bernama Jao yang berani menentang pak Manoch (guru yang suka memberi hukuman untuk masalah sepele) melalui aksinya saat menyimpan buku tugas sebagai pahlawan di sekolah. Halaman Duck Idol semakin hari semakin banyak pengikutnya, dan di saat itulah Sangdad yang ceroboh lupa dengan dompet bebek kecil yang berisi ponselnya. Di mana tas itu ditemukan oleh Miso. Cewek yang mengaku keturunan Jepang, sering membuat seragamnya terlihat seksi, tapi enggak pernah kapok dibully oleh teman-temannya. Miso memeras Sangdad supaya dia menceritakan hal-hal baik tentang Miso di laman tersebut.  Sementara Sangdad dibayang-bayangi Miso, pertemanannya dengan Pim mulai membaik di saat Pim justru bermasalah dengan anggota cheerleaders lainnya. Sejak Pim ditawari menjadi model produk, sejak saat itu juga anggota yang lain jadi dengki. Bahkan mereka sengaja merahasiakan jadwal latihan dari Pim. Saat Sangdad berusaha membantu, Pim justru dibantu oleh Bass, dan dia berbohong pada Sangdad. Saat Sangdad kecewa itulah dia mendapatkan foto Pim yang terlihat tengah berciuman dengan Bass dikirim seseorang melalui pesan fanpage. Sangdad kecewa padahal itu angle fotonya aja sih yang kurang ajar. Lalu terpampang lah foto itu di fanspage. Pim marah besar saat tahu Sangdad pemilik fanpage Duck Idol dari Miso yang berteriak-teriak di lorong sekolah dan bertengkar dengan Sangdad. Orang tua mereka dipanggil, dan ibunya Sangdad murka. Jadi Sangdad sama ibunya tinggal serumah tapi ibunya seperti jaga jarak gitu dan …

Read More

Arwah Gentayangan, Zombie, Kesempatan Kedua

Jadi, selama berbulan-bulan ini ku sungguh sangat kurang produktif. Lebih banyak kegiatan yang enggak selesainya dibandingkan yang selesai. Yang mana membuat draft menumpuk bahkan sebagian berserakan tanpa folder. Sungguh ku merasa frustrasi sendiri hingga sering melarikan diri untuk menonton lakorn ataupun film Thailand yang muncul di HOOQ, VIU dan youtube. Akhirnya ketemu deh sama para arwah gentayangan, zombie dan orang yang dikasih kesempatan buat hidup lagi kayak yang ada di bawah ini : 1.7 Days 2018 Coba kamu bayangkan kalau pas bangun eh malah di tubuh orang lain dan kamu juga enggak tahu bahwa dirimu itu sebenarnya siapa. Pokoknya enggak ingat apa pun termasuk nama. Tahu-tahu ada perempuan bernama Min menelpon ke ponsel di tanganmu. Dan itu terus menerus terulang setiap harinya selama tujuh hari. Tan, seorang chef yang punya mimpi mendapatkan penghargaan bintang Michelin bertengkar hebat dengan kekasihnya Min karena keputusannya untuk bekerja di New York diambil secara sepihak. Tak hanya itu, Tan juga seolah mengabaikan keinginan Min untuk segera menikah. Malah meminta Min kembali pada passionnya sebagai Chef. Jadi di film ini alurnya maju mundur, kita dikasih tahu awal mula pertemuan mereka gimana. Dan di situ ku merasa lapar karena melihat Min yang pekerjaannya sebagai kritikus makanan mencoba berbagai hidangan di restoran tempat Tan bekerja. Dikasih tahu juga penyebab Min enggan untuk jadi chef lagi padahal dia lulusan Perancis. Sementara Tan kekeuh ingin Min mencoba kembali karena yakin Min bisa dan passionnya di situ. Kebingungan Tan yang berpindah-pindah tubuh pun mulai terjawab di hari ketiga, di mana dia berubah jadi manager restorannya. Dan dia harus mati-matian meyakinkan Min kalau dia adalah Tan yang besoknya pindah ke tubuh lain lagi. Perihal perpindahan tubuhnya ini berkaitan dengan orang-orang yang pernah Tan temui cuma enggak dijelaskan kenapa harus mereka. Dan teka-teki Tan berpindah-pindah tubuh ini mulai terjawab di hari ke tujuh. Gusti ku nangis bombay sama endingnya. 7 days ini memberikan pesan kalau ada yang harus diungkapkan terutama perasaan cinta, kalau bisa diungkapkan hari ini jangan dibiarkan menunggu hingga besok. Terus kalau lagi marah itu ya jangan sampai memutus komunikasi karena bisa berakibat fatal. Baca juga : Film Horor, Janji dan Persahabatan 2. Thirteen Terrors 2014-2015 Sesuai judulnya, Thirteen Terrors ini menawarkan tiga belas cerita yang terbagi dalam tiga belas episode. Uniknya, dibuat oleh 12 sutradara. Ada dua judul yang sutradanya sama. Dengan durasi yang enggak begitu lama perepisodenya, Thirteen Terrors menawarkan cerita horor, legenda hantu dari berbagai sekolah, misteri dari beberapa tempat yang berhubungan dengan masa lalu dan ada thrillernya juga. Dari 13 episodenya, yang kusukai hanya empat aja, karena beberapa ada yang cenderung menggantung dan yang terakhir sungguh ku tak mengerti. Yang kusuka episode pertama tentang hantu Wanida. Salah satu siswi sekolah yang meninggal karena dipenggal oleh algojo dari masa lalu setelah mengadakan ritual main jelangkung gitu lha. Jadi, barang siapa yang melihat kepalanya di kolong meja, itu pertanda orang tersebut akan mati. Asli kumerinding dari awal sampai endingnya. Terus, episode yang jadi pembelajaran ini di episode telepon iseng. Jadi kan ada seorang anak yang kesal gitu sama ibunya terus dia menginap di kostan temannya. Nah di sana mereka iseng asal ngacak nomor malam-malam. Eh tahunya salah satunya tersangkut ke nomor yang udah meninggal. Dan akhirnya membuat teror gitu sampai ibunya juga terkena teror tersebut dan hampir kehilangan nyawanya. Ngeri-ngeri sedap yang episode roomate. Itu makhluk apaan coba yang menamani di apartemen, suka menghabiskan makanan, suka pakai sikat gigi dan memotret pas kamu lagi enak tidur. Terakhir, aku lupa episode berapa pokoknya ada sekelompok anak-anak suatu ekskul yang anggotanya sedikit lagi ngedekor ruangan mereka supaya menarik, yang mana ada yang statusnya adik kakak di sana. Terus mestinya mereka udah …

Read More

Deretan Aktris Thailand Imut-Imut | Favorit

Sebelumnya aku mau minta maaf karena udah sering bikin blogpost tentang lakorn/ drama maupun film Thailand. Semoga aja kamu yang enggak sengaja terdampar di sini, enggak bosan ya. Nah, kalau kemarin ku bikin blogpost soal aktor Thailand yang kusukai, sekarang ku mau ngomongin aktrisnya yang aku sukai atau menarik perhatianku dari sejak pertama kali melihatnya. Iya, da kalau yang galelulis mah semuanya juga geulis, termasuk kamu apabila kamu seorang perempuan. Maka, apabila kamu enggak setuju denganku, itu hakmu. Jadi, dari sekian banyak aktris Thailand yang kulihat baik di lakorn maupun filmnya, inilah empat belas wajah yang menarik buat aku. Tapi maaf-maaf aja nih kalau nama-namanya salah sebut, secara kubermodakan mbah gugel dan tahu sendiri nama-nama dari negeri gajah putih ini agak susah dilafalkan. Ku ribet sekali udah kayak nyebut nama-nama internasional. 1.  Pimchanok Luevisadpaibul (Baifern) Kalau kamu pernah nonton film Thailand berjudul Crazy Little Thing Called Love, pasti udah enggak asing dong sama wajah yang satu ini. Iya, dia yang memerankan cewek cupu yang berubah jadi cewek populer bernama Nam dengan misi bikin gebetannya tertarik. Enggak tahu kenapa aku suka aja lihat Baifern ini. Dia mah mau rambutnya gimana kek, bajunya gimana kek, tetap cakep overdosis di mataku. Dan gila ya, kelahiran 1992 tapi awet muda, masih kayak anak sekolahan. 2. Nattasha Nauljam Aku suka Nat ini sejak pertama kali melihatnya berperan sebagai Ern di film Suckseed. Sama kayak Baifern, dia juga kelahiran 1992. Bedanya, sekarang Nat tampak dewasa sesuai umurnya dan wajahnya jadi lebih tirus. Padahal ku suka dia yang pipinya agak tembam di film Suckseed lho. 3. Apinya Sakuljaroensuk Ada yang pernah nonton film Thailand berjudul Friendship yang ada babang Mario Maurernya? Waktu pertama nonton itu selain emang suka babang Mario, aku juga langsung suka melihat mba Apinya ini. Kupikir dia satu tahun kelahiran sama Baifern, ternyata kelahiran 1990 dong. Dan ya ampun, mukanya sampai sekarang enggak ada berubah-berubahnya. Apalagi dengan potongan rambut pendeknya sekarang. Tetep kayak anak remaja usia belasan tahun. Mungkin, kalau di Indonesia kayak Tasya Kamila sama Putri Titian yang tetap kayak anak remaja meskipun udah jadi mamah mamah. 4. Noona Nuengthida Sophon Yang pernah nonton Hello Stranger pasti udah melihat mba-mba yang satu ini kan? Aku langsung suka melihat mbanya sejak di Hello Stranger. Dan suka juga sama perannya di A Gift. Enggak tahu kenapa wajahnya manis-manis gimana gitu. Apalagi dengan rambut sebahunya. Dari dulu sampai saat ini wajahnya pun enggak berubah-ubah. Ternyata ya selain aktris, mbanya juga penyanyi. Kelahiran 1990 mbanya. 5. Preechaya Pongthananikorn (Ice) Mba Ice ini pun kelahiran 1990. Bedanya wajahnya terlihat dewasa sesuai usianya dan penampilannya pun lebih feminim. Tapi buatku tampilannya mba Ice ini menarik. Ku suka sejak pertama melihatnya jadi Jib di ATM Rak Error. 6. Patcharapa Chaichua (Aum) Melihat mba Aum ini, aku merasa ingin bersembunyi di relung hatimu yang terdalam. Ampun deh,  mba Aum ini udah kepala empat, tapi malah tambah seger kayak mahasiswi. Aku suka melihat mba Aum ini sejak di Fabulous 30, Single Lady, dan paling pengin nangis di Ghost Mother. 7. Ungsumalynn Sirapatsakmetha (Pattie) Mba Pattie ini kelahiran 1991 tapi masih kayak anak usia SMA. Apalagi dengan gaya rambut di atas bahunya sekarang ini dan berponi depan. Ampun deh cute banget lihatnya. Selain itu ku suka mba Pattie karena gaya berpakaiannya yang tergolong simpel. Paling suka kalau lihat dia pake kaos, luarannya jaket jeans. Suka dia sejak melihatnya berperan jadi anak SMA yang playgirl dan punya ponsel dengan gantungannya yang seabreg di Bangkok Traffic Love Story, kemudian ku mengikutinya di Hormones the Series season 1 dan suka banget sama perannya dia sebagai Khaning di Princess Hours Thailand. Benci banget perannya di lakorn Stupid …

Read More

Belum Menikah, Dilema Jatuh Cinta (Film)

Belum menikah atau tidak punya pasangan yang sah, lalu berada di rentang usia yang bisa dibilang usia sudah cukup untuk menikah itu memang enggak enak. Apalagi kalau teman sekolah dan juga adik sepupu sudah menikah bahkan beranak-pinak. Pertanyaan kapan nikah dan kapan menyusul makin menggema ke seantero gendang telinga. *eh. Pertanyaan itu saja sudah cukup menyebalkan jika diulang-ulang macam kaset radio yang kusut. Siapa juga sih yang ingin menunda-nunda pernikahan padahal udah ingin melangsungkannya sejak lama. Tapi pacar malah banyak alasan. Akhirnya menjomblo, dijodoh-jodohkan dan malah mengalami dilema jatuh cinta pada pria yang lebih muda usianya. Yang mana masih dianggap aneh gitu kan sama sebagian orang kalau wanita yang lebih dewasa atau tua umurnya jatuh cinta pada pria yang lebuh mida. Rumit ya memang kalau urusan hati. Tambah rumit kalau orang lain ikut campur. Eh ya, tunggu kamu jangan salah paham dulu. Ini bukan tentang aku lho. Iya sih, aku emang sudah sering ditanya kapan nikah, kapan nyusul. Tapi aku mah jomblo yang enggak dijodoh-jodohkan #apasih. Kedua paragraf pembuka di atas itu aku tulis karena mau bahas soal film 4 film Thailand dan 1 Film China soal perempuan di usia rata-rata 30 an yang dituntut untuk menikah. Tapi mereka mah perempuan sukses, aiih, aku mah apa atuh, hanya remah-remah rengginang yang udah kelindas truk tronton. Oke sekip, mari aku mulai bahas film-filmnya. 1. First Kiss Thailand (2012) Film ini sih sebenarnya enggak terlalu berhubungan sama ditanya kapan nikah. Cuma ibunya menghkawatirkan Sa yang tinggal sendirian di ibu kota, dan Sa nya sendiri emang udah pengen punya pasangan. Lalu, ada hubungannya dengan jatuh cinta pada cowok yang lebih muda. Adalah Sa, wanita berusia 25 tahun. Lha dia seusia aku. Yang belum pernah pacaran. Sebenarnya, dia itu naksir berat sama cowok bernama Ohm. Ohm ini merupakan kakak kelasnya, atau kalau anak-anak zaman sekarang di twitter bilangnya kakel. Tapi ya gitu, Ohmnya malah udah punya pacar dan terkuburlah harapan dia untuk bersamanya. Gara-gara patah hati Sa pun melanjutkan kuliahnya di Bangkok dan lanjut bekerja di sana. Beberapa tahun kemudian, bertemulah dia kembali dengan Ohm itu sampai-sampai terbawa ke dalam mimpi saat dia tidur di bus. Mimpi ciuman pertama yang mana malah enggak sengaja bibirnya bersentuhan dengan anak SMA bernama Bass karena busnya berhenti mendadak. Dari situlah kepelikan hubungan Sa dan Bass dimulai. Banyak pengorbanan dari kedua belah pihak yang rentang usianya cukup jauh ini. Tapi, ku suka sih sama endingnya. Lucu, gemesnya juga membuatku geregetan. Baca Juga : Surga yang Tak Dirindukan 2. Fabulous 30 Thailand (2011)  Sakit banget ya, di hari ulang tahun yang ke 30 dan merayakannya bersama pacar lalu bilang keinginan untuk segera menikah malah si pacar bilang belum bisa menikah. Sementara hubungannya udah bertahun-tahun. Sakitnya berlipat-lipat deh mbak Ja ini. Untungnya Ja punya banyak sahabat yang peduli sama dia. Jadi hidupnya enggak sepi-sepi amat meskipun statusnya masih single. Nah, di ulang tahunnya yang ke 31, Ja merayakannya bersama keempat sahabatnya di rumah kontrakannya. Saat lagi asyik nyanyi-nyanyi. Munculah sesosok pria ganteng berusia 24 tahun bernama Por. Yang merupakan cucu pemilik rumah kontrakan yang tinggalnya bersebelahan. Dia pun terpesona saat melihat Ja sedang joged-joged sambil tertawa. Tapi beberapa saat kemudian Ja ngamuk kepada cowok seusia Por bernama Zen sampai bawa baki untuk memukulinya. Yang mana malah kena ke jidatnya Por. Por yang udah terlanjur jatuh cinta pada Ja pun enggak pernah menyerah untuk meluluhkan hati Ja dan meyakinkan Ja untuk menerima cintanya. Film ini pakai metode kilasbalik. Yang mana sebenarnya Por ini udah naksir Ja sejak lama. Ja nya aja yang enggak sadar. Jadi saat bertemu kembali di posisi Por yang umurnya udah 20 an dan kebetulan ada pelatihan di …

Read More

Janji dan Persahabatan, Film Horor

Tadi, kata dokter aku harus menahan untuk enggak mengkonsumsi yang manis-manis dulu biar batuknya cepat sembuh. Nah, makanya kujadi nonton film horor daripada film komedi romantis muahaha. Padahal yang disuruh dokter itu maksudnya mengkonsumsi makanan bukan yang lain. Ya udah, ini enggak penting, mari sekip dan langsung ke intinya. Jadi, kubalik ke kebiasaan lama. Mencari film dari negeri gajah putih, Thailand. Selain faktor aktor sama aktrisnya yang bikin betah cuci mata, penggarapannya yang oke dan suka ada pembelajaran yang bisa diambil gitu sekalipun filmnya horor. Iya, sambil nonton sambil sesekali tengok sekeliling. Takut ada hmm. Eh jangan, takut mah sama Allah aja. Dan film-film horor di bawah ini ada kaitannya sama janji dan persahabatan 1. Dorm (2006) Adudu, ini film udah lama ya, tapi kubaru tahu, baru nonton juga kemarin di Viu. Dengan durasi hampir dua jam, Dorm menawarkan kisah persahabatan dua dunia. Satu manusia, satu arwah yang belum bisa pergi karena suatu hal dan hubungan ayah dan anak yang sempat renggang. Enggak cuma itu juga sih, ada tentang supaya kita jangan egois. Jangan cuma mau dipedulikan tapi enggak peduli sama perasaan orang lain alias enggak peka. Sumber gambar : wikipedia Di mulai dari Ton yang dipaksa pindah sekolah ke luar kota yang khusus cowok, di asrama pula tinggalnya. Udah gitu ibuk asramanya agak aneh, terus asramanya macam barak tentara, yang mana kasurnya hadapan-hadapan dan seruangan isinya banyak. Tempat mandinya pun barengan juga. Tempat jemurnya apalagi, kudu punya keahlian katanya kalau mau jemurannya enggak berakhir di lantai. Ton, yang anak baru diisengi sama empat anak penghuni asrama. Diceritakan soal kejadian horor yang terjadi di asrama mereka. Termasuk tentang murid yang katanya bunuh diri di kolam terus ibuk asrama yang suka dengar lagu romantis pake piringan item sambil nangis pas lihat laci di meja kerjanya. Ton pun akhirnya jadi kepikiran pas kepengin pipis. Jadilah ngompol di kasur. Besoknya beraniin diri ke toilet. Eh ada suara keran kebuka, pas nutup keran ada yang ngunciin. Kan asem ya. Udah gitu ada yang ngebukain enggak kasat mata. Dan dia jadi bangun kesiangan. Disitulah awal pertemuannya dengan Vichien. Yang mana ternyata arwah dari murid yang tenggelam di kolam. Sumber gambar : http://hanyaspik.blogspot.com/2014/03/sirachuch-michael-chienthaworn-mhog-di.html Untuk horornya sendiri enggak terlalu mencekam kalau menurut aku, kalau bikin kaget sih iya. Terus ada bagian yang kata aku sih mohon maaf jijay, soal kebiasaan cowok yang baru beranjak ABG. Yang pasti keputusan Ton buat sahabatan sama Vichien, terus nekad bantu Vichien supaya enggak mengulang tenggelam di kolam setiap jam enam sore sungguh amat berani. Dan akhirnya ku pun tersentuh sama empat orang yang juga ternyata peduli sama Ton. Dan, Babang Michael yang jadi Mhog di Hormones the Series dan The Hormones (di sini jadi Vichien) udah tjakep dari abegehnya juga, manis lebih tepatnya. 2. The Swimmers (2014) Nonton film ini di HOOQ berasa lagi nonton Hormones the Series season 1 deh. Soalnya tiga pemeran utamanya familiar di Hormones the Series. Buat yang suka lihat roti sobek alias badan six pack, di sini ada hahaha. Di sini diceritakan dua orang sahabat yang sama-sama perenang yang punya prestasi. Bedanya, kalau Tan setia sama Ice, pacarnya. Sayangnya Tan terlalu sibuk, kurang perhatian. Sementara Perth, dia sukanya mainin perempuan. Cowok enggak bertanggungjawab, cuma pengin tidur barengnya doang. Perth yang sahabat sekaligus saingannya Tan, tertarik sama Ice. Ice pun begitu, dan mereka sering menghabiskan waktu bersama, terutama di kolam renang. Modus awalnya mengajari Ice berenang. Sampai akhirnya Ice sama Tan putus. Dan diam-diam Ice menjalin hubungan sama Perth. Sebelum berhubungan di luar nikah, Perth janji sama Ice bakal tanggungjawab, menikahi dia kalau sampai Ice hamil. Nyatanya waktu Ice hamil dia malah mati-matian supaya Ice mengugurkan kandungannya. …

Read More

Film Dan Drama Horor Mengharukan

Kupikir Pee Mak dengan babang Mario Maurer sebagai pemeran utamanya yang didandanin dan bertingkah boloho sekaligus romantis sudah cukup membuatku meleleh. Eh ternyata masih ada film horor dan lakorn horor yang bikin aku meleleh lagi meskipun ada serem-seremnya. Ya iya, namanya juga horor, walaupun ada komedi dan romantisnya tetep aja unsur utamanya horor. Kamu mau tahu juga nggak? Sini kukasih tahu eh adanya tempe #mencobangelawak. Nggak serius ayeuna mah. Ini dia 2 film dan 1 lakorn yang bikin aku meleleh. Singkatnya film dan drama horor mengharukan nih. Film Spellbound Korea (2011) Filmnya 2011 dan aku baru nonton 2018 di VIU. Biarin aja ya, yang penting kubahagia. Di film ini menceritakan seorang perempuan (Kang Yeo-ri) yang sering menyaksikan pria pesulap (Ma Joo-go) tapi nggak pernah tersenyum. Yang akhirnya mereka jadi kerjasama. Yeo-ri punya kemampuan melihat hantu. Terus ada satu hantu pendendam yang bikin dia hidup sendirian. Tanpa teman, tanpa keluarga (keluarga disuruh pindah sama dia) soalnya kalau deket Yeo-ri bakal kena sial. Jadi cuma bisa telponan.  Sehabis nolongin hantu anak kecil Tapi ada kilasbaliknya sih kenapa itu hantu dendam banget & masih gentayangan. Dan Ma Joo-go yang akhirnya sayang Yeo-ri rela menanggung segala resiko kesialan & marabahaya. Tapi tentu nggak mudah untuk tetap bersama.  Di film banyak adegan romantis dibumbui komedi yang bikin geli, bikin degdegan mah udah pasti ada. Drama I See You – Thailand Lakorn (2016) Lakorn itu drama dalam bahasa Thailand. Dan kuketagihan nonton lakorn sejak nunggu Hormones The Series 1 tayang di Ko***s TV sekitar beberapa tahun lalu. Dan setelah film Thailand di VIU udah kutonton, aku lanjut ke lakornnya, termasuk I See You yang jumlah episodenya cuma 12 aja. Dibuka dengan adegan pasien dan satu anggota keluarganya yang dihantui malem-malem. Dan ini pembukaan yang asyem dah. Hantunya euy, tonton aja dah sendiri. Gegara itu rumah sakit Karunarak tiba-tiba ramai didatangi awak media dan pak bapak yang punya alat untuk mendeteksi keberadaan hantu. Dan itu terjadi di hari pertama Pairin bekerja di sana sebagai perawat. Pairin Pairin & Chaba ini tokoh sentralnya. Benang merahnya di mereka. Ngomong-ngomong liat Pairin sekilas kalau nggak pake baju perawat mah agak mirip Agatha Chelsea. Pairin bisa melihat hantu sejak kecil. Dan sejak itu pula sering dikira ngomong sendiri dan dijauhi teman-temannya. Soalnya dia susah bedain mana hantu mana bukan. Dikiranya ngomong sama manusia padahal hantu. Nah, ibunya ngasih tips ke Pairin biar bisa bedain, caranya lihat pake cermin ada pantulannya nggak dan pake kipas angin kecil juga. Sayangnya itu nggak berlaku ke hantu yang udah mama bergentayangan (skillnya udah dewa). New – si cantik yang naksir dokter M kemudian patah hati, jatuh cinta ke dokter Men dan …. Di hari pertama itu dia bertemu New (salah satu suster yang masih muda di sana) terus ketemu dokter Men (dokter muda yang ramah), dll. Dan ketemu hantu bernama Chaba. Chaba kalau dilihat sekilas kayak Widi Vierratale dah. Selain itu dia ketemu rohnya dokter M (dokter muda yang judes eh serius) pas panik pasiennya kejang-kejang. Di hari itu juga dokter M lagi koma, kena serangan jantung. Chaba, hantu baik tapi suka iseng Bentar, mau bahas dokter M dulu, dua episode awal aku merasa kenal sama mukanya. Bhahaha ternyata Pae Arak versi rambut pendek & rapi. Lebih cakep sih dibanding di film The Name Of Love. Tapi tetep aktor Thailand nomor satu di hatiku masih babang Mario Maurer. Dokter M Pokoknya di setiap episodenya lakorn ini menawarkan tontonan yang nggak ngebosenin *menurut aku. Banyak kejutan, horor, romantis, komedi jadi satu. Paling romantis waktu Dokter Men ngajak Pairin menyaksikan bintang-bintang dari atap rumah sakit. Paling nyesek waktu kilasbalik Pairin habis ketembak, New jadi nyebelin setelah dua dokter …

Read More

Warkop DKI Reborn 2 : Jangkrik Boss

Jadi, tepat seminggu yang lalu aku nonton Warkop DKI Reborn 2 di Braga bareng teman dekat perempuan waktu kuli-ah. Nontonnya gratis, karena dapet hadiah ngekuis #PlaylistWarkopDKIReborn #LMusikJangkrikBoss dari Langit Musik x Falcon Music. Hadiahnya 2 tiket nonton yang jadwalnya milih sendiri, pun bioskopnya. Sayangnya, karena hari minggu aku nggak bisa minta bioskopnya di Empire XXI jadilah milih di Braga XXI aja. Walaupun akunya gemuk dan pake baju ukuran 2 kali lipat yang seharusnya. Aku pengin aja majang foto ini di blog Jadwal nonton jam 14.25 tapi jam 14.05 aku baru sampai di St. Hall. Baru turun dari elf. Udah pernah belum naek elf? Sini lihat dulu coba di blogpost 50 : 50 Naik Elf. Terus pesen Uber. Naek angkot terus jalan kaki eneng udah nggak sanggup, nggak bakal keburu oge. Sampai di Braga City Walk jam 14.30 udah telat yes. Terus karena baru pertama kali ke Braga City Walk lagi dan masuknya lewat depan, dulu, pernah sekali lewat samping, deket hotel dan nggak jadi nonton nyahaha. Aku nanya pak satpam di mana liftnya. Aku bilang mau ke lantai 2. Pak satpam bilang naik eskalator aja. Oke naik eskalator sampailah di lantai 2 dan ketemu studio XXI nya. Karena tiket nontonnya sudah dibelikan via M-Tix sama pihak falcon music lewat klik film, kutanya lagi deh sama pak satpam yang jaga di pintu masuk. Ternyata di Braga XXI udah ada mesin khususnya. Jadi nggak perlu ngantri di tempat pembelian cash. Pak satpam yang ngetik kode pembelian sama no hapenya di layar komputer dan tercetaklah dua tiket nonton Warkop DKI Reborn 2 : Jangkrik Boss. Baca Juga : Fim Jingga (2016) Pergilah aku menuju ke studio 2 yang sebelahan sama studio 3. Karena temenku juga sama telatnya, malahan belum dateng, aku titip tiketnya ke mba yang jaga. Terus aku mengikuti mbanya sampai tiba di tempat dudukku. Oh ya, di studio 2 ini, pas masuk, harus melewati kursi penonton di baris kedua. Rada aneh buat aku mah, biasanya kan kalau masuk disuguhinya pemandangan kursi yang paling bawah. Itu udah jam, kurang lebih 14.40 dan untung belum mulai filmnya. Terus diawali sama flashback film part 1 sedikit. Dimulai aslinya dari scene nyari baju merah di antara yang baju merah pas udah sampai Malaysia buat nyari harta karun. Diawal part 2 ini, lucunya yang pas Kasino masuk toko di mana merek-merek baju, sepatu sampai tas terkenal diplesetin. Di trailernya ada kalau nggak salah itu merek bajunya. Yang aku nggak suka pas mereka ke laboratorium terus dijadikan bahan percobaan. Its ok soal perubahan Indro sama Dono. Tapi yang Kasino, kok rasanya bikin aku sebagai cewek jadi kurang nyaman. Walaupun itu nggak asli, cuma pake efek tapi tetep aja. Baca Juga : Maleficent : Mistress of Evil 2019 Ada penjelasan eh kalimat ding yang agak ganggu ya. Jadinya mengurangi kelucuannya. Atau aku aja kali ya yang merasa begitu #bisajadi. Kayak rating biasanya tinggi kalau scenenya pantai (kurleb begitu), terus ini udah part 2 lho, dan masih ada lagi yang lainnya. Tapi bagian-bagian lain yang lucunya terasa natural pun banyak. Bikin ketawa, bikin aku hepi dan lupa kalau sebelum dateng ke sini sempat kzl. Nggak menduga juga sih akhirnya bakal begitu. Si itu ternyata begitu. Harta karunnya ternyata … Dan ada flashback singkat ke beberapa adegan di part 1.  Dan, kesalahan pas pengambilan adegan jadi bonus yang menyenangkan, mengundang tawa. Sampai jumpa di review film selanjutnya! Selesai nonton dan kelaparan. Ini pake wide angle di Samsung Galaxy J7 Prime