Pengalaman Pertama Datang ke Pernikahan Mantan

Pengalaman Pertama Datang ke Pernikahan Mantan

Ini bukan kali pertama aku mendapatkan undangan pernikahan mantan. Termasuk undangan dari mantan. Sebelum ini juga udah pernah diundang. Dari diundang melalui pesan pribadi, tag di media sosial dan grup kelas. Enggak ada yang ngirim ke rumah karena para mantan enggak tahu alamat lengkapku sekalipun ada yang pernah mengantar pulang hingga rumah. Kalau dipikir-pikir yang tahu alamat lengkap ya kurir paket hahaha. Nah sampai di sini, aku enggak pernah membayangkan akan punya mantan di kelas yang sama saat sekolah. Walaupun begitu ku bersyukur sih, setelah hubungan berakhir, semuanya baik-baik saja. Tetap berteman.  Lalu mengapa ini jadi pengalaman pertama datang ke pernikahan mantan. Soalnya undangan-undangan yang sebelumnya enggak aku datangi. Bukan, bukan karena yang ini spesial ataupun aku masih punya perasaan lebih dan kemudian aku ingin menghancurkan pesta pernikahannya ya kali sinetron ah. Melainkan karena yang sebelum-sebelumnya aku enggak ada temen buat datang dan dulu itu aku masih diposisi tomboy bajuku semuanya t-shirt dan celana jeans. Ya masa ke undangan pakai jeans dan t-shirt. Padahal kalau dipikirkan saat ini, ya bodo amat! Yang penting nyaman aja, dan masih termasuk sopan karena tertutup kan. Jadi aku kemarin ke nikahan mantan pakai apa. Pakai Gamis warna abu-abu yang setelah beratku turun beberapa kilogram itu gamis jadi tambah panjang. Kalau jalan harus sedikit diangkat biar enggak terinjak. Sepatunya pakai sepatu kasual karena ku sedang malas pakai higheels ataupun wedges apalagi naik bus ke Garut. Pulang-pulang pegalnya bisa sampai seminggu dua minggu. Kan males. Selesai dari undangan lanjut menengok teman yang baru lahiran. Di sanalah pertanyaan seseorang tentang perasaanku melihat mantan menikah terdengar. Baca Juga : Merancang Pernikahan Impian “Gilang, gimana perasaannya Idan, nikah?” *temen kepo Aku ketawa aja sih sambil bilang alhamdulillah. Aseli da aku mah malah seneng kalau mantan-mantan udah pada nikah teh. Alhamdulillah, itu artinya mereka udah menemukan tulang rusuk yang pas dan berproses menyempurnakan separuh agama mereka. Lagipula cerita cinta kami udah berakhir sejak masih duduk di kelas sebelas. Hubungannya juga enggak lama. Ku bahkan enggak inget itu putusnya tanggal berapa, bulan apa. Kalau kenapanya sih sepertinya aku yang bersalah lha jadi throwback. Kemarin itu aku datang ngaret dari jadwal janjian bersama beberapa teman pria. Ya gimana yang perempuan mah banyak yang berhalangan hadir. Ada yang di luar kota, ada yang baru lahiran, ada yang kesehatannya baru membaik dan ada yang duluan. Coba itu aku mengulang kata “ada yang,” nya berapa kali. Tapi kalau kamu menghitungnya pun enggak akan kukasih hadiah hehehe. Aku udah sengaja datang ngaret karena berkunjung ke rumah salah satu sahabat dulu. Ya kan, sekali ke Garut, 2-3 tempat terkunjungi. Karena jarak Nagreg-Garut itu lumayan gengs. Belum sekarang mah eta Kadungora depan pasarnya sering banget macet. Oke sekip. Walaupun udah memasuki waktu ngaret tapi tetap aja aku yang datang duluan. Kan kzl. Sampai 30 menit itu manusia-manusia sukses belum datang juga. Akhirnya ya udah kumemutuskan untuk melangkah maju ke pelaminan (baca : salaman). Salaman sama keluarga mempelai duluan, mau lanjut eh ada sesi foto sama temennya dulu itu. Menunggulah aku di atas pelaminan untuk beberapa saat. Baca Juga : Sebentuk Cinta Tak Termiliki Akhirnya salaman juga gengs. Pertama salaman sama mantan yang bilang terima kasih udah datang dan nanya datang sama siapa. Sama barudak aku bilang, tapi belum datang hahaha. Lanjut salaman sama istrinya dan mengucapkan selamat. Lanjut salaman lagi sama keluarga mempelai dan turun menuju ke tempat makanan. Enggak ada perasaan canggung aka awkward kok saat salaman itu. Biasa aja karena udah sering salaman kalau ketemu di bukber, dan kondangan temen lain, termasuk sama istrinya yang sejak mereka pacaran emang sering ikut ngumpul. Jadi, salaman saat dia dan istrinya di pelaminan ya enggak ada bedanya dong. 15 menit kemudian barulah itu manusia-manusia sukses …

Read More

Buka Bersama Saat Ramadhan – Essan 2008

Puasa dua ribu tiga belas, bulan yang penuh rahmat sekaligus sibuk mengurusi tugas akhir.  Bulan dengan jadwal buka bersama terpadat. Buka bersama pertama aku jalani bersama anak-anak fast track TI generasi pertama sebelum siangnya berburu dosen penguji dan pembimbing untuk revisi daan, Tuhan memang sangat baik dan memberi pertolongan tepat pada waktunya. Revisiku disetujui. Setelah buka bareng fast track, besoknya aku buka bareng TKJ A angkatan 2011 di Garut dan dua hari kemudian bersama anak SMP 1 angkatan 2008. Jebol lah keuangan bulan juli tahun 2013.   Buka bersama saat ramadhan ESSAN 2008 terselenggara atas kerja kerasnya Rani, alumni 3C. Aku sendiri cuma tahu orangnya aja plus namanya sih pas sekolah, soalnya dia terkenal satu sekolah. Dia yang merancang tanggal, tempat makan dan tempat foto untuk kita semua sendiri. Wonder woman deh dia, jempol banget. Setelah fix Rani mulai membuat postingan siapa yang akan hadir di acara buka bersama sekaligus reuni tersebut.  Baca Juga : Sekeping Kenangan di Asep Stroberi Nagreg Singkat cerita hari itu pun datang dan aku janjian sama mantan eh temen. Iya statusnya mantan sekaligus temen. Duh malunya setengah mati karena udah lama nggak ketemu dia. Cuma sesekali stalking dia di facebook, ngoahaha. Kesannya nggak tau malu gitu nebeng sama dia. Dan aku menyesali diri sendiri karena selain nggak punya motor, aku juga nggak bisa mengendarai sepeda motor. Alhasil bukber hari itu tergantung sama mantan eh temen. Dengan perasaan nggak enak aku pun diboncengin sama dia, kita ngobrol sepanjang perjalanan. Ya, sekedar say hai nanya kabar. Lebih banyak diemnya sih karena aku gerogi.  Singkat cerita kita pun tiba di depan indah photo studio cicalengka, dulunya sih yunica. Sesuai perjanjian sebelum bukber kita semua akan foto-foto dulu. Lima tahun nggak ketemu banyak banget muka-muka yang sudah berubah atau mungkin dari dulu aku emang gak kenal sama mereka, ngoahaha. Kebanyakan yang berbeda itu pada wajah-wajah para cowok, ya termasuk si mantan eh si teman. Jelaslah sekarang kan udah dewasa. Ehem padahal aku mah masih childish. . Di sana aku say hai sama yang dikenal aja. Ada Novi mungil yang tetep imut-imut seperti saat di kelas delapan B, ada Rani yang makin kece, ada Desi, Eni, Rully, Ami, Risma, Shella, kemudian Asti yang datang terlambat. Nah yang cowok-cowoknya aku cuma mengenali wajah Opik, Dian, Ridwan, Lingga, Ilham, Adit, Faisal, Apen, Berry, Restu, Yudistira dan Rahmat yang nggak sempet foto. Selebihnya tahu muka tapi lupa namanya. Setelah puas berfoto kita pun menuju ke tempat buka bersama di by pass cicalengka, seberang SMK Gunadarma Nusantara. Setelah sebelumnya memesan paket makanan dan minuman. Dan kami memutuskan untuk menikmati buka puasa secara outdoor ditemani lalu lalang kendaraan bermotor. Sesekali aku numpang terkena jepretan kamera hape orang lain. Rasanya canggung banget setelah lima tahun tak berjumpa. Sambil berbuka kita pun menikmati alunan musik dari dalam cafe. Malah ada yang sempet titip salam buat cewek yang pake jaket jeans, padahal yang saat itu pake jaket jeans ada shella, Desi dan Asti. Ternyata ada juga yang masih memendam cinta dan titip lagu diem-diem hahahaa. Setelah selesai makan sambil ngobrol sama temen sebelah, kami pun menutup pertemuan itu dengan berfoto di dalam cafe.  Selanjutnya pulang ke habitat masing-masing. Ya, aku diboncengin sama dia lagi sampai depan pom bensin nyalindung dan itu terakhir kalinya dibonceng sama dia. Dan nggak banyak yang tahu kalau aku sama dia pernah jadian, termasuk anak-anak kelas F. Baca Juga : Tentang Kelas XI F Angkatan 2008 Terakhir bulan puasa 2014 kemaren essan 2008 juga ngadain bukber di ponyo 8. Sayang aku nggak ikut karena yaaa… Sebagai pengangguran yang baru aja wawancara sana sini saat itu, uangku menipis dan harus dihemat untuk wawancara lainnya. Tapi …

Read More

Tentang IX F Angkatan 2008

Juli 2007 … Kelas IX atau sembilan, kelas baru dengan personil yang lama. Yup, aku kembali ke kelas F, sembilan F yang tentu saja isinya udah nggak asing lagi.  =======================================     | Ade Andi | Amelia Contesa | Angga Hermawan | Angga Kusuma | Arip Sanusi | Cecep Sobari | Desi Sahertiani | Dian Armed Diansyah | Dian Efriana | Didin Maulana  | Dini Haryati | Elvin Pratama | Enden Ayu Sartika | Erni Mardiana | Gilang Maulani | Hamdani | Handi Mulyana | Iis Hanidah  | Imam Taupik | Irma Yulianti | Ita Rosita | Kamal | Maria | Mariani Rara Ayu Detia  | M. Regriagi Fadillah | Neng Elis Kurnia   | Neng Mirna Farisa   | Neng Saraswati | Nengsih | Nurhalimah  | Rahmat Fadillah  | Ridwan Kurniawan   | Riki Misbahun  | Rini Suryani  | Sandi Yunus | Siti Leonita Aisyah | Sofa Sofariah  | Sri Rahayu | Sri Septi Maulani  | Taufiq Ismail  | Teti Rohayati | Trisyeh Muhamad | Vina Juwita Oktaviani  | Windi Gunadi  | Yanto Agus Mulyana  | ======================================= Kembali sebangku sama Sofa. Dan banyak panggilan-panggilan baru bermunculan. Seperti yang sudah aku bahas sebelumnya. Ada Erni yang akrab dengan panggilan Mamih, Nur dengan Omah, Dini dengan Donat, Desi dengan Odes, Angga K dengan Hui gegara rumahnya di sentra penjualan ubi Cilembu, Angga H dengan Embe, Ridwan dengan Uwong, Dian A dengan Elal, Rini dengan Orin, Sri R jadi Izzy, Cecep jadi Atep dan masih banyak lagi … Intinya mah lupa ehehehe. Kita punya wali kelas baru dong tentunya, yang ini perhatian banget loh … Mirip guru BP tapi tetep galakan guru BP dong. Ayo inget-inget siapa nama wali kelasnya? Ibu E***g. Kita punya guru matematika yang sama seperti saat kelas tujuh, cumam guru IPS yang meliputi Ekonomi, Sejarah sama Geografinya digantikan oleh ibu C*** dan ibu T***k . Inget waktu praktek pura-pura lagi sidang di pengadilan yang mesti bawa toga dari rumah?  Baca juga : Kelas VII F Angkatan 2008 Ada juga kejadian yang buat aku sih horror banget. Ngeri-lah! Pertama kalinya Alm pak M***** marah … yang menimpa Riki, Uwong dan Hui waktu pelajaran bahasa Sunda. Didin iya juga nggak ya? *lupa. Yang mereka kebanyakan bercanda. Dulu banyak banget yang pake kerudung tapi tetep berponi. Hayo ngaku … Kamu pasti salah satunya.   Sri dan Rini (Izzy dan Orin) Maryani dan Dini (Ayang dan Donat)    Ini habis ngepel di kelas baru —Ki-ka : Enden, Sri, Amel Dini, Nur, Sofa Iis – Amel Sri Rahayu Enden Dini – Rini  Rini – Vina  Ki- ka : Erni, Dini, Sofa, Vina  Desi, Amel, Sofa, Dini Percobaan kimia sama pak A** yang pake bekas rol film sama vitacimin … Bikin roket-roketan itu. Aku sih paling seneng yang di suruh bikin tempe,yakult,oncom, kacang ijo sama melihara ulet jeruk sampai jadi kupu-kupu yang cantik. Baca Juga :  Sekeping Kenangan di Asep Stroberi Nagreg Kelas sembilan pertama kalinya dapet jabatan jadi sekertaris kelas bareng Sofa. Pertama kalinya bikin Organigram dan jadwal piket. Sering di protes karena tulisan yang kadang kekecilan, kadang dempetan, bahkan nulisnya kecepetan. Maaf ya maaf ,hiii.  Egi  Didin  Erni berponi Dora  Sofa – Dini  Sofa  Habis Ngepel rame-rame , Nengsih, Siti, Maryani, Nur, Irma, Sri S, Enden, Rini, Dini, Sofa  Dini   Nur – Erni  Nur  Nur – Sofa  Duo ini hahaha, Arif – Ridwan.  Rini   Irma   Maria   Erni, Sofa, Nur  Erni – Sofa Untuk pertama kalinya bisa ngerebut rangking satu dari Rahmat dan Opik dan bikin aku dapet hadiah hape kamera dari Mama. Hape yang bisa mengabadikan wajah-wajah kalian … Meskipun udah nggak lengkap karena memorinya ke format. Menjelang perpisahan emang selalu indah kan? Iya kan? …

Read More

Tentang VIII B Angkatan 2008 2

Oke, banyak yang aku lupa tentang VIII B angkatan 2008 … ya lupa, bahkan ngeblank nggak inget sama sekali, tapi ada beberapa yang tiba-tiba inget lagi nih … jadi sebelum lupa, mari kita lanjutkan. Kelas delapan juga masih jaman ngeledek pake nama ayah atau ibu. Contohnya Sandi yang terkenal dengan julukan E*** dan dibales sama Sandi dengan sebutan A*** , terus Tia suka banget bilang gini ke Angga “Gong xi fa cai si O*** ngacai.” kalau di pikir lagi keterlaluan juga yaa, hohoho. Tapi namanya juga remaja. Ya kan? masa-masa segala dicoba. Kata Tia di komentar Path, aku pernah ngepel pake kerudung? Wah aku kok keterlaluan ya ngepel pake kerudung. Ya Allah tolong ampuni … Aseli aku nggak inget sama kejadian itu. Suer, mungkin itu termasuk ke dalam memori yang terhapus. Tapi pastinya itu aku lagi ngambek kalau melakukan hal-hal yang ekstrem. Baca Juga :  Tentang VIII B Angkatan 2008 Oh ya, Pelajaran kesenian waktu itu jamannya belajar suling ini nih … Dulu ngebet banget kepingin beli suling ini. Mereknya Yamaha. Pernah juga nyanyi di depan kelas per-kelompok, selain itu bikin kerajinan tangan … Kelompok aku, Tia dan Asta bikin rumah-rumahan dari kayu.  Kelas kita punya dua anak kembar yang dipisahkan ya? ada Sefyana yang dipisah sama Sefyani, terus Hendra sama Hendrinya yang ada di kelas delapan C. Hendra KM delapan B, ya? iya nggak sih? lupa hahaha. Dan yang paling terkenal satu sekolah itu Asep, panggilan akrabnya BJ.   Baca juga : Bukber sekaligus reuni Essan 2008 Yang terparah itu waktu mau kegiatan Maulid Nabi di sekolah. Kita beberapa cewek nginep di rumahnya Tia buat bikin tumpeng, padahal mah yang bikin itu mamanya Tia. Kita sewa angkot biar nggak jalan kaki ke rumah Tia di Pamujaan. Dan hal mengenaskan itu terjadi. Tasnya Tia ketinggalan di angkot dan gak pernah ketemu lagi itu angkotnya yang mana. Kalau nggak salah ada kalkulator mahal yang ada fitur kamus bahasa inggris di tasnya ya Tia? Malem itu kita makan bareng dan untuk pertama kalinya aku nyobain makan ceker ayam. Dari situlah jadi suka ceker ayam. Kayaknya itu terakhir kali ngumpul sama-sama. Selain ke rumah Tia, pernah juga ke rumah Silmi buat kerja kelompok … tapi lupa sama siapa aja. Yang pasti dapet kenang-kenangan Origami warna hijau muda sebiji. Makasih Silmi 🙂 Kalau ke rumah Asta ingetnya pas latihan dance itu. Terus ke rumah Mia yang membawa pengalaman naik angkutan umum sejenis Elf. Pokoknya kalau inget delapan B itu pasti ingetnya guru BP deh, suer!  Jangan lupa baca tulisan seputar pertemanan lainnya di blog ini ya!

Kelas VIII B Angkatan 2008

Selamat pagi aku mau kilasbalik soal kelas VIII B… selamat datang di postingan-postinganku yang tidak jelas arahnya ini. Ok, kali ini aku akan menceritakan tentang masa putih biru, tepatnya kelas delapan alias dua SMP. Aku bersekolah di SMPN 1 Nagreg saat itu, salah satu SMP Negeri terfavorit di daerah kami. Sekolah yang ada pemandangan rel kereta api plus suara plus getarannya saat melintas. Saat naik ke kelas delapan, aku terdaftar di kelas delapan B, meninggalkan kelas lama … tujuh F.  Di sini aseli harus mulai beradaptasi lagi soalnya hanya ada beberapa teman yang sudah dikenal, selebihnya asing … meskipun sering liat dan denger nama mereka. Dan yang bikin paling syok saat masuk kelas ini adalah, cowok yang pernah nyatain cintanya sama aku ada juga di sini. Aseli mati kutu, kepingin kabur aja rasanya. Nggak tahaaaaan … lebih parahnya lagi sekelas juga sama oh my first love dan kalian nggak perlu tahu siapa orangnya. Udah nggak penting lagi, meskipun nyatanya sosok dia masih membayangi. Si hitam manis … ngek. Kelompok Kimia, aku masih inget sama muka kalian … ya muka kalian pas SMP sih. Paling yang masih inget banget ya Asta, Novita, sama Trisyeh Dulu … iya dulu! Dulu banget, udah lama … udah sepuluh tahun yang lalu. Aku seneng banget waktu sekelompok sama dia, walaupun dia jutek banget! banget! kebangetan! Ah sudahlah gilang, lupakan dia! Lupakan!  Kelas delapan angkatan aku ini paling terkenal loh dikalangan guru-guru, terutama guru BP. Wali kelasnya aja sampai angkat tangan, pusing ngurusin kita. Pernah sekali guru BP dateng ke kelas dan ngadain razia hape, barang elektronik terlarang buat para murid. Kebetulan hari itu para siswi kelas delapan B bawa hape ke sekolah, hari terkelam sedunia deh hari itu. Paling horror … karena aku juga bawa hape ke sekolah. Hahaha  Nggak inget ini kelompok apaan, blank. Yang pasti inget sih kalau muka-mukanya (muka pas SMP) nggak tahu kalau sekarang. Kelas delapan adalah saat-saat di mana aku masih suka Matematika, suka banget malah. Tapi di kelas delapan tetep aja nggak bisa rangking satu. Malah semester dua merosot banget jadi rangking lima. Mana raport harus di ambil sama Mama lagi -,- malu-maluin. Padahal semester satu masih dapet rangking dua. Di kelas ini aku punya temen deket yang punya keunikan masing-masing. Pertama ada Asta, berasal dari kelas tujuh D, udah kenal sih sebelumnya … tapi belum terlalu kenal juga. Nah loh? gimana maksudnya? Oke … Asta ini temen sekelasnya Siti, Ely, Opik, sama Sandy di kelas tujuh D. Dia temen sebangku sekaligus orang yang hari, bulan sama tahun kelahirannya sama. Cuma beda jamnya aja. Dia baik, ramah, nyenengin dan friendly banget lah pokoknya. Di antara tumpukan biodata ini, salah satunya pasti punya kalian … ya, kalian yang ngasih biodata ke aku tentunya. Dua, namanya Sintia, panggil aja Tia, dia wakil KM. Dulu sih agak tomboy tapi sekarang wow, feminim banget aseli, cantik deh! terakhir ketemu di angkot waktu aku pulang dari Bandung … kapan ya? Sekitar 2012 atau 2013 mungkin, lupa spesifiknya kapan. Dia ini si rangking satu, orangnya aktif menjawab pertanyaan yang dikasih sama guru dan rata-rata jawabannya bener. Asalnya dari kelas tujuh A. Baca Juga : Tentang Kelas VII F Angkatan 2008 Tiga, si mungil yang satu ini namanya Mia. Rambutnya bergelombang dan tebal. Cewek yang selalu keliatan ceria sepanjang hari. Senyumnya manis banget, bikin semangat yang ngeliat … menurut aku sih. asalnya dari kelas tujuh G, tetanggaan sama tujuh F. Empat, Kulitnya hitam manis … namanya Novita, dia ini tingkat keisengannya lumayan. Dan teman sebangkunya Sri, cewek yang pendiem banget. Berbanding terbalik sama Vita. Mereka duduk di depan bangku-ku. Aku duduk dibangku paling belakang baris kedua …

Read More

Tentang Kelas VII F Angkatan 2008

Juli 2005, pertama kalinya mengenakan seragam putih biru. Aku termasuk ke dalam kelas VII F SMPN N 1 Nagreg, kelas yang selama beberapa bulan selalu masuk siang. Maklum saat itu ruangan kelasnya masih terbatas, masih dalam tahap pembangunan. Kelas kami jelas menempati kelas sembilan F, di mana harus berbagi dinding untuk menempel organigram dan jadwal piket. Nggak enaknya ya si junior jelas harus ngepel setelah pake kelas senior. Pulangnya selalu sore. Tapi setelahnya kita punya kelas sendiri. Kelas tujuh F itu letaknya persis di samping perpustakaan dan di seberang Lab Biologi. Ada tanah kosong mirip rawa yang menjadi pemisah.   kumpulan biodata Di kelas dan sekolah ini ada banyak murid kelas tujuh yang wajah dan namanya sudah tidak asing lagi. Mau tahu kenapa? Karena kita pernah bertemu di masa lalu. Tahun 2004, kelas lima SD … Panti Sosial Petirahan Anak (PSPA) Cisurupan Garut-lah yang mempertemukanku dengan mereka. Selain itu kegiatan PRAMUKA se-kecamatan pun menjadi peran pendukung. Di kelas tujuh F sendiri ada Erni yang sering dipanggil Ian atau Dora (Yup, dulu jamannya kartun Dora) dan akhirnya panggilan Mamih lah yang melekat hingga saat ini, ada juga Didin yang nggak pernah berubah … Selalu berhasil membuat orang tertawa dengan guyonannya. Ada juga Egi, ketua kelas yang nama lengkapnya susah buat disebutin sama guru Dia musuh dalam hal ngeledek pake nama bapak yang akhirnya aku bales juga. Dosa banget ya ngeledek pake nama bapak sendiri.  Inget dong sama “A*** show di TPI” dan dibales pake “Undang-Undang.” Ada juga Dian, Sri dan Opik yang nggak banyak berubah. Di kelas ini aku sekelas lagi sama Handi, Hamdani dan Dian Efriana, temen SD … Satu desa pula. Sayangnya nggak ada temen SD yang cewek di kelas ini. Aku sebangku sama Sofa, cewek berkerudung yang kulitnya putih banget, jadi semacam kopi susu kalau sebelahan sama dia. Soalnya pas SMP itu kulitku masih item pake banget.  Baca Juga : Tentang Kelas IX F Angkatan 2008 Nggak banyak yang aku inget pas kelas tujuh yang pasti kelas ini suka di datengin sama guru BP juga, nggak jauh beda sama delapan B yang aku posting kemarin. Kita punya guru Matematika yang sedang mengandung. Ibu yang satu ini aslinya baik cuma agak cerewet aja sedikit, hee. Ya sebelas dua belas sama guru bahasa Indonesia, ibu L***. Bapak wali kelas kita cenderung cuek sih, tapi tetep baik … Pak N****g. Saking cueknya raport aja cuma berisikan angka tanpa keterangan. Hihihi piss pak. Selain itu kita punya guru Ekonomi yang baik hati dan berkumis lumayan tebal, kemarin pas kuliah aku punya dosen dengan nama dan wajah yang hampir mirip dengan beliau. Aku paling suka pelajaran komputer, apalagi gurunya kece dong ngoahaha. Ganteng! Suer deh! Dan ternyata bapak ganteng itu akrab banget loh sama kakak. Kalau udah masuk lab, paling suka deh maen Mario bross, zuma atau wants to be a milionare … Kursi panas. Yang akhirnya game-game itu di hapus dari komputer. Kalau masuk lab sepatu wajib di buka. Akibatnya pas selesai belajar, pasti ada sepatu yang talinya di kaitkan dengan sepatu milik orang lain, kadang ada juga sepatu yang udah duduk manis di batang pohon. Biasa lah kerjaan orang iseng, kadang aku juga begitu. =======================================      | Ade Andi | Amelia Contesa | Angga Hermawan | Angga Kusuma | Arip Sanusi | Cecep Sobari | Desi Sahertiani | Dian Armed Diansyah | Dian Efriana | Didin Maulana  | Dini Haryati | Elvin Pratama | Enden Ayu Sartika | Erni Mardiana | Gilang Maulani | Gungun Daeri  | Hamdani | Handi Mulyana | Heru Mulyadi   | Iis Hanidah  | Imam Taupik | Irma Yulianti | Irpan Supriadi | Ita Rosita | Kamal …

Read More